WTON Genjot Kinerja: Strategi Efisiensi dan Ekspansi Wijaya Karya Beton

Img AA11yun9

JAKARTA – PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) tengah menghadapi tantangan perlambatan di pasar konstruksi. Namun, emiten produsen beton pracetak ini tidak tinggal diam, seraya menyiapkan berbagai strategi antisipatif demi menjaga kinerja dan menghindari potensi kerugian sepanjang tahun ini.

Syailendra Ogan, Direktur Keuangan, Human Capital, & Manajemen Risiko WTON, mengungkapkan bahwa kontraksi pasar telah terasa sejak awal 2025. Kondisi ini tercermin jelas dari rapor kinerja semester I-2025 perseroan, di mana pendapatan usaha WTON tergerus 28,64% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 1,57 triliun. Lebih mencolok lagi, laba bersih perseroan anjlok drastis hingga 98,75% YoY, menyisakan hanya Rp 200,51 juta.

Untuk memulihkan margin laba di tengah tekanan ini, WTON telah mengambil langkah sigap dengan menekan biaya produksi secara agresif. Syailendra menjelaskan bahwa meskipun utilisasi pabrik turun signifikan menjadi 34% pada tahun ini—yang seharusnya memicu inefisiensi mendalam—perseroan berhasil mengatasinya berkat berbagai inisiatif penghematan di lini produksi. Selain efisiensi pada harga pokok penjualan (HPP), WTON juga memangkas biaya usaha guna mendongkrak kembali margin laba bersih, sebagaimana disampaikan dalam paparan publik pada Selasa (9/9/2025).

Membidik Peluang dari Program Pemerintah dan Ekspansi Global

Di tengah tantangan pasar, WTON aktif membidik peluang peningkatan demand dari berbagai program pemerintah. Dua inisiatif utama yang menjadi target perseroan adalah proyek Giant Sea Wall dan program tiga juta rumah. WTON memiliki rekam jejak yang kuat dalam proyek sejenis, di mana perseroan telah berkontribusi besar dalam pasokan tiang pancang beton untuk tanggul laut National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di Jakarta. Syailendra menegaskan, Giant Sea Wall tentu menjadi prioritas sasaran.

Meski demikian, Syailendra menyoroti adanya perbedaan skema pendanaan antara NCICD yang didanai pemerintah daerah dan Kementerian PUPR, dengan proyek Giant Sea Wall yang sejauh ini direncanakan untuk digarap oleh pihak swasta. Tak hanya itu, WTON juga membidik potensi dari program tiga juta rumah, dengan menyiapkan produk inovatif berupa rumah pracetak yang dirancang untuk dapat diselesaikan dalam waktu sekitar dua minggu. Kendati proyek infrastruktur belum sepenuhnya menjadi prioritas utama dan anggarannya masih mengalami pengurangan, perseroan optimis dengan adanya harapan kenaikan pagu indikatif Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di tahun depan.

Tidak hanya pasar domestik, WTON juga gencar melaksanakan ekspansi ke pasar global. Saat ini, perseroan tengah aktif menggarap proyek MRT di Manila, Filipina, yang mendapatkan dukungan pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Asian Development Bank (ADB). Proyek tersebut telah mencapai tahap pengerjaan paket CP102 untuk terowongan, dan WTON tengah intens mengikuti proses tender untuk dua paket terowongan lainnya.

Syailendra mengungkapkan optimismenya untuk dapat memenangkan tender paket-paket berikutnya. “InsyaAllah didapatkan. Kita akan menyuplai bantalan beton juga, jadi mungkin sampai 2027 ada beberapa paket,” ujar Syailendra. Secara keseluruhan, proyek MRT Manila ini terdiri dari sembilan paket tender yang dilaksanakan secara bertahap, memberikan prospek jangka panjang bagi kontribusi WTON di kancah internasional.

Ringkasan

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) menghadapi perlambatan pasar konstruksi sejak awal 2025, yang berdampak pada penurunan pendapatan 28,64% dan anjloknya laba bersih hingga 98,75% pada semester I-2025. Untuk mengatasi tekanan ini, WTON agresif menekan biaya produksi dan biaya usaha, serta membidik peluang dari program pemerintah seperti proyek Giant Sea Wall dan program tiga juta rumah dengan menawarkan rumah pracetak.

Selain fokus domestik, WTON juga gencar melakukan ekspansi ke pasar global, salah satunya dengan menggarap proyek MRT di Manila, Filipina, yang didukung pendanaan JICA dan ADB. Saat ini, perseroan mengerjakan paket CP102 dan optimis dapat memenangkan tender dua paket terowongan berikutnya, berpotensi menyuplai bantalan beton hingga tahun 2027. Proyek MRT Manila yang terdiri dari sembilan paket tender ini memberikan prospek jangka panjang bagi WTON di kancah internasional.

You might also like