Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Menguat, Investor Abaikan Sinyal Hawkish dari The Fed

MNCDUIT.COM NEW YORK. Pasar saham Wall Street menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada perdagangan Senin (29/9/2025). Indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil menguat, memulai pekan yang berpotensi penuh gejolak dengan pijakan yang cukup solid. Para investor tampak mengabaikan pernyataan bernada hawkish dari salah satu pejabat Federal Reserve sembari menimbang dampak dari potensi penutupan pemerintahan Amerika Serikat.

Mengutip laporan dari Reuters, pada pukul 10:03 pagi waktu ET, indeks Dow Jones Industrial Average sedikit melemah 17,64 poin atau 0,04%, berada di level 46.228,17. Sementara itu, S&P 500 melonjak 25,48 poin atau 0,38% ke level 6.669,18, dan Nasdaq Composite memimpin penguatan dengan kenaikan 178,39 poin atau 0,79%, mencapai 22.662,67.

Sektor teknologi di S&P 500 menjadi pendorong utama, dengan penguatan sekitar 1%. Saham-saham chip terkemuka menunjukkan performa impresif; Nvidia menguat 2,8% dan Micron Technology naik 4,9%. Demikian pula, saham Lam Research melonjak 2,6% setelah Deutsche Bank menaikkan peringkat perusahaan pembuat chip tersebut dari “hold” menjadi “buy“, memberikan sentimen positif yang signifikan.

Pergerakan positif di Wall Street ini merupakan kelanjutan dari penguatan pada hari Jumat sebelumnya. Kala itu, data inflasi yang sesuai ekspektasi pasar kembali menghidupkan harapan akan penurunan suku bunga, meskipun secara keseluruhan ketiga indeks utama mengalami penurunan sepanjang minggu tersebut.

Beth Hammack, seorang pejabat dari Federal Reserve Cleveland yang dikenal dengan pandangan hawkishnya dan bukan anggota pemilih kebijakan tahun ini, menegaskan bahwa bank sentral perlu mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk mengendalikan inflasi. Namun, narasi pasar menunjukkan optimisme yang berbeda, di mana para pedagang memperkirakan probabilitas sebesar 91,4% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya.

Kini, fokus utama investor beralih pada kebuntuan antara Partai Republik dan Demokrat terkait pendanaan pemerintahan, yang telah meningkatkan kemungkinan terjadinya penutupan pemerintah AS (government shutdown). Jika tidak ada kesepakatan, penutupan ini diperkirakan akan dimulai pada hari Rabu (1/10/2025), yang merupakan hari pertama tahun fiskal 2026 pemerintah AS.

Menanggapi kekhawatiran ini, Mel Casey, manajer portofolio senior di FBB Capital Partners, berpendapat, “Saya rasa penutupan pemerintah bukanlah skenario kiamat. Ini justru bisa menjadi peluang bagi Partai Republik untuk mendorong lebih banyak pemotongan anggaran pemerintah.” Namun, beberapa analis lain memperingatkan bahwa penutupan pemerintah dapat menghambat rilis data ekonomi penting, termasuk laporan penggajian non-pertanian yang dijadwalkan pada hari Jumat, sehingga berpotensi mengaburkan prospek pasar.

Sepanjang hari, investor juga akan mencermati komentar dari beberapa pembuat kebijakan Fed lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencari tanda-tanda kekhawatiran terkait potensi hilangnya visibilitas ekonomi jika penutupan pemerintah benar-benar terjadi.

Di luar indeks utama, beberapa saham menunjukkan pergerakan menarik. Saham perusahaan terkait ganja yang terdaftar di AS melonjak signifikan, di antaranya Canopy Growth naik 16,3%, Cronos Group menguat 11,6%, dan Tilray Brands melambung 36,1%. Kenaikan ini dipicu setelah Donald Trump pada hari Minggu membagikan video yang mempromosikan manfaat kesehatan cannabidiol yang berasal dari rami.

Sementara itu, saham Electronic Arts naik 4,8% setelah perusahaan tersebut setuju untuk menjadi perusahaan tertutup dalam kesepakatan senilai $55 miliar. Saham Western Digital mencapai rekor tertinggi dan terakhir naik 9,2%, memuncaki indeks acuan, setelah setidaknya dua perusahaan pialang menaikkan target harga mereka untuk produsen produk penyimpanan data tersebut. Hal serupa terjadi pada saham Seagate Technology yang juga mencapai rekor tertinggi dan naik 7,1%, menyusul peningkatan target harga dari setidaknya dua perusahaan pialang.

You might also like