Wall Street Menguat, Data Ekonomi dan Laporan Keuangan Kuat Redam Kekhawatiran

MNCDUIT.COM NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) berhasil mengakhiri perdagangan pada hari Rabu (5 November 2025) dengan catatan positif. Sentimen pasar didorong oleh data ekonomi yang menggembirakan dan laporan keuangan kuartal ketiga yang umumnya melampaui ekspektasi. Kenaikan ini sedikit meredakan kekhawatiran investor mengenai valuasi saham teknologi yang dinilai sudah terlalu tinggi.

Tiga indeks utama Wall Street bergerak searah, mencatatkan kenaikan. Sektor teknologi dan saham-saham berbasis kecerdasan buatan (AI) tampil sebagai penggerak utama pasar. Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average naik 225,76 poin atau 0,48% ke level 47.311. Indeks S&P 500 menguat 24,74 poin atau 0,37% menjadi 6.796, sementara Nasdaq Composite melonjak 151,16 poin atau 0,65% ke 23.499.

Wall Street Bergerak Variatif, Investor Fokus pada Data Tenaga Kerja Swasta

Meskipun demikian, laju kenaikan sempat tertahan setelah CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, mengingatkan para pelaku pasar bahwa harga aset saat ini sudah berada di level yang tinggi dan pasar masih rentan terhadap koreksi. Reli saham-saham teknologi yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah mendorong pasar ke rekor tertinggi, memicu perdebatan tentang valuasi yang sudah overvalued.

Kekhawatiran ini mencapai puncaknya sehari sebelumnya ketika S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan harian terbesar sejak 10 Oktober. Walaupun demikian, banyak investor melihat koreksi tersebut sebagai momentum yang wajar untuk merealisasikan keuntungan.

“Valuasi yang tinggi memang alasan yang masuk akal untuk khawatir, dan koreksi sebesar 10% hingga 15% bisa saja terjadi kapan saja,” ungkap Oliver Pursche, Senior Vice President Wealthspire Advisors di New York. “Namun, banyak investor yang yakin bahwa setiap penurunan akan bersifat sementara, sehingga mereka cenderung untuk membeli saat harga terkoreksi.”

Dari sisi data ekonomi, laporan ADP menunjukkan adanya penambahan 42.000 tenaga kerja di sektor swasta pada bulan Oktober. Angka ini mengindikasikan pemulihan yang moderat, meskipun beberapa sektor masih melakukan pemangkasan tenaga kerja. Sementara itu, sektor jasa AS terus menunjukkan pertumbuhan, meskipun menghadapi biaya input tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir.

Wall Street Koreksi Tajam, Isu Gelembung AI Kembali Mencuat

Ketidakpastian politik turut mewarnai dinamika pasar. Mahkamah Agung AS saat ini sedang meninjau legalitas tarif impor yang diberlakukan di era Presiden Trump. Keputusan ini memiliki implikasi signifikan terhadap hubungan perdagangan global.

Sebagai respons, Beijing mencabut sebagian tarif balasan terhadap produk-produk AS. Namun, mereka tetap mempertahankan bea masuk sebesar 10% dan tarif 13% untuk impor kedelai dari AS.

Musim laporan keuangan kuartal ketiga yang sedang berlangsung memberikan sentimen positif tambahan bagi pasar. Hingga saat ini, 379 perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 telah merilis laporan keuangan mereka, dengan 83% di antaranya berhasil melampaui ekspektasi para analis.

Data dari LSEG menunjukkan bahwa proyeksi pertumbuhan laba agregat S&P 500 untuk periode Juli–September mencapai 16,2% secara tahunan. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 8%.

“Pendapatan, laba, dan proyeksi perusahaan sejauh ini sangat kuat, meskipun ekonomi menghadapi tantangan berupa pelemahan tenaga kerja dan ketidakpastian yang disebabkan oleh tarif,” kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel di Virginia. “Biasanya, bulan November dan Desember merupakan periode yang positif bagi pasar. Dengan momentum yang ada saat ini, saya tidak melihat alasan untuk bersikap pesimis.”

Wall Street Tertekan Setelah Bank-Bank Besar Mengeluarkan Peringatan Risiko

Beberapa saham mencatatkan pergerakan yang cukup signifikan. McDonald’s melonjak 2,2% setelah melaporkan penjualan toko yang lebih baik dari perkiraan, didorong oleh menu hemat yang diminati konsumen. Amgen naik tajam 7,8% berkat laba yang melampaui ekspektasi, sementara Johnson Controls melesat 8,8% setelah merilis proyeksi laba tahun 2026 yang lebih tinggi dari perkiraan.

Sebaliknya, saham Humana anjlok 6% dan Bank of America turun 2%. Saham Super Micro Computer bahkan merosot 11,3% akibat hasil keuangan yang kurang memuaskan.

Di bursa NYSE, jumlah saham yang menguat lebih banyak daripada saham yang melemah dengan rasio 2,09 banding 1. Aktivitas perdagangan mencapai 19,17 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20,96 miliar saham selama 20 hari terakhir.

Kenaikan di Wall Street ini menandai kembalinya optimisme investor setelah aksi jual yang cukup tajam sebelumnya, dengan dukungan kuat dari fundamental ekonomi dan kinerja laba korporasi yang meyakinkan.

You might also like