 
             
						MNCDUIT.COM NEW YORK. Kabar baik menghampiri Wall Street! Indeks-indeks utama melesat ke rekor tertinggi pada pembukaan perdagangan Senin (27/10/2025), didorong oleh optimisme seputar potensi gencatan senjata antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Sentimen positif ini juga diperkuat oleh pekan yang sibuk dengan rilis laporan pendapatan dari perusahaan-perusahaan teknologi raksasa (Big Tech) dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Mengutip Reuters, pada pukul 09.30 ET, Dow Jones Industrial Average melonjak 315,67 poin atau 0,67% ke level 47.530,09. S&P 500 juga tak kalah gemilang, naik 63,83 poin atau 0,92% ke level 6.856,09. Sementara itu, Nasdaq Composite mencatat kenaikan paling signifikan, yaitu 335,24 poin atau 1,45% ke level 23.544,00.
Momentum positif ini tak lepas dari antisipasi pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping yang dijadwalkan pada hari Kamis (30/10/2025). Sebelumnya, para negosiator dari kedua negara telah menyusun kerangka kesepakatan untuk mengakhiri eskalasi tarif Amerika dan kontrol ekspor tanah jarang Tiongkok.
Saham-saham perusahaan pertambangan tanah jarang AS justru mengalami pelemahan. Saham MP Materials turun 4,4%, USA Rare Earth merosot 6,1%, dan Trilogy Metals yang terdaftar di NYSE terkoreksi 5%.
Menariknya, indeks ketakutan Wall Street, VIX, menyentuh titik terendah dalam satu bulan. Volatilitas pasar ini sempat mencapai puncaknya sejak April, ketika Trump memberlakukan tarif yang disebut sebagai “Hari Pembebasan.”
Di sisi lain, saham-saham perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS justru bergairah dalam perdagangan pra-pasar. Alibaba Group Holding dan JD.com masing-masing naik sekitar 3%. PDD Holdings menguat 2%, dan Baidu melonjak 5,1%.
Pekan sebelumnya, S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan kenaikan mingguan terbesar sejak Agustus, berkat data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini semakin memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dari bank sentral pada hari Rabu.
Investor akan mencermati dengan seksama setiap komentar yang disampaikan oleh Ketua Fed Jerome Powell, terutama terkait sinyal penurunan suku bunga lebih lanjut pada bulan Desember. Apalagi, penutupan pemerintahan yang sedang berlangsung dapat mengganggu rilis data ekonomi utama.
Jordan Rizzuto, CIO di GammaRoad Capital Partners, berpendapat bahwa minimnya data inflasi resmi akan mendukung reli dalam waktu dekat. Kebijakan moneter diperkirakan akan beroperasi dengan ketidakpastian yang meningkat menjelang tahun baru.
Laporan Keuangan Jadi Sorotan
Minggu ini menjadi puncak musim laporan keuangan, dengan lebih dari 170 perusahaan dijadwalkan untuk merilis kinerja keuangan mereka. Perhatian utama tertuju pada sektor Big Tech.
Laba dari perusahaan-perusahaan raksasa “Magnificent Seven,” seperti Microsoft, Apple, Alphabet, Amazon, dan Meta, akan menjadi tolok ukur bagi valuasi Wall Street yang tinggi, daya tahan reli, dan potensi jangka panjang dari investasi besar di bidang kecerdasan buatan.
Ketujuh perusahaan megacap tersebut secara kolektif menyumbang hampir 35% dari indeks acuan S&P 500. Saat ini, pertumbuhan laba kuartal ketiga diperkirakan mencapai 10,4% year-on-year (yoy), lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 8,8%, menurut data LSEG.
Rizzuto menambahkan bahwa jika ekonomi melemah secara signifikan, kekhawatiran tentang tekanan inflasi dapat mereda. Namun, hal ini juga dapat memberikan tekanan pada pertumbuhan laba, yang perlu mengimbangi ekspansi valuasi untuk mempertahankan reli hingga tahun 2026.
Dalam perdagangan pre market, saham-saham perusahaan Argentina yang terdaftar di AS melonjak setelah kemenangan pemilihan Presiden Javier Milei.
Saham YPF melonjak 31%, sementara saham Grupo Supervielle naik 38%. Saham Banco Macro dan Banco BBVA Argentina masing-masing naik 40%, dan saham Grupo Financiero Galicia menguat 39%.
Wall Street mencetak rekor tertinggi pada pembukaan perdagangan Senin, 27 Oktober 2025, didorong optimisme kesepakatan dagang potensial antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Indeks-indeks utama seperti Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite semuanya melonjak signifikan. Sentimen positif ini juga diperkuat oleh rilis laporan pendapatan perusahaan teknologi raksasa (Big Tech) dan ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve. Antisipasi pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping, yang diharapkan menyusun kerangka kesepakatan, turut memicu momentum pasar.
Meskipun saham perusahaan pertambangan tanah jarang AS mengalami pelemahan, saham perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS justru menunjukkan penguatan dalam perdagangan pra-pasar. Pekan ini menjadi puncak musim laporan keuangan, dengan perhatian tertuju pada kinerja “Magnificent Seven” yang krusial bagi valuasi pasar dan potensi investasi AI. Selain itu, data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh bank sentral, dengan investor menanti sinyal penurunan suku bunga lebih lanjut dari Ketua Fed Jerome Powell.