Trump akan Bertemu Netanyahu di Gedung Putih, Bahas Rencana Damai Gaza

Img AA1Nb64d

Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada hari Senin (29/9) atau Selasa (30/9) dinihari.

Trump akan mendorong proposal perdamaian Gaza setelah sejumlah pemimpin Barat menerima status negara Palestina, berbeda posisi dengan Amerika dan Israel.

Trump mengatakan bahwa ia mengharapkan persetujuan Netanyahu mengenai rencana mengakhiri konflik di Gaza serta membebaskan sandera yang tersisa.

“Kami mendapat respons yang sangat baik karena Bibi (panggilan Netanyahu) juga ingin mencapai kesepakatan itu,” kata Trump pada Minggu (28/9) dikutip dari Reuters.

Baca juga:

  • 20 Ribu Pasukan Indonesia: Kunci Perdamaian di Gaza?

Politikus Partai Republik itu juga memuji pemimpin Arab Saudi, Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Yordania atas bantuan mereka menuju kesepakatan. Trump juga mengatakan, perdamaian ini bertujuan untuk mendamaikan Timur Tengah.

“Gaza adalah bagian darinya. Tapi ini adalah perdamaian di Timur Tengah,” katanya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (REUTERS/Ronen Zvulun) 

Sebelumnya, rencana perdamaian berisi 21 poin beredar di kalangan sejumlah negara Arab dan Muslim di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, dalam poin-poin tersebut, terdapat rencana pembebasan semua sandera baik yang masih hidup maupun tewas, rencana dialog baru antara Israel dan Palestina, hingga penghentian serangan Israel ke Qatar.

Qatar sebelumnya meradang karena Israel menyerang pemimpin Hamas di Doha, ibu kota negara tersebut. Trump juga mengkritik langkah tersebut dan meminta Israel berhati-hati.

Dikutip dari BBC, beberapa poin yang kabarnya telah disepakati adalah pembebasan sandera dalam waktu 48 jam. Sebagai gantinya, Israel membebaskan ratusan tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup.

Selain itu, semua struktur militer Hamas akan dihancurkan dan tak akan memiliki peran di Gaza pada masa depan. Sedangkan anggota Hamas yang berkomitmen pada perdamaian ditawarkan amnesti dan jalur aman keluar Gaza.

Selain itu, militer Israel (IDF) akan secara bertahap menarik diri dari Gaza. Wilayah tersebut akan diperintah oleh pemerintahan transisi untuk sementara.

Militer Israel melancarkan operasi di Gaza sebagai respons atas serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Setidaknya 66.055 orang telah tewas dalam serangan Israel di Gaza.

You might also like