
MNCDUIT.COM Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diproyeksikan berpotensi menguat pada perdagangan Selasa, 16 September 2025. Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menilai sentimen positif dari domestik akan menjadi pendorong utama penguatan tersebut, bahkan berpeluang menguji level 7.970 hingga 8.020.
Optimisme pasar ini terutama bersumber dari kebijakan pemerintah terkait paket stimulus ekonomi yang telah lama dinanti. Paket bertajuk 8+4+5 tersebut secara cermat diamati oleh para pelaku pasar sebagai katalisator potensial bagi pertumbuhan ekonomi dan kinerja bursa saham di Tanah Air.
Secara lebih rinci, paket stimulus ekonomi 8+4+5 mencakup 8 program akselerasi yang akan digulirkan pada tahun 2025, 4 program pemerintah yang merupakan kelanjutan inisiatif di tahun 2026, serta 5 program yang secara spesifik dirancang untuk penyerapan tenaga kerja. Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor perekonomian.
Fokus utama untuk tahun 2025 adalah delapan program akselerasi yang dialokasikan dengan total anggaran mencapai Rp16,23 triliun. Angka fantastis ini diperkirakan akan mendapat apresiasi positif dari pasar dalam jangka pendek, menciptakan euforia dan mendorong aktivitas investasi. Namun demikian, keberhasilan jangka menengah dan panjang dari inisiatif ini akan sangat bergantung pada efektivitas implementasi dan dampaknya terhadap pendorong pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Selain sentimen domestik, kondisi pasar global juga turut memengaruhi pergerakan IHSG. Dari Amerika Serikat, pelaku pasar hampir meyakini Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuannya pada Rabu, 17 September 2025, waktu setempat. Keyakinan ini diperkuat oleh tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja AS, yang berpotensi memicu bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya.
Di sisi lain, dinamika hubungan AS-China juga menjadi sorotan. Para pejabat tinggi dari kedua negara telah memasuki hari kedua pertemuan pada Senin, 15 September 2025, membahas isu-isu krusial seperti tarif perdagangan dan batas waktu penjualan media sosial populer milik China, TikTok. Presiden AS Donald Trump dilaporkan menyatakan bahwa pertemuan tersebut berjalan positif, mengindikasikan potensi resolusi atau kemajuan dialog yang dapat mengurangi ketegangan geopolitik.
Dari kawasan Eropa, perhatian pelaku pasar tertuju pada data ekonomi yang dirilis. Tingkat pengangguran di Inggris untuk bulan Juli 2025 diperkirakan stabil di level 4,7 persen. Sementara itu, Jerman akan merilis data ZEW Economic Sentiment Index September 2025 yang diperkirakan mengalami penurunan ke level 25 dari 34,7 pada Agustus 2025. Penurunan ini sebagian besar disinyalir akibat kekecewaan terhadap kesepakatan perdagangan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat, mencerminkan ketidakpastian dalam prospek ekonomi regional.
Kinerja bursa saham global pada perdagangan Senin, 15 September 2025, juga memberikan gambaran optimisme. Bursa saham Eropa mayoritas ditutup menguat; Euro Stoxx 50 melonjak 0,94 persen, indeks DAX Jerman naik 0,21 persen, dan indeks CAC Prancis menguat 0,92 persen. Hanya indeks FTSE 100 Inggris yang menunjukkan sedikit pelemahan sebesar 0,07 persen.
Senada dengan Eropa, bursa saham AS di Wall Street juga mengakhiri perdagangan Senin dengan penguatan. Indeks S&P 500 naik 0,47 persen ke level 6.615,31, diikuti oleh indeks Nasdaq Composite yang melonjak 0,94 persen ke 22.348,75. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average menguat tipis 0,11 persen atau setara 220,42 poin, ditutup pada level 45.884,19. Performa pasar global yang positif ini diharapkan dapat turut menopang pergerakan IHSG di hari berikutnya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan menguat pada perdagangan 16 September 2025, terutama didorong oleh sentimen positif domestik. Optimisme pasar bersumber dari paket stimulus ekonomi 8+4+5 pemerintah yang mencakup delapan program akselerasi di tahun 2025 dengan anggaran Rp16,23 triliun, empat program lanjutan di 2026, serta lima program penyerapan tenaga kerja. Langkah-langkah ini diharapkan menjadi katalisator potensial bagi pertumbuhan ekonomi dan kinerja bursa saham.
Selain sentimen domestik, kondisi pasar global juga turut memengaruhi pergerakan IHSG dengan sentimen positif. Pelaku pasar hampir meyakini Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga acuannya pada 17 September 2025, dan pertemuan pejabat tinggi AS-China menunjukkan perkembangan positif. Kinerja bursa saham global, baik di Eropa maupun Wall Street, pada 15 September 2025 mayoritas ditutup menguat, diharapkan dapat menopang IHSG.