Simak arah IHSG pekan ini jelang potensi pemangkasan bunga The Fed

Img AA1JSf2m

MNCDUIT.COM JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal dipengaruhi oleh hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC). Di mana, The Fed diproyeksikan berpotensi memangkas suku bunga acuannya. 

Pengamat Pasar Modal & Co-Founder Pasar Dana Hans Kwee menuturkan walaupun data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dirilis pasca penutupan pemerintah 43 hari cukup beragam, tetapi tetap mendukung pemangkasan bunga 25 basis point (bps). 

Hans mencermati probabilitas pemotongan bunga Desember 2025 tetap tinggi, naik signifikan hanya dalam satu bulan terakhir. Pelaku pasar menantikan komentar pejabat the Fed pasca pertemuan Desember 2025. 

IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas pada Senin (8/12/2025), Cek Rekomendasi Sahamnya

“The Fed berpotensi memotong bunga sebesar 25 bps, tetapi pasar sudah price in kebijakan ini,” kata Hans kepada KONTAN, Minggu (7/12/2025). 

Hal tersebut telah tercermin pada pergerakan IHSG yang terus mencetak rekor tertinggi baru, bahkan menembus level psikologis baru. Pada akhir perdagangan Jumat (4/12), IHSG parkir di level 8.632,716. 

Dalam sepekan terakhir, IHSG mampu menguat 1,46%. Penguatan tersebut turut didorong oleh aliran dana asing. Di mana, dalam sepekan terakhir asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1,09 triliun di seluruh pasar. 

Setali tiga uang, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan tren penguatan indeks masih ditopang kombinasi faktor global. Di mana, probabilitas pemangkasan pemangkasan suku bunga The Fed naik di atas 85%. 

Menurutnya, optimisme investor kini banyak dipengaruhi ekspektasi kebijakan moneter AS yang lebih dovish. Sentimen tersebut diperkuat oleh inflasi AS yang kembali berada di bawah 3% serta melemahnya pasar tenaga kerja. 

“Penguatan IHSG sangat dipengaruhi oleh sentimen positif dari optimisme pemangkasan suku bunga The Fed, apalagi peluangnya di atas 85%,” kata Nafan.

Selain faktor eksternal, data makro domestik yang akan dirilis, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel yang diproyeksi memberi dukungan tambahan terhadap pergerakan pasar.

Nafan juga menyoroti dinamika IPO yang meningkat menjelang akhir tahun, yang berpotensi mendorong kapitalisasi pasar. Menurut dia, gelaran IPO akan menjadi pendorong bagi IHSG. 

“Berbagai sentimen positif ini turut membuka peluang terjadinya window dressing dan Santa Claus Rally. Mengingat tren historis IHSG yang cenderung bullish dalam 25 tahun terakhir,” ucapnya. 

IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas, Cermati Saham Rekomendasi Analis, Senin (8/12)

Namun sebelum bisa lanjut menguat sampai akhir tahun, IHSG rawan mengalami koreksi pada pekan ini. Lantaran, IHSG sudah melaju cukup kencang sejak awal Desember 2025. 

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila memproyeksikan, IHSG rawan mengalami koreksi akibat aksi profit taking. Untuk itu, dia menyarankan investor agar waspada.  

“Waspada akan ada profit taking terlebih dahulu karena pasar juga akan mencermati potensi penurunan suku bunga acuan AS yang probabilitas penurunannya semakin besar,” tutur Indy.

Dia memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran 8.500–8.600 untuk sepekan ke depan. Senada, Hans juga memperkirakan IHSG akan konsolidasi melemah dengan support di level 8.591–8.493 dan resistance di level 8.689–8.750.

Sementara, Nafan memproyeksikan IHSG akan menguji support di level 8.600–8.553 dalam sepekan dengan resistance di 8.666–8.706. Adapun saham pilihannya jatuh pada ANTM, ARCI, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BRMS, BRPT, ELSA, EMTK, ENRG, JPFA, MEDC, MYOR, PGAS, SCMA, UNVR. 

You might also like