SIDO Optimis: Target Laba & Penjualan Sido Muncul Naik 5% di 2025

Img AA1EbeBm

MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menetapkan target ambisius untuk mendongkrak kinerja keuangan, dengan membidik pertumbuhan penjualan dan laba bersih di atas 5% hingga akhir tahun 2025. Optimisme ini muncul di tengah tantangan kinerja pada paruh pertama tahun ini.

Untuk merealisasikan target tersebut, Direktur Utama SIDO, David Hidayat, memaparkan strategi komprehensif perusahaan. Fokus utama mencakup penguatan penetrasi pasar untuk produk-produk baru dan unggulan, peningkatan efisiensi biaya operasional, serta perluasan jangkauan ke pasar internasional.

“Fokus ekspansi kami adalah mengakselerasi pertumbuhan berbasis volume melalui perluasan dan optimalisasi distribusi di sektor modern trade dan general trade. Selain itu, kami juga akan meluncurkan produk-produk baru yang menyasar segmen konsumen muda yang sadar akan kesehatan, serta secara agresif memperluas ekspor,” jelas David kepada Kontan, Jumat (1/8).

Sido Muncul (SIDO) Catat Laba dan Penjualan Turun pada Semester I 2025

Dalam upaya memperkuat pijakan global, SIDO telah berhasil mendistribusikan produk-produk unggulannya seperti Tolak Angin dan Kuku Bima Ener-G! ke lebih dari 30 negara. Pasar terbesar perusahaan saat ini meliputi Malaysia, Nigeria, dan Filipina, yang menjadi motor penggerak bisnis internasionalnya.

Tidak berhenti di situ, SIDO aktif mengembangkan pangsa pasarnya di sejumlah wilayah potensial lainnya, seperti Indochina, Semenanjung Arab, dan berbagai negara di Afrika. “Secara paralel, kami juga menambah portofolio produk yang dirancang khusus untuk pasar internasional agar lebih relevan dengan kebutuhan konsumen global,” tambahnya.

Terkait belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2025, David mengungkapkan bahwa SIDO telah menyerap dana sebesar Rp 21 miliar. Angka ini merupakan bagian dari total anggaran capex yang dialokasikan antara Rp 150 miliar hingga Rp 175 miliar. Alokasi capex tersebut difokuskan pada pemeliharaan peralatan dan fasilitas produksi, pengembangan digitalisasi operasional untuk efisiensi yang lebih baik, serta kegiatan pemasaran yang strategis.

Di balik ambisi pertumbuhan tersebut, SIDO mencatat penurunan kinerja pada periode Juni 2025. Laba bersih perusahaan menyusut 1,31% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 600,46 miliar, dibandingkan dengan Rp 608,49 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan SIDO juga mengalami koreksi 3,57% YoY, turun dari Rp 1,89 triliun menjadi Rp 1,82 triliun.

Penurunan ini merata di seluruh segmen penjualan utama SIDO. Penjualan produk farmasi turun dari Rp 66,19 miliar pada semester I-2024 menjadi Rp 62,85 miliar di periode yang sama tahun 2025. Segmen jamu herbal dan suplemen juga mengalami penurunan, dari Rp 1,11 triliun menjadi Rp 1,07 triliun. Demikian pula dengan penjualan produk makanan dan minuman SIDO yang tercatat sebesar Rp 686,48 miliar, turun dari Rp 716,70 miliar setahun sebelumnya.

Di sisi lain, SIDO berhasil melakukan efisiensi pada beban pokok penjualan, yang tercatat menurun menjadi Rp 787,73 miliar dari Rp 792,88 miliar pada semester I 2024. David menjelaskan, lesunya kinerja pada semester I ini sejalan dengan dinamika konsumsi domestik. “Penurunan tersebut dikarenakan pelemahan konsumsi rumah tangga serta kondisi makroekonomi yang kurang mendukung selama paruh pertama tahun 2025,” terang David.

Suku Bunga Turun, Sido Muncul (SIDO) Belum Berniat Cari Pendanaan Eksternal

Meskipun demikian, dengan bekal strategi yang telah disusun dan potensi yang diperkirakan akan muncul pada semester II 2025, SIDO tetap optimistis. Perusahaan meyakini bahwa penjualan dan laba bersihnya dapat tumbuh lebih dari 5% secara tahunan hingga akhir tahun ini, menunjukkan kepercayaan diri manajemen terhadap prospek jangka panjang. SIDO juga menegaskan bahwa mereka belum berencana mencari pendanaan eksternal, meskipun ada potensi penurunan suku bunga.

Ringkasan

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih di atas 5% hingga akhir 2025, meskipun menghadapi tantangan kinerja. Untuk mencapai target ambisius ini, SIDO berencana memperkuat penetrasi pasar produk unggulan, meningkatkan efisiensi biaya operasional, serta agresif memperluas ekspor ke lebih dari 30 negara, termasuk meluncurkan produk baru untuk segmen muda.

Pada semester I 2025, SIDO mencatat penurunan kinerja, dengan laba bersih menyusut 1,31% dan penjualan turun 3,57% akibat pelemahan konsumsi domestik. Meskipun demikian, SIDO tetap optimistis dapat mencapai target pertumbuhan lebih dari 5% hingga akhir tahun ini. Perusahaan telah menyerap Rp 21 miliar dari anggaran capex 2025 untuk pemeliharaan dan digitalisasi, dan belum berencana mencari pendanaan eksternal.

You might also like