SIDO Anjlok! Peluang Beli Saham Sido Muncul atau Hindari?

MNCDUIT.COM JAKARTA. Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terus berada dalam tekanan sejak pembagian dividen tunai pada 26 Mei lalu. Pada perdagangan Kamis (5/6), harga saham SIDO bahkan anjlok hingga ditutup di level Rp 515 per saham, mencatat level terendah dalam satu tahun terakhir.

Menurut Ahmad Iqbal Suyudi, Investment Analyst dari Edvisor Profina Visindo, penurunan harga saham SIDO ini sebagian besar disebabkan oleh faktor teknikal pasca-ex-date. Namun, ia juga menegaskan bahwa tekanan harga tersebut turut mencerminkan respons pasar terhadap kinerja keuangan terbaru SIDO. “Penurunan saham SIDO sejak tanggal ex-date memang efek teknikal dari pembagian dividen, namun penurunan SIDO cukup terbatas,” jelas Iqbal kepada Kontan (5/6).Img AA1EbeBm

Harga Saham SIDO Tertekan, Manajemen Fokus Perluas Pasar

Iqbal memaparkan, kinerja SIDO pada kuartal I 2025 menunjukkan penurunan penjualan yang signifikan, mencapai 25%. Pelemahan penjualan produk andalan Tolak Angin, ditambah dengan gangguan distribusi dan menurunnya mobilitas masyarakat selama periode mudik, disebut-sebut turut menekan performa perusahaan.

Meskipun demikian, secara valuasi, saham SIDO saat ini dinilai berada di area yang wajar, mengacu pada rata-rata satu tahun terakhir.

Di tengah pelemahan ini, Iqbal mengamati bahwa investor mulai mengalihkan perhatian ke saham dari sektor lain yang menawarkan yield lebih atraktif. Tekanan terhadap saham SIDO sendiri diperparah oleh sentimen negatif pasar terkait laporan kinerja perusahaan. Kendati demikian, Iqbal tetap optimistis dan melihat adanya potensi jangka menengah-panjang bagi emiten jamu ini.

Menurut Iqbal, beberapa katalis positif dapat mendorong pemulihan penjualan obat herbal SIDO di masa mendatang. Ini termasuk harapan akan perbaikan ekonomi global maupun domestik, peningkatan daya beli masyarakat, serta musim pancaroba yang diperkirakan masih akan berlangsung dan berpotensi meningkatkan permintaan akan produk herbal.

Berdasarkan analisisnya, Iqbal merekomendasikan rating buy untuk saham SIDO, dengan target harga di level Rp 580 per saham. Prospek dividen yield yang stabil, serta program buyback saham yang masih akan berlanjut hingga 21 Juni 2025, dinilai menjadi penopang utama bagi valuasi saham SIDO ke depan.

Sido Muncul (SIDO) Optimis Target Pertumbuhan 10% pada 2025 Bakal Tercapai

Ringkasan

Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terus berada dalam tekanan sejak pembagian dividen tunai pada 26 Mei, mencapai level terendah satu tahun di Rp 515 per saham pada 5 Juni. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh faktor teknikal pasca-ex-date dan respons pasar terhadap kinerja keuangan terbaru perusahaan. SIDO mencatat penurunan penjualan 25% pada kuartal I 2025, terutama produk Tolak Angin, ditambah gangguan distribusi dan mobilitas masyarakat.

Meskipun demikian, valuasi saham SIDO saat ini dinilai wajar berdasarkan rata-rata satu tahun terakhir. Investment Analyst Ahmad Iqbal Suyudi optimistis akan potensi jangka menengah-panjang SIDO, didorong oleh perbaikan ekonomi, peningkatan daya beli, dan musim pancaroba. Iqbal merekomendasikan ‘buy’ untuk saham SIDO dengan target harga Rp 580, didukung oleh prospek dividen stabil dan program buyback saham yang berlanjut hingga Juni 2025.

You might also like