
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) bersiap menghadapi implementasi kebijakan tarif cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) yang dijadwalkan berlaku mulai tahun 2026. Sebagai salah satu emiten yang produknya berpotensi terkena dampak, Sido Muncul telah merancang strategi komprehensif untuk menyikapi aturan baru tersebut.
Direktur Utama SIDO, David Hidayat, menjelaskan bahwa penerapan cukai MBDK pada tahun 2026 merupakan bagian dari inisiatif pemerintah untuk mendorong gaya hidup sehat masyarakat sekaligus memperkuat fiskal negara. Meski demikian, David menegaskan bahwa dampak kebijakan ini terhadap SIDO diperkirakan akan minim. Hal ini lantaran kontribusi segmen penjualan Ready To Drink (RTD) atau minuman berpemanis dalam kemasan terhadap total pendapatan perusahaan masih tergolong sangat kecil.
Untuk itu, Sido Muncul telah mengambil langkah proaktif di segmen makanan dan minuman. “Kami sudah mempersiapkan produk baru dengan formula yang mempertimbangkan ketentuan, meningkatkan efisiensi, serta memperkuat distribusi,” ungkap David kepada Kontan baru-baru ini, menggarisbawahi komitmen perseroan dalam menjaga kinerja di tengah perubahan regulasi.
Selain penyesuaian formulasi produk eksisting, David juga menerangkan bahwa SIDO telah menyiapkan pipeline inovasi yang berfokus pada produk rendah gula, sugar free, serta non-karbonasi yang lebih sehat dan berbasis herbal alami. Rangkaian produk baru ini dirancang secara khusus untuk memperluas jangkauan konsumen, terutama menyasar segmen Gen Z dan milenial yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan.
David melihat adanya potensi besar pada segmen “value for health“, di mana produk herbal dan RTD dapat berkonvergensi menciptakan nilai tambah. Pendekatan ini menunjukkan visi Sido Muncul untuk tidak hanya beradaptasi, tetapi juga berinovasi dalam memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Sebagai informasi tambahan, SIDO membidik pertumbuhan penjualan dan laba bersih lebih dari 5% hingga akhir tahun 2025. Untuk merealisasikan target ambisius ini, perseroan akan memperkuat penetrasi pasar produk baru dan unggulan, meningkatkan efisiensi biaya operasional, serta aktif melakukan ekspansi ke pasar internasional. Strategi ini menegaskan upaya Sido Muncul untuk terus tumbuh berkelanjutan di tengah dinamika pasar dan regulasi yang ada.
PT Sido Muncul (SIDO) bersiap menghadapi implementasi kebijakan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) mulai tahun 2026. Direktur Utama David Hidayat memperkirakan dampak kebijakan ini akan minim karena kontribusi segmen Ready To Drink (RTD) terhadap pendapatan perusahaan masih sangat kecil. Untuk itu, SIDO telah mengambil langkah proaktif seperti mempersiapkan produk baru dengan formula yang mempertimbangkan ketentuan, meningkatkan efisiensi, serta memperkuat distribusi.
Selain penyesuaian produk eksisting, SIDO juga menyiapkan inovasi produk rendah gula, bebas gula, dan non-karbonasi berbasis herbal untuk menyasar Gen Z dan milenial. Pendekatan ini menunjukkan visi perusahaan untuk berinovasi pada segmen “value for health”. SIDO juga menargetkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih lebih dari 5% hingga 2025 dengan memperkuat penetrasi pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan melakukan ekspansi internasional.