Sejumlah emiten gencar buyback saham pada akhir 2025, simak prospeknya

Img AA1QmFh9

MNCDUIT.COM JAKARTA. Menjelang akhir 2026, sejumlah emiten mengumumkan aksi korporasi berupa rencana pembelian kembali atau buyback saham. Hal ini demi menstabilkan harga saham emiten yang bersangkutan.

Baru-baru ini, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana buyback saham dengan nilai nominal maksimum Rp 250 miliar. Periode buyback tersebut berlangsung mulai hari ini sampai 15 Maret 2026.

Selain itu, ada PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) akan buyback maksimum Rp 7 miliar pada rentang 12 Desember 2025 sampai dengan 12 Maret 2026. Jumlah nominal saham yang akan dibeli GEMA tergantung pada harga saham di bursa.

Sementara itu, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) telah memasuki periode buyback saham pada 19 November 2025 hingga 19 Februari 2026. Namun, DEWA mengumumkan pemangkasan alokasi dana buyback saham dari sebelumnya Rp 1,7 triliun menjadi Rp 950 miliar.

IHSG Rebound ke 8.686, Cermati Saham Net Buy Terbesar Asing, Selasa (16/12)

PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE) turut merencanakan buyback saham dengan anggaran yang disediakan sebanyak Rp 140 miliar. Periode buyback saham JTPE berlangsung dari 15 Desember 2025 sampai 6 Maret 2026.

Ada pula PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang merencanakan buyback saham dengan alokasi dana sebesar Rp 1,5 triliun. Proses buyback saham AMRT telah berlangsung dari 8 Desember 2025 dan berlanjut sampai 6 Maret 2026.

Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan, terdapat dua faktor utama yang melatarbelakangi aksi buyback saham oleh sejumlah emiten akhir-akhir ini. Pertama, valuasi saham yang dinilai terlalu rendah oleh pihak manajemen emiten serta yang kedua adalah ketersediaan kas internal yang memadai dari pihak emiten.

Ekky menyebut, di tengah pergerakan IHSG yang sudah berkali-kali mencetak level tinggi, masih terdapat saham-saham tertentu yang belum sepenuhnya mencerminkan fundamental dan prospek jangka menengah atau panjang perusahaan.

“Buyback kemudian menjadi instrumen strategis untuk memberikan sinyal kepercayaan manajemen terhadap nilai intrinsik emiten, sekaligus membantu menstabilkan pergerakan harga saham di pasar,” ungkap dia, Selasa (16/12).

Ekky menambahkan, aksi buyback juga menjadi sinyal kondisi neraca emiten yang relatif sehat dengan ruang kas yang cukup untuk dialokasikan ke aktivitas non-operasional tanpa mengganggu likuiditas utama perusahaan.

IHSG Berpotensi Lanjut Menguat pada Rabu (17/12), Cermati Rekomendasi Saham Berikut

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus menyampaikan, di atas kertas harga saham yang dibeli kembali oleh emiten berpeluang naik, terutama jika didukung oleh fundamental perusahaan yang kuat dan analisis teknikal yang menunjukkan sinyal positif.

“Dalam kondisi tersebut, aksi buyback sering diikuti oleh pelaku pasar dan investor lain, sehingga memperkuat tren kenaikan harga saham,” tutur dia, Selasa (16/12).

Untuk tahun depan, Nico memperkirakan tren aksi buyback saham oleh emiten di bursa akan bergantung pada kondisi makroekonomi nasional.

Jika pertumbuhan ekonomi nasional mulai stabil atau bahkan terakselerasi yang ditandai oleh daya beli serta konsumsi masyarakat yang terjaga, maka kebutuhan emiten untuk melakukan buyback diperkirakan akan lebih minim.

Namun demikian, potensi aksi buyback pada akhirnya tetap bergantung pada kebijakan strategis masing-masing emiten.

Dari situ, Nico menyarankan investor yang hendak mengincar emiten yang sedang aktif buyback saham untuk selalu memperhatikan fundamental emiten dan potensi valuasi saham pada masa depan.

“Investor perlu mengombinasikan analisis fundamental dan teknikal agar terhindar dari risiko membeli saham di harga yang sudah terlalu tinggi,” tukas dia.

IHSG Berpeluang Menguat Lagi pada Rabu (17/12), Ini Saham Pilihan Analis

Ekky menyebut, dari sekian emiten yang belakangan ini menggelar aksi buyback, KLBF, DEWA, dan AMRT dianggap relatif menarik untuk dicermati investor.

Sebab, buyback pada emiten-emiten tersebut dilaksanakan di tengah fundamental yang masih stabil dan model bisnis yang cenderung defensif, sehingga lebih sesuai bagi investor dengan horizon jangka menengah hingga panjang.

Lantas, Ekky menargetkan harga saham KLBF berpotensi mengarah ke kisaran Rp 1.500 per saham–Rp 1.600 per saham, kemudian saham AMRT bergerak ke area Rp 2.300 per saham–Rp 2.400 per saham, dan DEWA berpeluang menuju level Rp 800 per saham.

You might also like