Saham Properti Kawasan Industri: Rekomendasi Pilihan & Analisis Terbaru

MNCDUIT.COM JAKARTA. Kinerja saham sejumlah emiten properti kawasan industri masih menunjukkan tren yang kurang menggembirakan. Sejak awal tahun 2025, pergerakan saham-saham ini tercatat mengalami koreksi. Mari kita telaah lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Sebagai contoh, saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) telah mengalami penurunan sebesar 16,73% sejak awal tahun ini (year to date/ytd). Penurunan serupa juga dialami oleh saham PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) yang terkoreksi 4,70% ytd. Tak jauh berbeda, saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) juga mengalami penurunan sebesar 1,61% ytd.

Sukarno Alatas, Senior Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengamati bahwa penurunan saham KIJA, SSIA, dan DMAS disebabkan oleh beberapa faktor krusial. Di antaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang masih belum stabil, tingkat suku bunga yang masih tinggi, serta penurunan minat beli lahan industri.

Kinerja fundamental emiten-emiten ini pada kuartal I 2025 juga belum menunjukkan geliat yang signifikan.

Kemenperin Siapkan Regulasi untuk Pengembangan Kawasan Industri Tertentu

Pendapatan SSIA tercatat mengalami penurunan sebesar 2,1% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 1,06 triliun pada akhir Maret 2025. Begitu pula dengan pendapatan DMAS yang turun 7,5% yoy menjadi Rp 508 miliar pada kuartal I 2025.

Di sisi lain, KIJA justru mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan, yakni sebesar 87% yoy menjadi Rp 1,29 triliun pada kuartal I 2025. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan saham tidak selalu mencerminkan kinerja fundamental perusahaan secara langsung.

“KIJA kinerja keuangan di Q1 berhasil tumbuh baik secara top dan bottom line,” ungkap Sukarno kepada Kontan, Selasa (10/6).

Menurut Sukarno, valuasi saham emiten properti kawasan industri saat ini tergolong diskon, terutama pada DMAS dan KIJA yang dinilai menarik untuk investasi. “Asalkan investor siap tahan kalau harus menunggu lama,” jelasnya.

Berdasarkan price to book value (PBV), valuasi DMAS, SSIA, dan KIJA masih berada di bawah 1x. Secara rinci, PBV DMAS tercatat sebesar 0,90x, SSIA 0,95x, dan KIJA 0,65x.

Sukarno memprediksi bahwa kinerja emiten properti kawasan industri pada kuartal II 2025 berpotensi membaik. Sentimen positif diperkirakan akan datang dari penurunan suku bunga dan peningkatan permintaan dari sektor-sektor seperti data center.

Sentimen positif ini diharapkan dapat berlanjut hingga semester II 2025. “Tapi, tetap harus waspada risiko global,” imbuhnya.

Sukarno memberikan rekomendasi beli untuk saham DMAS, beli akumulasi untuk KIJA, dan trading buy untuk SSIA.

“Secara tren harga sedang uptrend, tapi tetap hati-hati mengingat kenaikan harga hari ini cukup signifikan,” pungkasnya.

SSIA Chart by TradingView

Ringkasan

Saham properti kawasan industri seperti SSIA, DMAS, dan KIJA mengalami koreksi sejak awal tahun 2025. Penurunan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang belum stabil, suku bunga tinggi, dan penurunan minat beli lahan industri. Kinerja fundamental kuartal I 2025 juga belum menunjukkan pertumbuhan signifikan, meskipun KIJA mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang cukup baik.

Meskipun demikian, valuasi saham emiten properti kawasan industri saat ini tergolong diskon, terutama DMAS dan KIJA. Kinerja kuartal II 2025 diprediksi membaik dengan sentimen positif dari penurunan suku bunga dan peningkatan permintaan dari sektor data center. Sukarno Alatas dari Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beli untuk DMAS, beli akumulasi untuk KIJA, dan trading buy untuk SSIA.

You might also like