Salah satu perusahaan yang hingga saat ini sahamnya terbilang punya tren positif diantaranya saham gajah tunggal. Dikatakan demikian karena dari nilai sahamnya yang menunjukkan kenaikan.Â
Namun tidak banyak orang yang mengetahui akan perusahaan ini bergerak di bidang apa. Padahal perusahaan ini memiliki berafiliasi dengan berbagai anak perusahaan yang cukup ternama.Â
Maka dari itu dengan adanya tren positif ini perlu rasanya mengetahui berbagai fakta menarik tentang saham tersebut. Dengan fakta ini maka kamu bisa mengetahui secara detail terkait perusahaan tersebut.Â
Saham satu ini berasal dari perusahaan bernama PT Gajah Tunggal Tbk dan pusatnya ada di Jakarta. Selain di Jakarta, perusahaan ini juga punya cabang di beberapa kota seperti Serang dan Tangerang.Â
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1951 dan bergerak di bidang distribusi ban dalam dan luar pada sepeda. Lalu pada tahun 1971, perusahaan ini dapat bantuan dari IRC untuk bekerjasama dalam memproduksi ban sepeda motor.Â
Berlanjut di tahun 1981, perusahaan ini memproduksi ban bias untuk kendaraan niaga. Dalam proses produksi, perusahaan ini mendapatkan bantuan dari teknik dari Yokohama Rubber Company asal Jepang.Â
Dengan produksinya yang semakin besar maka di tahun 1990, perusahaan ini resmi masuk di daftar Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Lalu di tahun 1991, perusahaan berhasil mengakuisisi PT GT Petrochem Industries, perusahaan benang nilon dan kain ban.Â
Di tahun 1993, perusahaan mulai memproduksi ban untuk truk ringan dan ban radial. Perusahaan ini terus berlanjut hingga pada tahun 2010 mulai memproduksi ban Champiro Eco yang dikenal sebagai ban ramah lingkungan.Â
Saat perusahaan ini sudah mulai dikenal maka di tahun 2014, perusahaan membuat pabrik yang khusus memproduksi ban truk dan bus. Lalu di tahun 2018 hingga sekarang perusahaan bersama IRC memproduksi ban sepeda motor dengan performa tinggi.Â
baca juga: 8 Pertanyaan Tentang Saham Syariah yang Harus Diketahui Investor Pemula
Ada beberapa fakta menarik yang perlu diketahui oleh pembaca terkait saham ini diantaranya:
Harga saham di perusahaan ini tidaklah tetap dan terus berubah dalam kurun waktu per harinya. Namun pencapaian tertinggi atau puncak harganya ada di tanggal 6 Juli dan berada di harga 1.300 per lembar saham.Â
Kenaikan harga saham di atas terbilang drastis karena di tanggal 3 Juli saja berada di angka Rp. 845. Namun harga terus melambung hingga tanggal 6 Juli dan mencapai puncak hingga Rp. 1.300 per lembar. Ini menunjukkan ada kenaikan lebih dari 75% selama kurun waktu 3 hari saja.Â
Saham gajah tunggal ini pertama kali melantai di Bursa Efek atau IPO pada bulan Mei 1990. Pada bulan tersebut, perusahaan ini menawarkan harga saham senilai Rp. 5.500 per lembar saham.Â
Lalu pada saat masuk di bursa, perusahaan ini menawarkan sebanyak 20 juta lembar saham. Selama proses IPO ini, perusahaan berhasil mendapatkan dana hingga Rp. 110 miliar.Â
Dalam proses IPO hingga sekarang, perusahaan ini memiliki beberapa penjamin emisi utama. Penjamin emisi ini meliputi PT Nomura Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT Multicor, PT Jardine Fleming Indonesia.Â
Saham Gajah Tunggal ini rutin membayarnya dividen kepada para investor di perusahaan tersebut. Jumlah dividen ini dibayarkan per tahun dan di tahun 2020 tercatat laba yang diberikan sebesar Rp. 10 per lembar saham.Â
Karena itu hasil di tahun 2020 maka pembagian hasilnya di tahun tersebut diberikan pada September 2021 lalu. Jumlah ini sekilas kecil namun bagi para pemegang saham tentu cukup besar.Â
Misalkan saja investor A memiliki saham sebanyak 1 juta lembar di perusahaan tersebut. Dengan catatan seperti ini maka perusahaan akan membayarkan dividen sebesar Rp. 10 juta.Â
Saham Gajah Tunggal hingga saat ini sudah memiliki afiliasi sebanyak 3 anak perusahaan. Ketiga itu adalah PT Filamendo Sakti (99%), PT Prima Sentra Megah (99%) dan PT Speedwork Solusi Utama (51%).Â
PT Filamendo ini termasuk perusahaan yang bergerak di bidang produsen Nylon Chips. Bahan baku dari proses pembuatan nylon ini masih impor dari berbagai negara seperti Jepang, India. Belanda dan beberapa negara lain.Â
Sedangkan untuk PT Prima Sentra Megah ini berbeda dari sebelumnya dan bahan bakunya tidak banyak impor. Perusahaan ini hingga ini masih bergerak di aktivitas bisnis karet dan bahan kimia lainnya.Â
Lalu untuk PT Speedwork Solusi Utama ini bergerak di bidang otomatis seperti servis motor atau kendaraan lainnya. Di PT ini juga menyediakan bengkel resmi dan menjual berbagai sparepart motor.Â
Saham gajah tunggal ini modalnya memang lebih banyak dari saham yang dijual di Bursa Efek Indonesia. Banyak orang yang tertarik membeli saham tersebut dan yang paling banyak dipegang oleh Denham Pte Ltd.Â
Perusahaan ini memegang saham mayoritas dengan persentase hingga 49,5%. Dari persentase ini, perusahaan ini memiliki 1,6 miliar lembar saham dan jika dirupiahkan mencapai Rp. 862 miliar.Â
Selain Denham juga ada beberapa pihak lain seperti Public (each below 5%), Compagnie Financiere dan Lo Kheng How. Ketiganya memiliki saham dengan persentase masing-masing 34%, 10% dan 5%.Â
Dari data investor yang di atas menunjukkan jika saham gajah tunggal ini termasuk perusahaan campuran. Sebab di dalam perusahaan ini investornya berasal dari dalam dan luar negeri.Â
Bahkan ketika di persentase, warga asing lebih banyak menguasai di saham perusahaan tersebut. Karena itu jika mereka lebih banyak menguasai jalannya aktivitas usaha di Gajah Tunggal ini.Â
baca juga: 6 Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional Dalam Aktivitas Ekonomi
Tanpa disadari, salah satu 5 pemilik saham terbanyak di Gajah Tunggal ini ada yang dijual ke publik dan dia adalah Lo Kheng Hong. Pengusaha satu ini melepas sekitar 4,87 saham atau sekitar 5% dari total saham yang dimilikinya.Â
Dengan dilepasnya saham tersebut maka pria yang dijuluki Warren Buffet Indonesia ini masih menggenggam 175 lebih lembar saham. Ia menjual saham perusahaan tersebut karena dari sisi harganya melambung tinggi.Â
Lo Kheng melepas sahamnya pada 7 Juli dan di hari sebelumnya, saham di perusahaan ini naik sampai 65%. Dengan demikian saat penjualan saham ini, ia mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 5,9 miliar.
Jadi itulah beberapa fakta terkait saham gajah tunggal yang lebih banyak bergerak di pembuatan bank untuk truk dan mobil. Saham ini mencapai puncaknya pada tanggal 6 Juli dan berada di angka Rp. 1.300 per lembar saham.Â
Karena itu tidak heran jika salah satu pemegang saham, Lo Kheng Hong melepas sebagian sahamnya. Walhasil investor ini mampu meraup keuntungan hingga Rp. 5,9 miliar.Â