Saham Bank Mulai Menarik Dikoleksi, Intip Rekomendasi Analis

Img AA1P4L4i

Perdagangan Kamis (6/11/2025) diwarnai penguatan tipis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 18,53 basis poin atau 0,22%, menutup sesi di level 8.337,5. Namun, sorotan justru tertuju pada kinerja sejumlah saham perbankan big caps yang menunjukkan tren lesu, kontras dengan pergerakan indeks.

Deretan saham bank papan atas seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) harus rela terkoreksi 1,72% menjadi Rp 8.550, diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang melemah 0,45% ke Rp 4.440, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang juga turun 0,42% ke Rp 4.750. Di tengah kelesuan ini, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tampil menonjol sebagai satu-satunya dari kelompok bank besar yang berhasil mencatatkan penguatan 0,50% menjadi Rp 4.000.

Pemerintah Optimistis Penyaluran KPR FLPP Capai Target 350.000 Unit pada Akhir 2025

Berbeda dengan kinerja bank berkapitalisasi pasar besar, saham-saham bank tier dua justru menunjukkan stabilitas yang lebih baik. Contohnya, saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) berhasil menguat 0,29% ke Rp 1.750, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tumbuh 0,41% mencapai Rp 1.225, sementara PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mampu mempertahankan posisinya stabil di Rp 2.530.

Namun, optimisme terhadap prospek sektor perbankan tetap mengemuka. Muhammad Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memproyeksikan perbaikan kinerja sektor ini. Menurutnya, berakhirnya kebijakan pengetatan moneter atau quantitative tightening (QT) oleh The Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat akan menjadi katalis utama. “Ini akan memengaruhi kenaikan harga saham perbankan,” jelas Nafan kepada Kontan, Kamis (6/11/2025).

Kondisi makroekonomi global yang melonggar diharapkan dapat memicu penurunan biaya pinjaman secara global, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif pada permintaan kredit domestik. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia (BI) juga telah mengambil langkah proaktif dengan memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebanyak total 125 basis poin sepanjang tahun 2025. Kebijakan ini diharapkan menjadi dorongan signifikan untuk mempercepat penyaluran kredit oleh perbankan di Indonesia.

Tak hanya itu, dukungan pemerintah melalui penyaluran stimulus likuiditas senilai Rp 200 triliun juga bertujuan memperkuat kapabilitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Berkat sinergi berbagai kebijakan ini, Nafan memperkirakan bahwa pertumbuhan kredit perbankan berpotensi kembali menyentuh angka dua digit dalam jangka menengah hingga panjang. Ia menambahkan, “Dengan kondisi ini, potensi pertumbuhan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan juga bisa meningkat dalam jangka panjang.”

BBTN Chart by TradingView

Dari sisi valuasi, Nafan melihat peluang menarik bagi investor. Ia menilai sejumlah saham perbankan saat ini masih tergolong murah dan menawarkan potensi dividen yang atraktif. Oleh karena itu, Nafan merekomendasikan add untuk BNGA dengan target harga Rp 1.945, accumulative buy untuk BMRI dengan target harga Rp 6.200, buy untuk BBTN dengan target harga Rp 1.325, add untuk BBRI dengan target harga Rp 4.540, accumulative buy untuk BBNI dengan target harga Rp 4.710, serta add untuk BBCA dengan target harga Rp 9.625.

You might also like