
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saham-saham dalam kelompok Bakrie, seperti BUMI, BRMS, ENRG, dan DEWA kembali mencuri perhatian pelaku pasar setelah mencatatkan reli tajam dengan lonjakan volume transaksi dalam beberapa waktu terakhir.
Penguatan ini menandai masuknya kembali minat trader dan investor agresif ke saham-saham berisiko tinggi di sektor energi dan pertambangan, seiring rotasi dana menuju emiten-emiten berkapitalisasi menengah dengan pergerakan harga yang atraktif.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai bahwa euforia perbaikan kinerja menjadi pendorong utama menguatnya saham-saham Bakrie.
Harga Saham Emiten Tambang Grup Bakrie Melesat, Cek Rekomendasi Analis
“Ada euforia bahwa kinerja laporan keuangan ke depan akan semakin baik. Ekspektasi terhadap prospek emiten-emiten grup Bakrie juga meningkat,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (10/12/2025).
Menurut Nafan, harapan bahwa emiten Bakrie dapat meningkatkan tata kelola perusahaan turut memicu optimisme bahwa saham-saham tersebut berpeluang dilirik kembali oleh global fund managers.
BUMI Chart by TradingView
Meski demikian, Nafan mengingatkan bahwa investor perlu berhati-hati mengingat sebagian besar saham Bakrie telah berada di level tinggi. “Kalau beli sekarang, risikonya sudah di pucuk. Lebih baik tunggu koreksi sehat,” katanya.
Dari sisi teknikal dan sektor, saham-saham Bakrie memang tengah mendapat dorongan tambahan. BUMI menjadi barometer utama karena likuiditasnya yang besar serta minat beli ritel yang impresif.
Emiten Prajogo Pangestu dan Grup Bakrie Siap Masuk Indeks MSCI? Ini Prediksinya
BRMS mendapatkan sentimen positif dari pengembangan aset tambang emas dan reli harga emas global. ENRG menguat akibat sentimen spekulatif sektor migas, sementara DEWA mulai kembali dilirik seiring membaiknya persepsi pasar terhadap keberlanjutan kontrak operasional.
Pengamat pasar modal sekaligus Founder Republik Investor, Hendra Wardana, menyebut momentum ini juga didorong oleh akumulasi signifikan serta rotasi dana jangka pendek.
“Lonjakan volume mengindikasikan adanya proses akumulasi oleh investor ritel maupun institusi. Selama volume terjaga, momentum masih bisa berlanjut,” ujarnya.
Hendra menyampaikan beberapa rekomendasi jangka pendek. BUMI dapat diperhatikan untuk strategi trading buy dengan target harga Rp400 per saham, sementara BRMS direkomendasikan speculative buy dengan target Rp1.040 per saham.
Simak Prospek Kinerja Emiten Energi dan Tambang Grup Bakrie di Sisa Tahun 2025
ENRG juga layak dicermati dengan target Rp1.600 per saham, sedangkan DEWA disarankan buy on weakness di area Rp456-Rp470 dengan target Rp600 per saham.
Namun demikian, ia menegaskan bahwa saham-saham Bakrie memiliki volatilitas tinggi sehingga lebih cocok untuk investor berprofil agresif.
Risiko yang perlu dicermati meliputi potensi profit taking cepat, sensitivitas tinggi terhadap fluktuasi harga komoditas, serta dinamika aksi korporasi yang kerap memengaruhi sentimen pasar.