
Nilai tukar rupiah memulai perdagangan hari ini dengan sentimen negatif. Di pasar spot, mata uang Garuda ini dibuka pada level Rp 16.515 per dolar Amerika Serikat (AS), Jumat (1 Agustus).
Pelemahan ini menandai penurunan sebesar 0,36% dibandingkan penutupan hari sebelumnya, yang berada di angka Rp 16.456 per dolar AS. Secara umum, pergerakan rupiah ini sejalan dengan tren pelemahan yang dialami oleh mayoritas mata uang di kawasan Asia.
Bagaimana perbandingan rupiah dengan mata uang regional lainnya? Hingga pukul 09.00 WIB, dolar Taiwan mencatatkan penurunan terdalam di Asia, terpuruk hingga 0,57%. Menyusul kemudian, won Korea Selatan juga mengalami tekanan signifikan dengan penurunan sebesar 0,45%.
Tekanan terhadap mata uang regional juga terlihat pada peso Filipina yang melemah 0,38%, serta ringgit Malaysia yang terkikis 0,36%. Baht Thailand pun tak luput dari tekanan, tercatat melemah sebesar 0,21%.
Tertekan Suku Bunga The Fed, Ini Prediksi Rupiah untuk Jumat (1/8)
Sementara itu, yuan China terkoreksi sebesar 0,13%. Dolar Singapura pun ikut tergelincir, meski tipis, sebesar 0,1%. Nasib serupa juga dialami oleh yen Jepang yang turun 0,09%.
Dolar Hongkong pun tak luput dari pelemahan, meskipun sangat tipis, hanya sebesar 0,001% terhadap the greenback di pembukaan perdagangan pagi ini. Kondisi ini mencerminkan tekanan luas terhadap mata uang Asia di tengah penguatan dolar AS.
Pada tanggal 1 Agustus 2025, nilai tukar rupiah dibuka melemah di pasar spot, mencapai Rp 16.515 per dolar AS. Pelemahan ini sebesar 0,36% dibandingkan penutupan hari sebelumnya dan sejalan dengan tren penurunan yang dialami oleh sebagian besar mata uang Asia.
Mata uang regional lain juga mengalami tekanan, dengan dolar Taiwan dan won Korea Selatan mencatatkan penurunan terdalam. Tekanan terhadap mata uang Asia ini terjadi di tengah penguatan dolar AS secara umum.