![Stop Dividen & Bonus! Bank Sentral [Nama Negara] Beri Peringatan Keras](https://mncduit.com/wp-content/uploads/2025/06/43295510686e964f8dc15a5815a3d93e.jpg)
Nilai tukar rupiah di pasar spot menunjukkan ketahanan yang luar biasa, berhasil mempertahankan tren penguatan hingga penutupan perdagangan pada hari Selasa (10/6). Kurs rupiah ditutup kokoh di level Rp 16.275 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pencapaian ini menandai kenaikan tipis sebesar 0,1% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya yang berada di level Rp 16.291 per dolar AS. Uniknya, kinerja impresif rupiah ini berlawanan arah dengan pergerakan mayoritas mata uang di Asia yang justru mengalami pelemahan signifikan.
Hingga pukul 15.00 WIB, tren pelemahan global tampaknya menekan sebagian besar mata uang di Asia. Won Korea Selatan tercatat sebagai mata uang dengan penurunan terdalam, merosot signifikan 0,88%. Diikuti oleh ringgit Malaysia dan yuan China yang masing-masing ambles 0,12%. Selanjutnya, dolar Singapura dan yen Jepang juga tak luput dari tekanan, keduanya melemah 0,08%.
Laju koreksi juga dialami oleh dolar Taiwan yang ditutup terkoreksi 0,03%. Sementara itu, rupee India dan peso Filipina sama-sama tergelincir tipis 0,02%. Bahkan, dolar Hong Kong turut mencatat penurunan 0,01%, dan baht Thailand melemah tipis 0,009% terhadap the greenback, menunjukkan bahwa tekanan pasar memang merata di seluruh kawasan.
Nilai tukar rupiah menunjukkan ketahanan luar biasa pada penutupan perdagangan Selasa (10/6), berhasil mempertahankan tren penguatan. Kurs rupiah ditutup kokoh di level Rp 16.275 per dolar Amerika Serikat (AS), menandai kenaikan tipis 0,1% dari posisi sebelumnya.
Kinerja impresif rupiah ini berlawanan arah dengan pergerakan mayoritas mata uang di Asia yang justru mengalami pelemahan signifikan. Mata uang seperti won Korea Selatan, ringgit Malaysia, dan yuan China tercatat merosot, menunjukkan tekanan pasar yang merata di seluruh kawasan tersebut.