
MNCDUIT.COM JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot kembali menunjukkan tren pelemahan signifikan sepanjang perdagangan hari Senin, 18 Agustus. Mata uang domestik ini harus mengakui keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS), dengan ditutup di level Rp 16.198 per unit pada akhir hari.
Performa ini menandakan penurunan sebesar 0,18% dibandingkan posisi penutupan Jumat, 15 Agustus, yang berada di level Rp 16.169 per dolar AS. Pelemahan ini menambah tekanan pada rupiah yang sebelumnya juga telah menunjukkan indikasi terkoreksi sejak pagi hari.
Pada saat yang sama, hingga pukul 15.00 WIB, pergerakan berbagai mata uang Asia lainnya diwarnai dengan variasi yang mencolok. Beberapa mata uang mengalami koreksi, sementara yang lain berhasil menguat di hadapan the greenback.
Di antara mata uang yang tertekan, ringgit Malaysia mencatat pelemahan terdalam di kawasan ini, anjlok hingga 0,27%. Mengikuti jejaknya adalah yen Jepang yang terkoreksi 0,18%, serta dolar Taiwan yang tertekan 0,13%. Sementara itu, baht Thailand juga mengalami penurunan tipis sebesar 0,02%.
Namun, tidak semua mata uang Asia mengalami nasib serupa. Won Korea Selatan menjadi bintang utama dengan mencatat penguatan terbesar, melonjak 0,26% terhadap dolar AS. Disusul oleh rupee India yang menanjak 0,21%, dan peso Filipina yang terapresiasi 0,14%. Yuan China turut terkerek 0,05%, sementara dolar Hongkong dan dolar Singapura masing-masing menguat tipis 0,02% dan 0,008% pada perdagangan sore ini.
Nilai tukar rupiah di pasar spot menunjukkan pelemahan signifikan pada perdagangan Senin, 18 Agustus, ditutup di level Rp 16.198 per dolar AS. Penurunan sebesar 0,18% ini dari posisi Jumat sebelumnya menambah tekanan pada mata uang domestik.
Pada saat yang sama, pergerakan mata uang Asia lainnya bervariasi. Beberapa mata uang seperti ringgit Malaysia dan yen Jepang terkoreksi, sementara won Korea Selatan dan rupee India berhasil menguat di hadapan dolar AS.