
MNCDUIT.COM – JAKARTA. PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) mengalami penurunan kinerja keuangan yang signifikan pada semester I tahun 2025. Laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (15/8/2025) menunjukkan kerugian kotor sebesar Rp 6,15 miliar, berbanding terbalik dengan laba bersih Rp 255,19 miliar yang diraih pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perubahan drastis ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu penyebab utamanya adalah rugi selisih kurs sebesar Rp 2,22 miliar, jauh berbeda dengan keuntungan selisih kurs Rp 12,98 miliar yang diperoleh pada semester I tahun 2024. Selain itu, beban penjualan juga meningkat dari Rp 603,85 miliar menjadi Rp 618,91 miliar.
Kondisi ini berdampak pada pendapatan usaha UCID yang mengalami penurunan 14,35% secara tahunan (YoY), dari Rp 4,98 triliun menjadi Rp 4,26 triliun. Meskipun beban pokok pendapatan menurun dari Rp 3,89 triliun menjadi Rp 3,51 triliun, penurunan tersebut tidak cukup untuk mengimbangi dampak negatif dari faktor-faktor lainnya. Akibatnya, laba kotor UCID merosot tajam dari Rp 1,09 triliun menjadi Rp 757,70 miliar.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan UCID menunjukkan tren penurunan. Saldo kas dan setara kas menyusut dari Rp 1,88 triliun menjadi Rp 1,78 triliun. Aset perusahaan juga mengalami penurunan dari Rp 8,65 triliun (per 31 Desember 2024) menjadi Rp 8,54 triliun. Liabilitas turun tipis dari Rp 2,79 triliun menjadi Rp 2,74 triliun, demikian pula dengan ekuitas yang menurun dari Rp 5,86 triliun menjadi Rp 5,79 triliun.
Penurunan kinerja keuangan UCID turut berdampak pada harga sahamnya. Pada penutupan perdagangan Jumat (15/8/2025), saham UCID ditutup pada level Rp 500 per saham, mengalami koreksi hingga 33,33% sejak awal tahun. Kondisi ini menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan multinasional asal Jepang ini.
PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) mengalami kerugian kotor Rp 6,15 miliar pada semester I 2025, berbanding terbalik dengan laba bersih Rp 255,19 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh rugi selisih kurs Rp 2,22 miliar dan peningkatan beban penjualan menjadi Rp 618,91 miliar. Pendapatan usaha juga turun 14,35% (YoY) menjadi Rp 4,26 triliun.
Akibatnya, laba kotor UCID merosot tajam, dan saldo kas serta aset perusahaan juga menurun. Harga saham UCID pun terkoreksi hingga 33,33% sejak awal tahun, ditutup pada Rp 500 per saham. Penurunan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan.