Rights Issue WIFI, FILM, TOWR: Saham Mana Potensi Cuan Terbesar?

Img AA1I75Bg

JAKARTA — Gelombang aksi korporasi penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue kian marak di pasar saham Indonesia. Sejumlah perusahaan tercatat, termasuk emiten teknologi dan infrastruktur seperti WIFI dan TOWR, hingga sektor hiburan seperti FILM, siap menggelar rights issue yang menarik perhatian investor. Menanggapi fenomena ini, para analis pasar pun turut memberikan panduan mengenai prospek saham yang patut dicermati.

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menggarisbawahi bahwa di tengah derasnya penawaran saham perdana (IPO) dan maraknya rights issue, tidak serta-merta menjamin seluruh penambahan modal tersebut akan terserap pasar secara otomatis. Menurutnya, kunci utamanya terletak pada kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang emiten, serta transparansi alokasi dana yang dihimpun. “Keberhasilan rights issue sangat bergantung pada kualitas dan kredibilitas emiten itu sendiri, bukan semata-mata pada momentum pasar atau padatnya kalender IPO yang sedang berlangsung,” jelas Ekky pada Senin (7/7/2025).

Dari beberapa aksi rights issue yang kini tengah berjalan, Ekky secara spesifik menyoroti dua emiten yang dinilai paling menarik untuk diikuti: WIFI dan TOWR. Keduanya menawarkan narasi yang kuat bagi para investor.

Untuk saham WIFI, Ekky mencermati rencana suntikan dana hingga Rp5,9 triliun yang akan dialokasikan untuk pembangunan empat juta homepass jaringan fiber to the home (FTTH) di Pulau Jawa. Ini merupakan langkah strategis yang berpotensi memperluas jangkauan layanan secara signifikan. Dengan harga rights sebesar Rp2.000, yang setara dengan harga pasar, dan rasio 4:5, struktur rights issue ini tidak hanya menjaga valuasi saham, tetapi juga membuka peluang strategis bagi investor eksisting untuk memperbesar eksposurnya. Bahkan, berita terkini menunjukkan bahwa Surge (WIFI) telah memastikan pemegang saham utama akan menyerap sisa rights issue senilai Rp5,89 triliun, menambah keyakinan investor akan komitmen perusahaan.

Sementara itu, rights issue dari TOWR dengan target dana Rp5,5 triliun juga tidak kalah menarik. Dengan harga pelaksanaan Rp680 dan rasio 619:100, aksi korporasi ini dinilai masih dalam batas wajar. Hal yang paling menonjol adalah adanya dukungan dari standby buyer Grup Djarum, yang menegaskan keyakinan kuat terhadap prospek jangka panjang TOWR tanpa mengubah struktur pengendali perusahaan. Dana yang dihimpun TOWR rencananya akan digunakan untuk restrukturisasi utang anak usaha, Protelindo. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki struktur keuangan grup secara menyeluruh dan membuka ruang pertumbuhan baru di masa depan.

Sebagai informasi tambahan, selain WIFI dan TOWR, dua emiten lain juga tengah mempersiapkan rights issue. Emiten afiliasi Hapsoro Sukomonohadi atau Happy Hapsoro, PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA), akan menawarkan sebanyak-banyaknya 3,28 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham. Dari aksi ini, MINA diperkirakan akan menghimpun dana maksimal Rp164,06 miliar. Di sisi lain, PT MD Entertainment Tbk. (FILM), emiten milik Manoj Punjabi, berencana menawarkan 989,7 juta saham atau setara 9,09% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga pelaksanaan Rp800 per saham, FILM diproyeksikan akan meraup dana rights issue sekitar Rp791,8 miliar.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Gelombang aksi korporasi rights issue kian marak di pasar saham Indonesia, termasuk emiten seperti WIFI, TOWR, dan FILM. Menurut Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, keberhasilan rights issue sangat bergantung pada kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang emiten serta transparansi alokasi dana.

Ekky menyoroti WIFI dan TOWR sebagai emiten paling menarik untuk diikuti. WIFI berencana menghimpun Rp5,9 triliun untuk pengembangan jaringan FTTH di Jawa, dengan komitmen penyerapan dari pemegang saham utama Surge. TOWR menargetkan Rp5,5 triliun untuk restrukturisasi utang Protelindo, didukung oleh standby buyer Grup Djarum. Selain itu, FILM dan MINA juga tengah mempersiapkan rights issue masing-masing.

You might also like