
JAKARTA, MNCDUIT.COM – PT Astra Sedaya Finance, yang lebih dikenal sebagai Astra Credit Companies (ACC), menegaskan bahwa keputusan Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini tidak akan berdampak signifikan terhadap rencana penerbitan obligasi perusahaan. Komitmen ACC untuk terus melakukan pendanaan melalui pasar modal tetap solid.
Perlu diketahui, Bank Indonesia telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,5% pada pertemuan Juni 2025. Sejalan dengan itu, The Fed juga mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,5%.
Riadi Prasodjo, Executive Vice President Corporate Communication & Strategy ACC, menjelaskan kepada Kontan pada Selasa (24/6) bahwa perusahaan secara rutin mengamati pasar obligasi sebagai salah satu sumber pendanaan utama. Saat ini, ACC telah memasuki tahap Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) yang ketujuh, menunjukkan strategi pendanaan jangka panjang yang terencana.
Lebih lanjut, Riadi mengungkapkan bahwa ACC masih akan aktif menerbitkan obligasi hingga akhir tahun ini. Perusahaan menargetkan penerbitan obligasi senilai total Rp 5 triliun hingga Rp 5,5 triliun sepanjang tahun 2025. Sebelumnya, ACC telah sukses menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap V senilai Rp 2,5 triliun pada kuartal I-2025. Saat ini, perseroan tengah menjajaki proses penerbitan Obligasi Berkelanjutan VII Tahap I, menunjukkan kesinambungan dalam strategi pendanaannya.
“ACC senantiasa memantau kondisi pasar dan yield secara berkala dalam melakukan perencanaan penerbitan surat utang perusahaan hingga akhir tahun ini,” tegas Riadi. Ia menambahkan bahwa ACC juga terus mencermati pergerakan suku bunga acuan dan secara rutin mengevaluasi tingkat pembiayaan perusahaan. Langkah ini diambil untuk memastikan perusahaan tetap mampu memberikan solusi pembiayaan terbaik bagi pelanggan dan masyarakat, sekaligus menjaga keberlangsungan serta pertumbuhan bisnis yang sehat dan berimbang.
Sebagai informasi tambahan, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat bahwa penerbitan surat utang oleh sektor multifinance telah mencapai angka Rp 11,64 triliun hingga Mei 2025. Ahmad Nasrudin, Fixed Income Analyst Pefindo, merinci bahwa terdapat tiga perusahaan multifinance dengan nilai penerbitan surat utang terbesar per Mei 2025.
PT Astra Sedaya Finance (ASDF) memimpin dengan penerbitan mencapai Rp 2,5 triliun. Angka ini setara dengan PT Federal International Finance (FIF) yang juga menerbitkan obligasi senilai Rp 2,5 triliun. Posisi ketiga ditempati oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) dengan nilai penerbitan Rp 2,07 triliun, sebagaimana disampaikan Ahmad kepada Kontan pada Minggu (22/6).
Astra Credit Companies (ACC) menyatakan bahwa keputusan The Fed dan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan tidak akan mempengaruhi rencana penerbitan obligasi perusahaan. ACC tetap berkomitmen untuk melakukan pendanaan melalui pasar modal dan telah memasuki tahap Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) yang ketujuh.
ACC menargetkan penerbitan obligasi senilai Rp 5 triliun hingga Rp 5,5 triliun sepanjang tahun 2025. Perusahaan secara rutin memantau kondisi pasar dan yield serta pergerakan suku bunga acuan untuk memastikan solusi pembiayaan terbaik bagi pelanggan dan menjaga keberlangsungan bisnis. Hingga Mei 2025, ACC memimpin penerbitan surat utang sektor multifinance dengan nilai Rp 2,5 triliun.