
MNCDUIT.COM – JAKARTA. Sektor pakan ternak dan unggas atau poultry di Indonesia diproyeksikan menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik pada semester II-2025. Ekspektasi perbaikan ini tidak terlepas dari sejumlah faktor pendorong utama, termasuk peningkatan harga ayam hidup (livebird), berkurangnya dampak negatif dari impor grand parent stock (GPS) di tahun 2024, serta dukungan kuat dari belanja pemerintah yang mendorong konsumsi domestik.
Analis pasar semakin optimistis melihat prospek emiten poultry, bahkan beberapa di antaranya menilai kinerja emiten poultry akan diprediksi positif. Investor pun disarankan untuk mencermati rekomendasi saham dari pemain besar di industri ini, seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN). Berikut adalah ulasan mendalam serta rekomendasi saham dari para analis untuk ketiga emiten tersebut.
1. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
JPFA menunjukkan performa yang cukup solid pada kuartal I-2025. Laba bersih perusahaan tercatat naik 2,4% secara tahunan (YoY) mencapai Rp680 miliar, dengan margin laba bersih yang stabil di angka 4,7%. Meskipun beban pokok penjualan meningkat tipis 1,6% YoY menjadi Rp11,6 triliun, hal ini diimbangi oleh penurunan biaya bahan baku yang turut mendukung kenaikan volume penjualan.
Profitabilitas JPFA juga membaik dengan laba kotor yang tumbuh 1,6% YoY menjadi Rp2,69 triliun, menghasilkan margin kotor 18,8% – capaian yang lebih baik dibanding kuartal I-2024. Sementara itu, laba usaha berhasil tumbuh 6,2% YoY menjadi Rp1,14 triliun dengan margin usaha 7,9%. Para analis memproyeksikan JPFA akan membukukan laba bersih sebesar Rp3,26 triliun sepanjang 2025, sejalan dengan ekspektasi pemulihan harga dan permintaan di paruh kedua tahun ini.
2. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
CPIN mencatatkan kinerja keuangan yang sangat impresif pada kuartal I-2025. Laba bersih CPIN melonjak signifikan menjadi Rp1,5 triliun, naik 15,9% secara kuartalan (QoQ) dan melesat 116% secara tahunan (YoY), didukung oleh basis rendah pada kuartal I-2024. Pendapatan perusahaan mencapai Rp17,7 triliun, meskipun turun 0,3% QoQ namun naik 11,3% YoY. Kenaikan pendapatan ini ditopang oleh momen Lebaran dan lonjakan volume penjualan ayam broiler sekitar 17% YoY, yang berhasil mengimbangi penurunan harga jual rata-rata sekitar 4,5%.
Meski harga jual produk masih cenderung lemah, CPIN mampu menjaga stabilitas margin EBIT di angka 11,5%, sementara margin kotornya justru meningkat menjadi 18%. Ini menunjukkan efisiensi operasional yang baik. Kinerja emiten poultry, khususnya CPIN dan JPFA, dinilai ‘ciamik’ atau sangat baik oleh para analis, menggarisbawahi potensi pertumbuhan yang solid di masa mendatang.
CPIN Chart by TradingView
3. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN)
Berbeda dengan dua emiten sebelumnya, MAIN membukukan penurunan kinerja pada kuartal I-2025. Pendapatan perusahaan terkoreksi 2,16% YoY dari Rp3,24 triliun menjadi Rp3,17 triliun, dan laba bersihnya anjlok 28,24% YoY dari Rp87,65 miliar menjadi Rp62,89 miliar. Namun, perlu dicatat bahwa secara tahunan untuk tahun fiskal 2024 (FY2024), MAIN justru mencatat pertumbuhan yang sangat signifikan.
Pada FY2024, penjualan MAIN meningkat 3,73% YoY menjadi Rp12,50 triliun, dan laba bersihnya melonjak drastis 670,11% YoY dari Rp63,37 miliar menjadi Rp488,02 miliar. Ini mengindikasikan adanya pembalikan kinerja positif di periode sebelumnya yang patut dipertimbangkan. Analis pun tetap mencermati prospek emiten poultry di 2025, termasuk MAIN, dan tetap memberikan rekomendasi positif.
Secara keseluruhan, sektor poultry diproyeksikan akan terus menunjukkan penguatan pada paruh kedua tahun 2025. Dengan potensi pemulihan harga ayam hidup dan peningkatan permintaan domestik, sektor ini menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari peluang investasi di tengah kondisi pasar yang dinamis.
Sektor poultry diproyeksikan menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik pada semester II-2025. Perbaikan ini didorong oleh peningkatan harga ayam hidup, berkurangnya dampak impor grand parent stock, serta dukungan belanja pemerintah. Analis pasar sangat optimistis melihat prospek emiten poultry.
Investor disarankan mencermati rekomendasi saham dari emiten seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN). JPFA dan CPIN menunjukkan kinerja positif pada kuartal I-2025, sementara MAIN, meskipun turun di kuartal I, mencatat pertumbuhan kuat di FY2024. Ketiga emiten ini secara umum mendapat rekomendasi ‘Buy’ dari analis.