
Berawal dari keprihatinan mendalam atas pencemaran Sungai Brantas yang kian parah akibat tumpukan sampah plastik sekali pakai, sebuah UMKM asal Surabaya bernama Bumbi hadir membawa angin segar melalui inovasi popok kain atau diaper ramah lingkungan yang dapat digunakan kembali.
Tak berhenti pada solusi lingkungan, Bumbi juga menunjukkan komitmen sosial yang kuat dengan menciptakan lapangan kerja inklusif. Proses produksinya secara aktif melibatkan perempuan dan penyandang disabilitas, memberikan mereka peluang berharga.
Menurut Celia Siura, pendiri Bumbi, popok sekali pakai merupakan salah satu penyumbang terbesar sampah plastik rumah tangga yang seringkali diabaikan. Ia menyoroti praktik pembuangan yang kurang tepat di masyarakat.
“Di lapangan, praktik pembuangan yang kurang tepat masih sering terjadi. Banyak orang tua khawatir membakar popok dapat berdampak buruk bagi bayi, sehingga popok sekali pakai akhirnya dibuang secara sembarangan dan menumpuk di lingkungan sekitar kita,” jelas Celia dalam keterangan resminya, Sabtu (6/9).
Menanggapi permasalahan krusial tersebut, Celia merancang popok kain yang revolusioner. Residu popok ini dapat dicuci bersih menggunakan deterjen ramah lingkungan, secara signifikan mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan menghilangkan kebiasaan berbahaya membakar sampah.
Kualitas dan kenyamanan menjadi prioritas utama. “Dengan desain berbahan katun yang lembut dan nyaman, popok Bumbi dilengkapi adjustable button sehingga bisa digunakan dalam rentang usia yang lebih panjang. Produk ini juga telah terverifikasi standar SNI, menjamin mutu dan keamanan,” tambahnya.
Guna memudahkan transisi keluarga menuju gaya hidup berkelanjutan, Bumbi menghadirkan berbagai paket adopsi praktis. Mulai dari starter kit, opsi pembiayaan fleksibel, hingga portable washing dirancang khusus agar keluarga lebih mudah beralih ke produk “guna ulang” yang bertanggung jawab.
Prinsip ekonomi sirkular dan semangat lokal menjadi fondasi penting bagi perjalanan Bumbi. Seluruh proses produksi dilakukan di Indonesia, didukung oleh rantai pasok inklusif yang memberdayakan perempuan dan penyandang disabilitas, sekaligus memastikan keberlanjutan ekonomi komunitas.
Lebih jauh lagi, Bumbi aktif melibatkan kader kesehatan dan komunitas ibu-ibu. Mereka dilatih untuk berperan ganda sebagai edukator dan penjual di tingkat komunitas, menciptakan dampak positif yang berlipat ganda.
“Dengan cara ini, pendapatan rumah tangga dapat bertambah, sekaligus bisa memperkuat literasi kesehatan dan lingkungan di tingkat keluarga mengenai dampak lingkungan, manfaat kesehatan, hingga potensi penghematan keluarga,” urai Celia, menjelaskan visi komprehensif Bumbi.
Dedikasi dan inovasi Bumbi pun tak luput dari pengakuan di tingkat nasional. Bumbi berhasil meraih penghargaan Pengusaha Muda BRILiaN pada tahun 2024 untuk kategori Best of The Best Fashion & Wastra, sebuah cerminan nyata atas kontribusinya dalam menghadirkan solusi ramah lingkungan sekaligus memberdayakan komunitas.
Celia mengaku bahwa pencapaian gemilang tersebut menjadi dorongan besar bagi Bumbi untuk terus memperluas jangkauan dan dampak positifnya.
Terbukti, kini, kegiatan operasional, edukasi, dan pemasaran Bumbi telah merambah Mojokerto, Kediri, Jember, Jakarta, hingga Bali. Bahkan, bisnis ini telah menjalin kemitraan eksklusif dengan Pemerintah Kota Surabaya, menandakan kepercayaan dan pengakuan dari pihak pemerintah.
Dukungan bagi UMKM inovatif seperti Bumbi turut digaungkan oleh BRI. Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI, Dhanny, menegaskan komitmen Perseroan untuk secara konsisten mendukung UMKM yang mampu menghadirkan solusi keberlanjutan.
Bagi BRI, kisah sukses Bumbi adalah bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, UMKM dapat berkembang menjadi sebuah gerakan yang memberikan manfaat berlapis, mulai dari peningkatan kesejahteraan keluarga, penguatan literasi kesehatan, hingga peningkatan kesadaran lingkungan.
Dhanny menambahkan, “Melalui berbagai program pemberdayaan, kami ingin melahirkan lebih banyak pengusaha UMKM yang tidak hanya berorientasi pada bisnis, tetapi juga membawa dampak positif signifikan bagi masyarakat dan lingkungan.”
Bumbi, sebuah UMKM asal Surabaya, menghadirkan inovasi popok kain ramah lingkungan yang dapat digunakan kembali untuk mengatasi pencemaran Sungai Brantas akibat tumpukan sampah popok sekali pakai. Pendiri Bumbi, Celia Siura, menyoroti popok sekali pakai sebagai salah satu penyumbang terbesar sampah plastik rumah tangga yang sering diabaikan. Popok kain Bumbi didesain berbahan katun lembut, dilengkapi kancing yang dapat disesuaikan, dapat dicuci bersih, dan telah terverifikasi standar SNI, sehingga mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Sampah.
Selain fokus lingkungan, Bumbi juga menciptakan lapangan kerja inklusif dengan melibatkan perempuan dan penyandang disabilitas dalam proses produksinya. UMKM ini memberdayakan komunitas melalui pelatihan kader kesehatan dan ibu-ibu sebagai edukator dan penjual, sekaligus memperkuat literasi kesehatan dan lingkungan. Atas inovasi dan dedikasinya, Bumbi meraih penghargaan Pengusaha Muda BRILiaN 2024 dan telah memperluas jangkauan operasionalnya hingga menjalin kemitraan dengan Pemerintah Kota Surabaya. BRI berkomitmen mendukung UMKM inovatif seperti Bumbi yang mampu menghadirkan solusi keberlanjutan dan memberikan dampak positif berlapis bagi masyarakat.