Pemulihan konsumsi dorong kinerja emiten konsumer di 2026, cek saham pilihan analis

Img AA1yWNlF

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja emiten di sektor konsumer diprediksi akan mengalami pemulihan pada tahun 2026 mendatang. Ini didukung oleh perbaikan permintaan secara bertahap yang nantinya akan meningkatkan volume penjualan emiten.

Analis CGS International Baruna Arkasatyo menilai konsumsi domestik Indonesia berpeluang pulih secara bertahap pada tahun 2026, setelah sempat melemah dalam beberapa kuartal terakhir.

Ia mengakui, kembalinya laju pertumbuhan konsumsi ke level pra-pandemi di atas 5% bukanlah hal yang mudah, namun masih realistis untuk dicapai pada tahun 2026 mendatang.

Program MBG Diproyeksi Dukung Kinerja Emiten Konsumer, Cermati Saham Pilihan Analis

Baruna menekankan penyelesaian berbagai persoalan struktural membutuhkan waktu lebih panjang, sehingga peran dan dukungan pemerintah saat ini menjadi lebih krusial dibandingkan periode sebelum pandemi Covid-19. 

Dari sisi waktu pemulihan, segmen masyarakat berpendapatan menengah ke bawah diperkirakan akan lebih dulu membaik mulai paruh pertama 2026.

Pemulihan ini ditopang oleh agenda pro pertumbuhan pemerintah yang tercermin dalam APBN 2026, disiplin fiskal, serta beragam program unggulan pemerintah.

Selanjutnya, perbaikan konsumsi diperkirakan akan merambat ke segmen menengah ke atas menjelang akhir tahun 2026. 

Antisipasi Rilis Kinerja Emiten dan Aksi Window Dressing, Cek Saham Pilihan Analis

“Emiten yang menyasar pasar mass market berpotensi mencatat pemulihan lebih awal,” tulis Baruna dalam riset yang dipublikasikan pada Selasa (9/12/2025) lalu.

Sementara itu, sektor yang berkaitan dengan produsen makanan seperti CMRY, JPFA, CPIN dan makanan ringan seperti MYOR, diproyeksikan tetap relatif tangguh, seiring proses pemulihan permintaan yang berlangsung bertahap dan sikap konsumen yang masih cenderung berhati-hati dalam membelanjakan dana.

Dari sisi profitabilitas, CGS International memperkirakan peningkatan pendapatan dan margin akan cukup signifikan, terutama karena basis yang relatif rendah pada 2025.

Margin laba kotor (GPM) sektor consumer staples diproyeksikan meningkat sekitar 50 basis poin secara tahunan, sementara GPM sektor consumer discretionary diperkirakan naik 43 basis poin pada 2026.

Emiten Hotel Tuai Berkah di Libur Akhir Tahun 2025, Cek Saham Rekomendasi Analis

Peningkatan ini didorong oleh penurunan harga komoditas utama serta perbaikan daya beli secara bertahap, yang memungkinkan pertumbuhan volume penjualan dengan kebutuhan promosi yang lebih minim.

Dengan kombinasi pertumbuhan pendapatan dan perbaikan margin tersebut, sektor konsumer secara keseluruhan diperkirakan mampu mencatat pertumbuhan laba per saham (EPS) sebesar 14% secara tahunan pada 2026, dengan CAGR EPS 2025–2027 mencapai 13%.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan EPS IHSG yang diperkirakan sebesar 8% pada 2026.

Baruna menilai MYOR berpotensi memasuki titik balik pertumbuhan penjualan dan perbaikan margin mulai kuartal IV-2025.

Saham MYOR saat ini diperdagangkan pada valuasi yang relatif murah, yakni 15,0 kali P/E tahun 2026, atau sekitar 1,75 standar deviasi di bawah rata-rata tiga tahunnya, dengan proyeksi pertumbuhan EPS tahun 2026 sebesar 18% secara tahunan.

Sementara itu, MAPA diperkirakan mencatat salah satu pertumbuhan EPS tertinggi di sektor konsumer, yakni sekitar 25% yoy pada tahun 2026, jauh di atas rata-rata pertumbuhan sektor yang diperkirakan sekitar 7% yoy.

Performa Indeks Kompas100 Ungguli Kinerja Blue Chip, Cek Saham Rekomendasi Analis

Berbagai inisiatif konsolidasi MAPA di sejumlah pasar luar negeri diyakini akan mendorong peningkatan margin EBIT sekaligus memperkuat arah pertumbuhan laba.

Adapun CMRY diproyeksikan membukukan CAGR EPS sebesar 23% sepanjang periode 2024-2027, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pesaing yang berada di kisaran 12%. Prospek ini ditopang oleh konsistensi inovasi produk serta kualitas manajemen yang dinilai solid. 

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai prospek emiten konsumer masih ditopang oleh sejumlah sentimen positif. Salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi domestik yang relatif stabil di kisaran 5%. 

Selain itu, inflasi yang masih terjaga dalam target sekitar 2,5% dinilai membantu menjaga daya beli rumah tangga. Nafan juga menyoroti perkembangan digitalisasi dan e-commerce yang semakin mendukung konsumsi domestik. Emiten berbasis FMCG, menurutnya, kian agresif mengoptimalkan strategi penjualan melalui pendekatan omni-channel.

IHSG Berpotensi Melemah, Cermati Saham Rekomendasi Analis, Rabu (8/10)

Dari sisi strategi perusahaan, emiten konsumer tidak hanya mengandalkan omni-channel, tetapi juga berfokus pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi guna menekan biaya. 

“Upaya ini diharapkan dapat memperbaiki margin laba bersih,” ucap Nafan kepada Kontan, Minggu (28/12/2025).

Nafan menambahkan, emiten seperti UNVR terus melakukan inovasi produk di segmen FMCG, ditopang oleh kekuatan merek yang solid, serupa dengan grup Indofood.

  UNVR Chart by TradingView  

Namun demikian, terdapat pula sejumlah sentimen yang berpotensi menjadi tekanan. Pergerakan depresiasi rupiah berisiko meningkatkan biaya impor bahan baku.

Dana Asing Berpotensi Keluar Hingga Akhir Tahun 2025, Cek Saham Rekomendasi Analis

Di samping itu, tingkat persaingan di sektor FMCG tergolong sangat ketat. Faktor eksternal seperti perlambatan ekonomi global juga dapat menahan permintaan, terutama bagi emiten konsumer yang memiliki porsi ekspor.

Rekomendasi Saham

Nafan merekomendasikan accumulative buy saham MYOR di target harga Rp 2.420 per saham dan Add saham UNVR dengan target harga di posisi Rp 2.930 per saham.

Sementara itu, Baruna menaikkan rekomendasi sektor konsumer dari netral menjadi overweight karena pemulihan konsumsi yang bertahap apada 2026 dan dukungan pertumbuhan ekonomi. 

“Kami memperkirakan consumer staples akan menjadi pemenang awal dari membaiknya konsumsi pada semester I-2026, diikuti oleh emiten ritel menengah ke atas pada semester II-2026,” jelas Baruna.

Dus, Baruna menyarankan Add saham CMRY, MAPA dan MYOR di target harga masing-masing Rp 7.700, Rp 1.010 dan Rp 2.740 per saham.

You might also like