Pefindo turunkan rating obligasi Wijaya Karya (WIKA) jadi idD, ini respon manajemen

Img AA1mRJHL

MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) memberikan tanggapan perihal penurunan peringkat surat utang milik perusahaan oleh Pefindo.

Pefindo menurunkan peringkat Obligasi Berkelanjutan I Tahap II dan Obligasi Berkelanjutan II Tahap I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menjadi idD, dari idCCC.

Selain itu, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap II dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap 1 juga diturunkan peringkatnya menjadi idD(sy), dari sebelumnya idCCC(sy).

Dalam dokumen tanggal 11 Desember 2025 di laman Pefindo, tindakan tersebut menindaklanjuti penundaan pembayaran kupon oleh WIKA untuk masing-masing instrumen keuangan pada tanggal jatuh tempo yang ditentukan.

Tiga Strategi Erajaya Swasembada (ERAA) Hadapi Momentum Nataru 2025/2026

Sementara, peringkat korporasi untuk WIKA dipertahankan pada idSD. Pefindo bilang, peringkat tersebut mencerminkan profil keuangan dan likuiditas WIKA yang lemah, serta risiko ekspansi sebelumnya.

Menanggapi hasil itu, Sekretaris Perusahaan WIKA, Ngatemin alias Emin mengatakan, hal tersebut sepenuhnya merupakan hak Pefindo sebagai lembaga pemeringkat. Sehingga, perseroan menerima peringkat yang telah diterbitkan tersebut.

“Naik atau turunnya peringkat kredit pada suatu perusahaan adalah hal yang wajar mengikuti dinamika kondisi suatu perusahaan dan hal ini tidak bersifat tetap,” katanya dalam keterbukaan informasi tanggal 12 Desember 2025.

Sesuai dengan rilis yang dikeluarkan Pefindo, penurunan terhadap peringkat tersebut dilakukan karena kondisi pasar industri konstruksi secara nasional mengalami penurunan. Sehingga, berdampak secara langsung kepada penurunan perolehan kontrak baru, penurunan penjualan, dan penerimaan cash in perseroan.

Hal ini mengakibatkan keterbatasan unrestrictred cash Perseroan untuk memenuhi pemenuhan kewajiban pembayaran bunga Obligasi dan pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah tersebut.

Emin menuturkan, WIKA pun telah berupaya melakukan langkah transformasi hingga berhasil membukukan kinerja positif pada core business (EBITDA operasi diluar entitas pengendalian bersama). Namun, perseroan tetap memerlukan waktu dan dukungan seluruh pihak untuk penyehatan kondisi usaha, keuangan dan pemenuhan debt services.

Sebagai informasi, WIKA telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Obligasi dan Rapat Umum Pemegang Sukuk Mudharabah (RUPO/RUPSU) pada tanggal 4 dan 5 Desember 2025 untuk meminta persetujuan kepada pemegang Obligasi dan Sukuk Mudharabah terkait penangguhan pembayaran bunga Obligasi serta pendapatan bagi hasil Sukuk Mudharabah. Namun RUPO/RUPSU belum dapat memenuhi kuorum persetujuan atas usulan yang diajukan Perseroan.

“Perseroan akan kembali melakukan diskusi dengan Wali Amanat serta para Pemegang Obligasi/Sukuk guna mendapatkan kesepakatan pada RUPO/RUPSU berikutnya,” ungkap Emin.

Peluang IHSG Naik Dalam Santa Claus Rally Masih Terbuka, Cek Rekomendasi Sahamnya

You might also like