
MNCDUIT.COM JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) berpotensi memberikan keuntungan yang menarik bagi investor obligasi korporasi bertenor panjang. Namun, bayang-bayang kekhawatiran terhadap sentimen global masih menjadi faktor penentu. Kondisi ini membuat risiko fluktuasi pasar tetap menjadi perhatian utama bagi para investor.
Head of Investment Specialist Sinarmas Asset Management, Domingus Sinarta Ginting, mencermati bahwa pergerakan obligasi dengan tenor panjang masih sangat dipengaruhi oleh dinamika kondisi geopolitik. Oleh karena itu, dalam situasi pasar saat ini, peluang investasi yang lebih menjanjikan justru terletak pada obligasi dengan tenor pendek.
Suku Bunga BI Melandai, Saatnya Lirik Obligasi Tenor Panjang?
Meskipun demikian, Domingus menyatakan bahwa obligasi jangka panjang tetap dapat dipertimbangkan, namun ia lebih merekomendasikannya untuk investor yang memiliki profil risiko tinggi.
Menanggapi potensi fluktuasi pasar yang masih dapat memengaruhi obligasi tenor panjang, Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menggarisbawahi pentingnya langkah mitigasi risiko bagi investor. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah diversifikasi portofolio investasi pada berbagai sektor atau memilih penerbit obligasi dengan kualitas kredit yang tinggi.
Josua juga menambahkan, investor dapat mempertimbangkan obligasi yang dilengkapi dengan fitur perlindungan tambahan, seperti amortisasi atau obligasi konversi. Selain itu, untuk mengurangi eksposur terhadap risiko fluktuasi suku bunga yang dapat berdampak signifikan pada nilai investasi, hedging melalui instrumen derivatif dapat menjadi strategi yang efektif jika diperlukan.
Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia berpotensi menguntungkan obligasi korporasi tenor panjang, namun risiko fluktuasi pasar akibat sentimen global masih menjadi perhatian. Head of Investment Specialist Sinarmas Asset Management, Domingus Sinarta Ginting, menilai obligasi tenor pendek lebih menjanjikan saat ini karena pergerakan obligasi panjang dipengaruhi geopolitik. Meskipun demikian, obligasi jangka panjang tetap dapat dipertimbangkan khusus bagi investor berprofil risiko tinggi.
Untuk menghadapi potensi fluktuasi, Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, menyarankan diversifikasi portofolio pada berbagai sektor atau memilih penerbit obligasi berkualitas tinggi. Investor juga dapat mempertimbangkan obligasi dengan fitur perlindungan tambahan seperti amortisasi atau obligasi konversi. Hedging melalui instrumen derivatif juga disarankan untuk mengurangi eksposur terhadap risiko fluktuasi suku bunga.