MYOR Naik Turun Harga Bahan Baku? Ini Rekomendasi Saham Mayora!

Img AA1tN1h7

MNCDUIT.COM – JAKARTA. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menunjukkan kinerja yang bervariasi pada semester I-2025. Meskipun berhasil membukukan kenaikan penjualan yang solid, laba perusahaan justru mengalami koreksi signifikan dalam periode yang sama.

Secara rinci, MYOR sukses meraih pendapatan sebesar Rp 17,79 triliun, melesat 9,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). Namun, di sisi lain, laba usaha perusahaan tercatat anjlok menjadi Rp 1,53 triliun, jauh merosot dari angka Rp 2 triliun yang dicatatkan pada semester I tahun lalu.

Penurunan margin menjadi penyebab utama terkoreksinya laba MYOR. Margin kotor perusahaan pada kuartal II-2025 merosot tajam hingga 20,3%. Tekanan ini sebagian besar disebabkan oleh melonjaknya harga bahan baku utama seperti kopi dan kakao. Pengadaan kopi sendiri telah dimulai sejak September 2024, dengan pembelian tambahan pada April–Mei 2025, bertepatan dengan masa panen saat harga baru mulai turun. Kondisi ini membuat perusahaan harus mengelola persediaan dengan biaya yang lebih tinggi.

Meskipun demikian, ada optimisme dari kalangan analis. Putu Chantika Putri, Analis Ciptadana Sekuritas Asia, dalam risetnya pada 11 Agustus 2025, tetap mempertahankan proyeksi gross profit margin (GPM) MYOR tahun 2025 di angka 23%, selaras dengan panduan manajemen sebesar 22%–25%. Senada, Analis BRI Danareksa Sekuritas, Christy Halim, memperkirakan margin kotor MYOR tahun 2025 akan berada di kisaran 22,1%. Prediksi ini didasari asumsi struktur biaya yang lebih baik dan penyesuaian average selling price (ASP) pada semester kedua 2025 untuk mengimbangi kenaikan harga bahan baku.

Christy menambahkan, belanja bahan baku dan pengemasan diperkirakan akan tetap stabil, sekitar 7% dari total penjualan. Manajemen MYOR sendiri telah mengindikasikan prospek peningkatan GPM di kuartal mendatang. Perkiraan tersebut didukung oleh stabilnya bahkan cenderung menurunnya harga bahan baku utama, seperti kopi, kakao, dan minyak kelapa, sejak akhir Juni 2025.

Optimisme juga terlihat dari sisi penjualan. Manajemen MYOR melaporkan adanya peningkatan penjualan yang signifikan pasca Idul Fitri, yakni mulai akhir Juni 2025. Bahkan, penjualan di bulan Juli 2025 menunjukkan pertumbuhan dua digit, utamanya didorong oleh pemulihan domestik yang kuat. Sementara itu, bisnis ekspor memang sempat mengalami sedikit kendala akibat festival Kue Bulan Tiongkok yang ditunda selama dua minggu, namun ada keyakinan bahwa ekspor akan kembali pulih pada Agustus 2025.

Untuk target ke depan, manajemen menargetkan pertumbuhan volume portofolio sekitar 5%–6%. Target ini didukung oleh peningkatan konsumsi serta adanya pesanan awal Lebaran Idul Fitri tahun 2026 yang diperkirakan akan dipercepat ke kuartal IV-2025, mengingat Idul Fitri diperkirakan jatuh pada Maret 2026. Ini diharapkan dapat menjadi pendorong kuat penjualan di kuartal keempat.

Mayora Indah (MYOR) Cetak Pendapatan Rp 17,79 Triliun pada Semester I-2025

Namun, tidak semua pandangan seoptimis itu. Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, mencermati adanya tekanan terhadap daya beli konsumen domestik pada semester pertama 2025. Tekanan daya beli ini diperkirakan akan terus berlanjut, seiring dengan pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan penerapan tarif impor oleh AS.

Sentimen negatif seperti tingginya harga bahan baku, termasuk coconut oil, kakao, dan kopi, tetap menjadi risiko yang perlu dicermati oleh MYOR pada semester kedua 2025, karena berpotensi menekan margin perusahaan. Harry juga menyoroti volume penjualan MYOR yang masih tumbuh terbatas sebesar 3% secara YoY, menjadikannya tantangan bagi emiten konsumer seperti MYOR. Untuk mengantisipasi tekanan ini, perusahaan mengambil inisiatif menaikkan average selling price (ASP) guna mengimbangi kenaikan biaya bahan baku.

Meski demikian, Harry Su tetap melihat potensi positif. “Di sisi lain, potensi peningkatan belanja pemerintah diharapkan dapat memperkuat daya beli konsumen, memperbaiki sentimen pasar, dan mendukung pertumbuhan kinerja perusahaan,” ujar Harry kepada Kontan, Jumat (15/8/2025).

Mayora Indah (MYOR) Gelar Buyback Senilai Rp 1 Triliun, Ini Periode Pelaksanaannya

Secara keseluruhan, Ciptadana Sekuritas Asia memproyeksikan pendapatan MYOR tahun 2025 mencapai Rp 40,04 triliun dan laba bersih Rp 3,2 triliun. Menilik prospek tersebut, Putu Chantika Putri, Christy Halim, dan Harry Su secara kolektif merekomendasikan “beli” saham MYOR dengan target harga masing-masing Rp 2.800 per saham, Rp 2.500 per saham, dan Rp 2.670 per saham.

MYOR Chart by TradingView

Ringkasan

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mencatat kenaikan penjualan 9,69% menjadi Rp 17,79 triliun pada semester I-2025, namun laba usahanya terkoreksi signifikan menjadi Rp 1,53 triliun. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh merosotnya margin kotor akibat melonjaknya harga bahan baku utama seperti kopi dan kakao.

Meskipun demikian, analis optimis margin kotor akan membaik di semester kedua 2025 didukung penyesuaian harga jual dan stabilnya harga bahan baku. Penjualan domestik menunjukkan pemulihan kuat, dan manajemen menargetkan pertumbuhan volume 5-6%. Beberapa analis merekomendasikan “beli” saham MYOR, meskipun tekanan daya beli konsumen dan harga bahan baku tetap menjadi risiko yang perlu dicermati.

You might also like