Minyak Stabil Jelang Trump-Zelenskiy: Apa Pengaruhnya ke Harga BBM?

Img BB1dQhDm

MNCDUIT.COM LONDON. Pasar minyak global menunjukkan stabilitas relatif pada Senin (18/8/2025), dengan para investor menahan diri sembari menantikan hasil pertemuan krusial antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Pertemuan ini menjadi sorotan utama menyusul KTT AS-Rusia di Alaska pada Jumat lalu yang berakhir tanpa kesepakatan signifikan.

Pada pukul 13.00 waktu setempat, harga minyak mentah berjangka Brent menguat tipis 9 sen atau 0,14% ke level US$ 65,94 per barel. Senada, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga naik 7 sen atau 0,11%, mencapai US$ 62,87 per barel. Pergerakan ini kontras dengan penurunan yang terjadi pekan lalu, di mana Brent terkoreksi 1,1% dan WTI turun 1,7%.

Para pelaku pasar menaruh harapan besar pada pertemuan Trump-Zelenskiy. Mereka cermat memantau setiap indikasi kemungkinan tercapainya kesepakasan damai yang berpotensi mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa dalam delapan dekade terakhir. Fokus utama para investor adalah dampak potensial dari pertemuan ini terhadap pasokan minyak global, mulai dari potensi pengetatan sanksi hingga langkah-langkah menuju rekonsiliasi yang lebih luas.

“Saya tidak yakin pasar minyak telah sepenuhnya memperhitungkan ‘dividen perdamaian’ penuh yang berpotensi menyebabkan harga minyak mentah dan gas Uni Eropa merosot lebih jauh,” kata Ole Hansen, seorang ahli strategi komoditas terkemuka dari Saxo Bank, menyoroti pandangannya.

Pada hari yang sama, Presiden Trump secara mengejutkan meminta Ukraina untuk mengabaikan harapan merebut kembali Krimea yang telah dianeksasi atau bergabung dengan NATO. Sikap ini menunjukkan pendekatan yang lebih selaras dengan Moskow dalam upaya mencapai kesepakasan damai yang komprehensif, berbeda dengan pendekatan gencatan senjata yang biasa diupayakan. Hal ini muncul setelah pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Jumat lalu, di mana KTT Alaska tersebut berakhir tanpa adanya terobosan untuk menghentikan konflik.

Harga Minyak Dunia Naik 1% Kamis (27/2), Trump Cabut Lisensi Chevron di Venezuela

Di sisi lain, kekhawatiran mengenai arus pasokan minyak global kembali mencuat setelah Peter Navarro, penasihat perdagangan Gedung Putih, dengan tegas menyatakan bahwa pembelian minyak mentah Rusia oleh India secara langsung mendanai perang Moskow di Ukraina dan harus dihentikan. Navarro menjelaskan, “India bertindak sebagai lembaga kliring global untuk minyak Rusia, mengubah minyak mentah yang diembargo menjadi ekspor bernilai tinggi sekaligus memberi Moskow dolar yang dibutuhkannya.” Pernyataan keras ini, menurut analis SEB, Ole Hvalbye, justru mendorong minat beli di pasar minyak.

Harga Minyak Global Turun pada Pekan Lalu Simak Proyeksinya untuk Sepekan Ini

Priyanka Sachdeva, seorang analis pasar senior dari Phillip Nova, turut menambahkan bahwa “pernyataan tajam penasihat AS mengenai impor minyak mentah Rusia oleh India, ditambah dengan penundaan perundingan dagang, membangkitkan kembali kekhawatiran akan terhambatnya arus energi akibat ketegangan perdagangan dan diplomatik, bahkan di tengah prospek perdamaian di Ukraina yang semakin cerah.”

Harga Minyak Dunia Naik Lebih dari 2%, Usai Trump Cabut Lisensi Chevron di Venezuela

Selain dinamika geopolitik, para investor juga mengamati dengan saksama setiap indikasi terkait arah suku bunga AS. Perhatian mereka tertuju pada komentar yang akan disampaikan oleh Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dalam pertemuan Jackson Hole yang dijadwalkan minggu ini.

Ringkasan

Pasar minyak global menunjukkan stabilitas relatif pada Senin, dengan investor menanti hasil pertemuan penting antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mengalami sedikit kenaikan, setelah penurunan pekan sebelumnya. Pertemuan ini diharapkan dapat membawa kesepakatan damai di Ukraina, yang berpotensi memengaruhi pasokan minyak global melalui sanksi atau rekonsiliasi.

Sikap Trump yang meminta Ukraina mengabaikan harapan merebut kembali Krimea atau bergabung dengan NATO menunjukkan pendekatan perdamaian yang lebih luas, setelah KTT Alaska yang tidak menghasilkan terobosan. Kekhawatiran pasokan juga muncul dari pernyataan AS yang mendesak India menghentikan pembelian minyak Rusia, meskipun hal ini justru mendorong minat beli di pasar. Selain itu, investor juga memantau komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell terkait arah suku bunga AS.

You might also like