Memasuki akhir tahun, begini proyeksi valas Asia Rabu (31/12/2025)

Img AA1Thfh9

MNCDUIT.COM – JAKARTA. Valuta asing (Valas) bergerak bervariasi pada perdagangan hari ini. Mengutip Bloomberg Selasa (30/12/2025) pukul 16.20 WIB, baht Thailand (THB) menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia yakni menguat 0,34% ke level 31,51. Ringgit Malaysia menguat 0,33% ke 4,047, yuan China (CNY) menguat 0,25% ke 6,98, rupee India (INR) menguat 0,19% ke 89,80, dan yen Jepang (JPY) menguat 0,11% ke level 155,89. 

Sementara itu, won Korea Selatan (KRW) anjlok 1,02% ke 1.448,82, dan dolar Hongkong (HKD) terkoreksi 0,10% ke 7,781. 

Nanang Wahyudin, Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures mengatakan, secara umum pergerakan mata uang Asia stabil atau menguat terhadap dolar di akhir tahun 2025. Hal ini karena pelemahan dolar yang terjadi pasca berakhirnya shutdown government lalu dan serangkaian data ekonomi pun menunjukkan perlambatan. Selain itu, volume perdagangan tipis karena libur akhir tahun, mengurangi volatilitas besar di pasar mata uang Asia.

Valas Asia Bergerak Bervariasi, Geopolitik dan Bank Sentral Jadi Penentu

“Hal lainnya karena ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed di tahun depan dengan proyeksi sebanyak dua kali pemangkasan. Ini yang terjadi di sisa perdagangan 2025,” ujar Nanang kepada Kontan, Selasa (30/12/2025). 

Nanang melihat USDJPY menjadi mata uang yang menarik, karena pelemahan yang terjadi dan diproyeksi pertahankan area resisten di level 156 – 157 per dolar AS. Dimana area tersebut menjadi perhatian bagi pemangku kebijakan Bank of Japan (BoJ) yang tidak menginginkan pelemahan begitu agresif. Isu intervensi cukup kuat menyelimuti Yen bila memasuki area 156.000 – 157.000.

Selain rupiah, Nanang mengatakan, mata uang ringgit, baht menjadi menarik karena sentimen positif dari arus modal atau ekspor. Sedangan Yuan, China juga menguat ketika prospek atau peluang otoritas The People’s Bank of China (PBOC) memiliki ruang untuk terus melakukan gelontorkan likuiditas di pasar keuangan, ini menjadi positif ke depannya. 

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, pergerakan JPY terbilang seperti roller coaster oleh ekspektasi suku bunga BoJ, carry trade dan intervensi. Dolar Taiwan (TWD) didukung oleh manufaktur di tengah booming tech.

KRW berbalik melemah oleh prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah. Rupiah oleh prospek pemangkasan suku bunga BI.

Sementara CNY didukung ekonomi yang resilient serta rekor trade surplus, menentang segala kekhawatiran oleh tarif,” ucap Lukman. 

Valas Asia Melemah Jelang Akhir Tahun, Dolar AS dan Kebijakan Moneter Jadi Penekan

“KRW dan JPY agak menguat akhir – akhir ini. Keduanya perlu dicemati,” kata Lukman. 

Lukman menambahkan bahwa BoJ yang kembali hawkish akhir – akhir ini memberikan dukungan pada Yen. Sedangkan KRW didukung oleh masuknya dana pensiun negara tersebut. Walau sebenarnya agak susah memperkirakan nilainya karena rendahnya volume. 

Lukman memproyeksikan JPY pada Rabu (31/12) bisa menguat ke level 155. Sedangkan KRW berkisar di level 1.405 – 1.420.     

Sementara Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah pada Rabu (31/12) bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada rentang Rp 16.770 – Rp 16.800 per dolar AS.

You might also like