MEDC Terpuruk? Analis Ungkap Strategi Jitu Hadapi Penurunan Kinerja!

Img AA1HN8vR

MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menghadapi tantangan dalam kinerja keuangannya sepanjang semester I-2025. Meskipun demikian, peluang bagi MEDC untuk membalikkan keadaan di paruh kedua tahun ini terbuka lebar, didorong oleh tingginya kebutuhan energi migas di dalam negeri dan dampak strategis dari akuisisi tambahan 24% hak partisipasi perusahaan di Blok Production Sharing Contract (PSC) Corridor.

Laporan keuangan yang dirilis Kamis (31/7) menunjukkan pendapatan MEDC mencapai US$ 1,14 miliar pada semester I-2025, angka ini menurun 2,56% secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini juga tercermin pada EBITDA perusahaan yang terkoreksi 4% yoy menjadi US$ 623 juta, utamanya disebabkan oleh rata-rata harga realisasi minyak yang anjlok 14% menjadi US$ 70 per barel. Meski demikian, harga realisasi gas relatif stabil di angka US$ 7 per MMBTU.

Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk MEDC turut mengalami tekanan signifikan, terkoreksi 81,52% yoy menjadi hanya US$ 37,37 juta pada akhir semester I-2025. Penurunan tajam ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk merosotnya harga realisasi minyak, kontribusi negatif dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), serta biaya dry hole sebesar US$ 8,9 juta. Sebagai informasi, AMMN sendiri melaporkan kerugian bersih sebesar US$ 31 juta pada periode tersebut akibat keterlambatan proses commissioning smelter baru dan fasilitas pemurnian logam mulia.

Kinerja SIDO Lesu pada Semester I-2025, Simak Rekomendasi Sahamnya

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa prospek kinerja MEDC di semester II-2025 akan sangat bergantung pada dinamika harga minyak mentah dan gas alam dunia. Fluktuasi harga komoditas ini sangat rentan terhadap gejolak geopolitik global. Namun, Nafan optimistis terhadap peluang perbaikan kinerja keuangan MEDC di sisa tahun ini, salah satunya berkat ambisi pemerintah Indonesia untuk mencapai swasembada energi, khususnya di bidang migas. “Produksi migas otomatis harus ditingkatkan dan ini akan berdampak positif bagi MEDC,” jelas Nafan, Jumat (1/8).

Analis Indo Premier Sekuritas, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan, sepakat bahwa langkah MEDC mengakuisisi tambahan 24% hak partisipasi di Blok PSC Corridor merupakan keputusan yang sangat menguntungkan. Akuisisi senilai US$ 425 juta ini, yang ditargetkan rampung pada kuartal III-2025, akan meningkatkan total kepemilikan MEDC di Blok PSC Corridor menjadi 70%. Data per kuartal I-2025 menunjukkan Blok Corridor memiliki kapasitas produksi sekitar 115 mboepd, setara dengan 617 juta standar kaki kubik per hari (mmmscfd) gas alam dan 4,1 mbopd minyak mentah. “Kami menyimpulkan bahwa akuisisi ini memberikan tambahan nilai bagi MEDC,” tulis Ryan dan Reggie dalam riset mereka tertanggal 26 Juni 2025.

Optimisme terhadap prospek MEDC pasca-akuisisi Blok PSC Corridor juga digaungkan oleh manajemen perusahaan. CEO Medco Energi Internasional, Roberto Lorato, mengungkapkan, “Kami memasuki paruh kedua 2025 dengan akuisisi akretif atas tambahan 24% hak partisipasi di Wilayah Kerja (PSC) Corridor dan kontribusi tambahan dari beberapa proyek migas dan ketenagalistrikan yang baru berproduksi.”

Setelah finalisasi akuisisi Corridor, MEDC menetapkan panduan produksi minyak dan gas sekitar 155—160 mboepd untuk tahun 2025. Selain itu, perusahaan menargetkan penjualan tenaga listrik sebesar 4.300 GWh dan menekan biaya produksi minyak dan gas di bawah US$ 10 per boe pada tahun yang sama. Untuk mendukung target ini, MEDC mengalokasikan belanja modal minyak dan gas di level US$ 400 juta serta US$ 30 juta untuk sektor ketenagalistrikan.

Menyikapi prospek saham MEDC, Indo Premier Sekuritas mempertahankan rekomendasi hold dengan target harga Rp 1.200 per saham. Mereka memprediksi MEDC akan mendapatkan tambahan EBITDA sekitar US$ 150 juta—US$ 200 juta pada 2026, dengan asumsi harga minyak jangka menengah sebesar US$ 65 per barel. Di sisi lain, Nafan dari Mirae Asset menyarankan rekomendasi add untuk saham MEDC dengan target harga yang lebih tinggi, yakni Rp 1.630 per saham.

Begini Rekomendasi Saham CPIN, MTEL, UNTR, MAPA, MAPI, PANI untuk Hari Ini (1/8)

Ringkasan

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menghadapi penurunan kinerja keuangan pada semester I-2025. Pendapatan perusahaan terkoreksi menjadi US$1,14 miliar, dan laba bersih anjlok 81,52% menjadi US$37,37 juta. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh merosotnya harga realisasi minyak dan kontribusi negatif dari entitas terkait seperti AMMN.

Meskipun demikian, prospek MEDC di paruh kedua tahun ini dinilai positif berkat akuisisi tambahan 24% hak partisipasi di Blok PSC Corridor, yang meningkatkan total kepemilikan MEDC menjadi 70%. Langkah strategis ini, bersama dengan ambisi pemerintah Indonesia untuk swasembada energi, diharapkan mampu mendongkrak produksi migas MEDC. Perusahaan menargetkan produksi minyak dan gas sekitar 155—160 mboepd untuk tahun 2025.

You might also like