
MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) menetapkan harga Initial Public Offering (IPO) di level Rp 635. Ini merupakan batas tengah dari rentang harga penawaran awal Rp 525–Rp 695.
Dengan menawarkan 1,4 miliar saham atau setara dengan 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, entitas PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) ini berpotensi meraup dana segar Rp 2,79 triliun.
Dengan demikian, calon perusahaan bank digital ini berpotensi meraup dana segar sebesar Rp 2,79 triliun. Adapun masa penawaran umum akan dimulai pada 10–15 Desember 2025.
IHSG Diprediksi Lanjut Koreksi pada Rabu (10/12)
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana menjelaskan penetapan harga IPO Superbank yang berada di tengah harga bookbuilding, merupakan hasil mekanisme pasar sesuai hasil penawaran awal.
“Jadi memang permintaannya ada di situ, jadi kami tetapkan seperti biasanya IPO saja,” jelasnya saat ditemui di kawasan Jakarta, Selasa (9/12).
Oki menuturkan posisi harga tersebut mencerminkan titik temu minat investor. Di mana, permintaan yang masuk selama masa penawaran awal atau bookbuilding menjadi acuan utama.
“Jadi waktu bookbuilding, harganya diatur di situ, kan tidak mungkin kami pasang di paling bawah atau paling tengah kalau enggak tidak ada permintaannya,” ucapnya.
Oki menyebut pada masa penawaran awal alias bookbuilding Superbank mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed. Namun dia tidak merinci berapa oversubscribed yang terjadi.
Rencananya 70% dari dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka penyaluran kredit oleh Superbank. Sisanya akan dialokasikan sebagai belanja modal.
Permintaan Semen Diproyeksi Naik Tahun Depan, Ini Saham Pilihan Maybank
Di mana, penggunaan belanja modal tersebut akan diserap secara bertahap mulai 2026 hingga lima tahun depan untuk pengembang produk, pengembangan teknologi dan infrastruktur.