
MNCDUIT.COM NEW YORK. Indeks-indeks utama di Wall Street, pusat keuangan global, dibuka melemah signifikan pada awal perdagangan Jumat (13/6). Penurunan ini dipicu oleh eskalasi ketegangan di Timur Tengah menyusul serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, memicu kekhawatiran geopolitik yang mendalam di kalangan investor.
Menurut laporan Reuters, pada bel pembukaan perdagangan, kinerja pasar saham Amerika Serikat menunjukkan tekanan nyata. Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 388,1 poin, atau 0,90%, dan kini berada di level 42.579,48. Senada, indeks S&P 500 turun 44,7 poin, atau 0,74%, mencapai 6.000,56, sementara indeks Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, merosot 211,6 poin, atau 1,08%, menjadi 19.450,92.
Ketegangan regional ini berakar dari pernyataan Israel yang memperingatkan bahwa serangan berskala besar itu merupakan awal dari operasi berkepanjangan yang bertujuan untuk mencegah Teheran mengembangkan senjata atom. Menanggapi tindakan tersebut, Iran telah menjanjikan respons yang keras dan setimpal, menambah lapisan ketidakpastian di kawasan tersebut.
Wall St Kamis (12/6): S&P 500 Ditutup Naik, Oracle Pimpin Reli AI; Saham Boeing Jatuh
Dampak langsung dari konflik ini terlihat jelas pada pasar komoditas. Harga minyak mentah melonjak tajam hampir 9%, didorong kekhawatiran bahwa konflik yang memanas dapat mengganggu pasokan minyak global dari Timur Tengah. Sebagai respons, saham-saham energi di AS justru menguat. Saham Chevron naik 2,7% dan saham Exxon meningkat 3,3% dalam perdagangan pre-market, memanfaatkan kenaikan harga energi ini.
Namun, di sisi lain, sektor maskapai penerbangan mengalami tekanan signifikan. Kekhawatiran akan lonjakan biaya bahan bakar, jika kemacetan pasokan minyak terwujud, memukul saham-saham maskapai. Saham Delta Air Lines turun 5,2%, United Airlines merosot 5,3%, Southwest Airlines anjlok 3,4%, dan American Airlines terpangkas 4,8%.
Berbanding terbalik, saham-saham pertahanan mencatat kenaikan solid, mencerminkan peningkatan permintaan di tengah ketidakpastian geopolitik. Saham Lockheed Martin naik 3,1%, RTX Corporation melonjak 3,9%, Northrop Grumman menguat 3,8%, dan L3harris Technologies naik 2,8%.
“Kita menghadapi ketidakpastian kebijakan domestik yang besar, dan sekarang di atas semua itu, kita memiliki keresahan geopolitik yang tidak hanya berdampak pada pasar minyak, tetapi juga premi risiko yang lebih luas,” ungkap Eric Teal, kepala investasi di Comerica Wealth Management, menjelaskan sentimen pasar yang bergejolak.
Washington sendiri menyatakan tidak terlibat dalam operasi militer Israel tersebut. Namun, Presiden Donald Trump menegaskan bahwa Iran telah melakukan serangan terhadap dirinya sendiri dengan menolak tuntutan AS untuk membatasi program nuklirnya. Lebih lanjut, Trump mendesak Iran untuk mencapai kesepakatan, sembari memperingatkan bahwa “serangan berikutnya yang sudah direncanakan bahkan akan lebih brutal.” Meskipun demikian, para pejabat dari kedua negara dijadwalkan akan bertemu di Oman pada hari Minggu untuk putaran keenam perundingan nuklir, sebuah upaya untuk meredakan ketegangan diplomatik.
Dalam kondisi pasar yang penuh ketidakpastian ini, investor cenderung mencari aset yang dianggap lebih aman. Hal ini mendorong harga emas batangan mendekati level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Sejalan dengan itu, saham-saham perusahaan tambang emas yang terdaftar di AS juga mengalami kenaikan. Saham Newmont naik 1,2%, Harmony Gold menguat 0,7%, dan AngloGold Ashanti meningkat 1,6%.
Wall Street Melemah Seiring Meningkatnya Ketegangan di Timur Tengah
Penurunan pasar saham ini terjadi setelah periode penguatan yang relatif. Indeks S&P 500 masih berada 1,6% di bawah rekor tertingginya yang dicapai awal tahun ini, menyusul kenaikan bulanan yang luar biasa pada bulan Mei yang didorong oleh laba perusahaan yang optimistis dan pelunakan sikap perdagangan Trump. Sementara itu, Nasdaq yang sarat teknologi kini turun sekitar 2,5% dari rekor penutupan tertingginya yang tercatat pada bulan Desember tahun lalu.
Di tengah gejolak geopolitik, data ekonomi domestik AS sebelumnya sempat meredakan kekhawatiran investor. Laporan harga konsumen yang tenang, data harga produsen yang lebih rendah dari perkiraan, serta klaim pengangguran awal yang sebagian besar tidak berubah pada awal minggu ini, membantu menenangkan kegelisahan terkait tekanan harga yang didorong oleh tarif. Namun, para pembuat kebijakan Federal Reserve secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan mereka minggu depan, menyiratkan kehati-hatian bank sentral.
Pasar akan terus memantau perkembangan lebih lanjut, termasuk pembacaan awal sentimen konsumen untuk bulan Juni, yang diukur oleh Survei Konsumen Universitas Michigan, yang akan dirilis pada pukul 10:00 ET.
Ketegangan yang memanas di Timur Tengah menyusul serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran telah memicu kejatuhan signifikan di Wall Street. Indeks-indeks utama seperti Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq dibuka melemah tajam, mencerminkan kepanikan investor dan kekhawatiran geopolitik yang mendalam. Penurunan ini terjadi setelah Iran menjanjikan respons keras atas tindakan Israel, menambah ketidakpastian di kawasan.
Dampak langsungnya terlihat pada pasar komoditas, di mana harga minyak mentah melonjak tajam, menguntungkan saham-saham energi dan pertahanan. Sebaliknya, saham maskapai penerbangan anjlok akibat kekhawatiran biaya bahan bakar, sementara investor mencari aset aman seperti emas. Meskipun demikian, di tengah gejolak pasar ini, pejabat dari kedua negara dijadwalkan bertemu untuk perundingan nuklir, dalam upaya meredakan ketegangan diplomatik.