Kinerja Erajaya Semester I 2025: Analis Ungkap Fakta Mengejutkan!

Img

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja keuangan emiten dari Grup Erajaya, yaitu PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL), menunjukkan hasil yang bervariasi sepanjang semester I-2025. Meskipun demikian, kedua perusahaan ini sama-sama mencatatkan pertumbuhan penjualan yang solid, menandakan dinamika bisnis yang menarik di tengah strategi masing-masing.

Dalam laporan keuangan yang dirilis pada Rabu (30/7/2025), ERAA berhasil membukukan peningkatan laba bersih yang signifikan. Tercatat, laba bersih perseroan mencapai Rp 568,29 miliar per semester I-2025, melonjak 8,54% secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 523,57 miliar.

Sebaliknya, ERAL melaporkan kinerja laba bersih yang berbeda. Total laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 80,18 miliar per Juni 2025. Angka ini mengalami penurunan sebesar 11,02% dari posisi yang sama tahun lalu yang juga senilai Rp 80,18 miliar, menunjukkan tantangan profitabilitas di tengah ekspansi bisnis.

Kendati demikian, dari sisi pendapatan atau top line, kedua emiten tersebut menunjukkan performa yang kuat. Penjualan bersih ERAA tercatat sebesar Rp 35,04 triliun, meningkat 5,82% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 33,11 triliun. Di sisi lain, ERAL juga mencetak pertumbuhan penjualan yang mengesankan, mencapai Rp 2,61 triliun per Juni 2025, naik 23,54% dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,11 triliun.

Ditopang iPhone 16, Penjualan Erajaya (ERAA) Tembus Rp 35,04 triliun di Semester I

Amelia Allen, Head of Legal & Corporate Secretary Erajaya Swasembada (ERAA), menjelaskan bahwa pertumbuhan kinerja perseroan pada semester I-2025 merupakan hasil dari kombinasi strategi bisnis yang konsisten. Strategi tersebut mencakup diversifikasi produk, optimalisasi jaringan distribusi, serta efisiensi operasional yang terus dilakukan. “Selain itu, kontribusi dari penjualan iPhone 16 yang diluncurkan dalam periode tersebut turut menjadi salah satu faktor yang mendorong peningkatan penjualan dan laba bersih perseroan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Amelia kepada Kontan, Rabu (30/7/2025).

Secara terpisah, Direktur Utama PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL), Djohan Sutanto, memberikan penjelasan mengenai penurunan laba bersih yang dialami perusahaannya. Menurut Djohan, penurunan ini utamanya disebabkan oleh langkah investasi masif yang dilakukan untuk pengembangan bisnis baru. Investasi tersebut mencakup masuknya merek Xpeng ke dalam portofolio perseroan serta pembukaan sejumlah gerai baru sepanjang semester I-2025. Djohan menegaskan bahwa tahun 2025 memang ditetapkan sebagai periode investasi bagi ERAL, seiring dengan upaya ekspansi portofolio merek, termasuk kehadiran jenama baru seperti Under Armour.

“Meskipun demikian, perseroan akan terus memaksimalkan potensi dari bisnis yang telah ada,” tambah Djohan kepada Kontan, Rabu (30/7). Ia juga menegaskan bahwa secara umum, kinerja penjualan ERAL tetap mencatat pertumbuhan positif pada tahun ini, dengan segmen Smart and Active menjadi kontributor utama terhadap pencapaian bisnis perusahaan sepanjang 2025.

Beda Hasil Kinerja ERAA dan ERAL

Pengamat pasar modal dari Panin Sekuritas, Reydi Octa, menyoroti perbedaan kinerja laba antara kedua emiten Grup Erajaya. Meskipun pendapatan ERAA dan ERAL sama-sama mengalami peningkatan, kinerja laba ERAA sempat menghadapi tekanan. Ini terutama diakibatkan oleh pembatalan penjualan iPhone 16 di Indonesia pada kuartal I-2025 karena kendala regulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sehingga penjualan baru bisa dimulai secara optimal pada kuartal berikutnya. Di sisi lain, ERAL berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatannya, meskipun labanya tercatat turun. Reydi menjelaskan, “Penurunan laba ERAL lebih diakibatkan oleh ekspansi gerai yang belum langsung menghasilkan laba.”

Erajaya Swasembada (ERAA) Tambah Modal ke Anak Usaha Rp 10,5 Miliar

Sejalan dengan pandangan tersebut, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis Setyo Wibowo, menambahkan bahwa perbedaan laba bersih antara kedua emiten dalam grup Erajaya juga disebabkan oleh lonjakan beban operasional yang cukup signifikan pada ERAL. “Kondisi ini membuat laba bersih ERAL mengalami penurunan dibandingkan dengan ERAA,” ucap Azis kepada Kontan, Rabu (30/7).

Melihat prospek ke depan, Reydi menaksir kinerja ERAA akan semakin kuat, didukung oleh normalisasi penjualan iPhone 16 yang akan memberi peluang pemulihan margin. Sementara itu, ERAL diuntungkan dari ekspansi segmen lifestyle dan kemitraan strategis dengan berbagai merek global. “Momentum akhir tahun seperti Natal dan tahun baru akan jadi pendorong utama kinerja,” prediksi Reydi.

Abdul Azis memiliki pandangan tambahan yang positif. Ia menilai adanya kesepakatan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) membawa dampak yang menguntungkan bagi kedua emiten ini. Pasalnya, sebagian besar produk yang dijual oleh ERAA dan ERAL berasal dari impor AS. “Tarif AS ke Indonesia yang 0% ini bisa membuat harga jual produk turun dan meningkatkan daya beli bagi kedua emiten retail ini,” tambah Azis. Dengan prospek tersebut, Azis merekomendasikan trading buy untuk saham ERAA, dengan target harga Rp 535-Rp 540 dan level support di Rp 505-Rp 490.

Ringkasan

Kinerja Erajaya Swasembada (ERAA) dan Sinar Eka Selaras (ERAL) pada semester I-2025 menunjukkan hasil beragam. ERAA berhasil meningkatkan laba bersihnya 8,54% menjadi Rp 568,29 miliar, didukung kenaikan penjualan bersih 5,82% hingga Rp 35,04 triliun, salah satunya berkat penjualan iPhone 16. Sementara itu, ERAL mencatat kenaikan penjualan 23,54% menjadi Rp 2,61 triliun, namun laba bersihnya turun 11,02% menjadi Rp 80,18 miliar.

Penurunan laba ERAL disebabkan investasi masif untuk pengembangan bisnis baru dan beban operasional signifikan yang belum langsung menghasilkan laba. Analis memprediksi kinerja ERAA akan semakin kuat dengan normalisasi penjualan iPhone 16. Kedua emiten juga diuntungkan dari kesepakatan tarif 0% Indonesia-AS yang berpotensi menurunkan harga jual produk.

You might also like