Kinerja emiten diproyeksikan tertekan pada 2025, ini penjelasan IHSG masih melaju

Img AA1N8cKh

MNCDUIT.COM JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir berhasil hasil mencetak rekor tertinggi baru. Bahkan, IHSG sempat menyentuh level psikologis baru di 8.700. 

Pada akhir perdagangan Selasa (9/12/2025), IHSG ditutup melemah 0,61% ke level 8.657,17. Jika ditarik lebih jauh lagi, indeks komposit ini sudah melesat 22,28% secara year to date

Penguatan IHSG menjadi yang tertinggi kedua di kawasan ASEAN. IHSG kalah dari indeks bursa asal Vietnam yaitu VN-Index, yang masih melesat 38,44% sepanjang tahun berjalan ini. 

Emiten Hermanto Tanoko (DEPO) Siap Ekspansif di Tahun 2026, Intip Prospeknya

Namun penguatan IHSG ini terjadi di tengah proyeksi pelemahan kinerja. Mandiri Sekuritas, memproyeksikan laba bersih emiten yang dalam pantauannya akan terkontraksi 11,6%  

Head of Strategy and Equity Analyst Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menilai penguatan IHSG ditopang oleh kebijakan sentimen moneter yang sudah longgar serta adanya tambahan likuiditas ke pasar saham.

Di mana, Bank Indonesia sudah mulai memangkas suku bunga acuan dan adanya SRB yang akan jatuh tempo, dinilai memberikan tambahan likuiditas tambahan ke pasar keuangan

Joezer menilai langkah Kementerian Keuangan untuk memindahkan dana SAL ke perbankan bisa menumbuhkan money supply. Di mana, ketika ada kenaikan money supply pasar saham bisa tumbuh lebih baik. 

“Penguatan juga dibantu oleh likuiditas yang masuk ke dalam pasar sehingga ada ekspektasi, di mana valuasi IHSG lebih murah dibanding aset lainnya,” jelasnya saat ditemui, Selasa (9/12/2025). 

Joezer bilang, penguatan IHSG juga disokong oleh ekspetasi dari pelaku pasar terhadap perbaikan pertumbuhan laba bersih emiten di tahun depan sehingga saham akan bergerak terlebih dahulu. 

Bahkan, untuk tahun depan Mandiri Sekuritas memproyeksikan laba bersih para emiten yang berada di dalam proyeksinya yakni bisa tumbuh 14,2% dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8%. 

Surplus Pasokan Masih Akan Menjadi Penekan Harga Komoditas Energi

Arinda Izzaty, Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas menimpali penguatan IHSG juga gerakkan oleh sentimen makro dan aliran likuiditas dibanding kinerja fundamental jangka pendek. 

“Ekspektasi pemangkasan suku bunga global, terutama oleh The Fed, meningkatkan risk appetite investor sehingga arus modal kembali mengalir ke emerging market termasuk Indonesia,” katanya kepada Kontan.

Izzaty menambahkan kebijakan fiskal pemerintah yang ekspansif untuk 2026 serta stabilitas makro seperti inflasi yang terjaga dan nilai tukar yang relatif stabil juga memberi keyakinan bahwa pelemahan kinerja emiten bersifat sementara. 

“Investor kembali masuk karena mereka menilai penurunan EPS 2025 sudah priced in dan pasar sedang mendiskon masa depan, bukan kondisi laba yang sedang melemah,” jelas dia. 

Direktur Utama RHB Sekuritas Thomas Nugroho menyebut pemulihan yang solid diperkirakan terjadi pada 2026–2027 dengan laba bersih IHSG diproyeksikan kembali mencatat pertumbuhan double digit. 

Surplus Pasokan Masih Akan Menjadi Penekan Harga Komoditas Energi

RHB Sekuritas memproyeksikan laba bersih para emiten akan tumbuh 10% pada 2026. Pemulihan laba akan dipimpin sektor perbankan yang naik 11,7% secara tahunan dan konsumen non siklikal sebesar 10,1% secara tahunan. 

 “Sektor energi dan consumer cyclicals juga mencatat kinerja baik, menciptakan pendapatan yang lebih terdiversifikasi dan menopang keyakinan terhadap pemulihan pasar,” ucap Thomas. 

You might also like