Kejar Target! Verifikasi Dapur BGN Pacu Serapan Anggaran MBG Rp 11 T

Badan Gizi Nasional (BGN) memproyeksikan serapan anggaran negara untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat menyentuh angka Rp 11 triliun pada bulan ini. Capaian ambisius ini didorong oleh percepatan masif dalam verifikasi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang ditargetkan mencapai 8.000 unit operasional dalam periode yang sama.

Menurut Kepala BGN, Dadan Hindayana, per hari ini, Selasa (12/8), serapan anggaran negara telah menyentuh Rp 8,2 triliun. Dadan menjelaskan bahwa laju verifikasi dapur SPPG ini krusial untuk memperluas jangkauan program, menargetkan 20 juta penerima manfaat MBG dapat tercapai pada akhir bulan. Ia optimistis, “Kami perkirakan anggaran negara yang terserap program MBG mencapai antara Rp 10 triliun sampai Rp 11 triliun pada bulan ini,” ujarnya saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta.Img AA1Ko6gn

Meskipun demikian, total anggaran efektif program MBG untuk tahun ini mencapai Rp 71 triliun. Proyeksi serapan anggaran hingga Agustus 2025, yang berada di kisaran Rp 11 triliun, menunjukkan bahwa persentase penyerapan masih sekitar 15,49% dari total alokasi tahunan.

Menariknya, Dadan juga menyoroti dampak ekonomi tidak langsung dari program ini. Ia mengungkapkan bahwa perputaran uang di masyarakat akibat aktivitas MBG telah mendekati angka Rp 28 triliun. Angka ini mencerminkan besarnya investasi lokal, mengingat setiap dapur SPPG yang beroperasi membutuhkan biaya antara Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar per bulan untuk operasionalnya.

Saat ini, sebanyak 5.103 unit dapur SPPG telah aktif beroperasi. Dengan target ambisius mencapai 8.000 unit, BGN mendorong percepatan verifikasi hingga 300 unit dapur per hari. Dadan optimistis, penambahan operasional dapur SPPG secara signifikan akan memperluas cakupan penerima manfaat hingga 20 juta orang sebelum akhir pekan ini, tepatnya pada Sabtu (16/8). Proyeksi ini didasari kemampuan mempercepat verifikasi yang dapat menambah hingga 1.200 unit dapur SPPG beroperasi dalam beberapa hari ke depan.

Dadan menjelaskan bahwa banyak calon mitra SPPG telah mendaftar sejak lama dan sebagian besar telah membangun infrastruktur dapur mereka. “Para calon mitra sudah lama mendaftar menjadi SPPG dan mereka sudah terbangun dapurnya, kami tinggal percepat verifikasinya,” tegasnya. Sejauh ini, 17.000 unit SPPG telah melalui proses verifikasi. Namun, Dadan tidak menampik bahwa dari jumlah tersebut, memang belum semua calon mitra telah menyelesaikan pembangunan dapur mereka.

Oleh karena itu, Dadan dengan tegas membantah tudingan adanya SPPG fiktif. Ia menjelaskan bahwa seluruh mitra didampingi oleh 14.000 Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang telah lolos pendidikan hingga gelombang ketiga, menjamin akuntabilitas. Dadan menegaskan, “Bukan dapur SPPG fiktif, tapi ada calon mitra SPPG yang sudah memesan tempat dan belum ada pembangunan dapur,” memberikan klarifikasi atas kondisi di lapangan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, telah menegaskan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan masyarakat miskin dan miskin ekstrem sebagai tenaga kerja di dapur Satuan Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Inisiatif ini merupakan bagian integral dari program pengentasan kemiskinan yang digulirkan pada paruh kedua tahun ini, menunjukkan dimensi sosial yang kuat dari program MBG.

Baca juga:

  • BGN Kebut Verifikasi untuk Kejar Target 8.000 Dapur SPPG Makan Bergizi Gratis

Ringkasan

Badan Gizi Nasional (BGN) menargetkan serapan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) mencapai Rp 10-11 triliun pada bulan ini. Capaian ini didorong percepatan verifikasi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditargetkan mencapai 8.000 unit operasional untuk melayani 20 juta penerima manfaat. Per 12 Agustus, serapan anggaran telah mencapai Rp 8,2 triliun dengan 5.103 unit dapur SPPG yang telah aktif beroperasi.

Meskipun total anggaran MBG tahun ini mencapai Rp 71 triliun, program ini telah memicu perputaran uang di masyarakat hingga mendekati Rp 28 triliun. BGN membantah tudingan adanya SPPG fiktif, menjelaskan bahwa beberapa calon mitra memang masih dalam tahap pembangunan dapur. Pemerintah juga memprioritaskan masyarakat miskin dan miskin ekstrem sebagai tenaga kerja di dapur SPPG, sebagai bagian dari program pengentasan kemiskinan.

You might also like