ISAT Anjlok! Rekomendasi Saham Indosat Usai Kinerja Semester I-2025

Img AAX1hd4

MNCDUIT.COM – JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) mencatatkan penurunan kinerja finansial pada semester pertama tahun ini. Pendapatan perusahaan tercatat mencapai Rp 27,11 triliun, yang menunjukkan penurunan sebesar 3,10% secara tahunan (YoY). Demikian pula, laba bersih ISAT turut terkoreksi signifikan sebesar 14,6% YoY menjadi Rp 2,33 triliun.

Kinerja Keuangan Turun Semester I-2025, Cek Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)

Meskipun demikian, prospek ISAT untuk semester kedua tahun 2025 diperkirakan dapat tumbuh stabil. Menurut Sukarno Alatas, Senior Riset Kiwoom Sekuritas, potensi ini didorong oleh peningkatan trafik data yang berkelanjutan, efisiensi operasional pasca-merger, serta kenaikan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) dari pelanggan berkualitas. Pernyataan ini disampaikannya kepada Kontan pada Selasa (5/8).

Namun, ISAT juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Sukarno mengidentifikasi persaingan tarif yang ketat di industri telekomunikasi, kebutuhan belanja modal (capex) yang tinggi untuk pengembangan jaringan, serta risiko pelemahan daya beli masyarakat yang dapat menekan margin perusahaan. Sentimen lain yang patut dicermati meliputi regulasi spektrum 5G, fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang memengaruhi utang, serta tekanan inflasi domestik yang berpotensi memengaruhi konsumsi data.

Senada dengan pandangan tersebut, Indy Naila, Investment Analyst dari Edvisor Profina Visindo, menyoroti rasio keuangan ISAT. Ia menjelaskan bahwa margin profitabilitas perusahaan tertekan, terutama akibat penurunan pertumbuhan laba bersih dan tingginya beban operasional. Para investor kini menanti pemulihan rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) seluler. Indy juga menyampaikan kekhawatirannya kepada Kontan pada Selasa (5/8/2025) mengenai kompetisi harga paket data yang ketat dengan kompetitor, yang dikhawatirkan dapat berdampak pada penurunan jumlah pelanggan dan margin keuntungan.

Lebih lanjut, Indy menambahkan bahwa kinerja ISAT di semester kedua juga perlu mencermati faktor makroekonomi. Potensi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia dapat menstimulus pengeluaran rutin dan ARPU. Di sisi lain, persaingan ketat dengan kompetitor tetap menjadi perhatian utama karena kekhawatiran akan tekanan harga.

Meski kinerja semester pertama mengalami penurunan, Steven Gunawan, Analis KB Valbury Sekuritas, menunjukkan proyeksi yang lebih optimis untuk tahun penuh 2025. Dalam risetnya tertanggal 1 Agustus 2025, Steven memproyeksikan laba bersih ISAT akan tumbuh 4,1% secara tahunan menjadi Rp 5,1 triliun pada tahun 2025. Margin bersih diproyeksikan sedikit membaik menjadi 8,9% dari 8,8% pada tahun 2024. Adapun, pendapatan ISAT diperkirakan mencapai Rp 57,3 triliun, menyiratkan pertumbuhan 2,6% YoY, sejalan dengan target yang ditetapkan manajemen.

ISAT Chart by TradingView

Berbekal efisiensi berkelanjutan dan monetisasi layanan data, Sukarno meyakini saham ISAT masih memiliki peluang untuk menguat hingga akhir 2025. Oleh karena itu, ia merekomendasikan hold saham ISAT dengan target harga Rp 2.400 per saham. Rekomendasi serupa juga diberikan oleh Indy, yang menyarankan hold ISAT dengan target harga Rp 2.500 per saham. Sementara itu, Steven lebih optimistis dengan merekomendasikan beli saham ISAT, juga dengan target harga Rp 2.500 per saham.

Ringkasan

PT Indosat Tbk (ISAT) mencatatkan penurunan kinerja finansial pada semester I-2025, dengan pendapatan turun 3,10% dan laba bersih terkoreksi 14,6% secara tahunan. Meskipun demikian, prospek semester kedua diperkirakan tumbuh stabil didorong oleh peningkatan trafik data dan efisiensi operasional pasca-merger. ISAT menghadapi tantangan persaingan tarif yang ketat, kebutuhan belanja modal tinggi, serta risiko pelemahan daya beli masyarakat. Analis juga menyoroti tekanan pada margin profitabilitas akibat tingginya beban operasional dan kompetisi harga.

Untuk tahun penuh 2025, beberapa analis memproyeksikan kinerja ISAT akan membaik, dengan laba bersih dan pendapatan yang diperkirakan akan tumbuh. Steven Gunawan dari KB Valbury Sekuritas memproyeksikan laba bersih ISAT tumbuh 4,1% menjadi Rp 5,1 triliun. Oleh karena itu, Sukarno Alatas dan Indy Naila merekomendasikan “hold” saham ISAT dengan target harga Rp 2.400-Rp 2.500. Steven Gunawan lebih optimistis dengan rekomendasi “beli” pada target harga Rp 2.500.

You might also like