Infrastruktur Menggila! Prospek Saham 2024 & Rekomendasi Jitu

Img

Menggebrak paruh kedua tahun 2025, kinerja saham emiten sektor infrastruktur menunjukkan penguatan signifikan, mencatatkan diri sebagai yang terkuat kedua di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun. Indeks IDX Infrastructure (IDXINFRA) melesat impresif hingga 32,34% secara year to date (YTD) per 13 Agustus 2025. Angka ini jauh melampaui pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya 11,48% YTD, sekaligus menempatkan IDXINFRA tepat di belakang lonjakan fantastis IDX Technology.

Kenaikan kinerja IDXINFRA ini tidak lepas dari beragam katalis positif. Menurut Sukarno Alatas, Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, salah satu pendorong utamanya adalah penguatan saham-saham pendatang baru di BEI, seperti PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA). Selain itu, sentimen makro ekonomi juga turut berperan: penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan ekspektasi berlanjutnya pemangkasan Fed Rate global berpotensi besar menurunkan beban bunga, sehingga dapat memperbaiki margin keuntungan emiten infrastruktur secara keseluruhan.

Mayoritas penguatan IDXINFRA didominasi oleh performa cemerlang sektor telekomunikasi dan menara. Saham-saham raksasa seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) menjadi lokomotif utama yang menarik indeks ini ke atas.

Tak hanya dari telekomunikasi, beberapa saham infrastruktur lain juga turut berkontribusi, di antaranya PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). Kinerja saham JSMR bergerak selaras dengan performa semester I yang menunjukkan stabilitas pendapatan dan margin yang solid. Sementara itu, PGEO mendapatkan dorongan signifikan dari sentimen positif masuknya Danantara dalam proyek percepatan panas bumi, sebagaimana diungkapkan Sukarno Alatas. Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, senada menilai bahwa pendorong utama IDXINFRA saat ini memang berpusat pada sektor telekomunikasi dan energi terbarukan.

Dalam sektor telco, Ekky menjelaskan bahwa saham-saham seperti TLKM, ISAT, dan EXCL diuntungkan oleh prospek pertumbuhan kinerja di masa mendatang, ditambah dengan valuasi yang terbilang atraktif. Di sisi lain, segmen energi terbarukan, khususnya saham PGEO dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), menerima sentimen positif dari komitmen kuat pemerintah terhadap kebijakan transisi energi bersih.

Ekky Topan menambahkan, lonjakan harga saham emiten konstituen IDXINFRA sebagian besar didorong oleh ekspektasi pertumbuhan masa depan dan berbagai katalis korporasi, bukan semata-mata cerminan kinerja semester I. Secara spesifik, Telkom (TLKM) memiliki pendorong yang kuat, meliputi langkah efisiensi melalui perampingan bisnis, rencana monetisasi aset data center, dan pengembangan inisiatif kecerdasan buatan (AI). Tidak mengherankan jika pada perdagangan 13 Agustus, TLKM menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing di BEI, dengan nilai mencapai Rp 722,5 miliar.

Simak Prospek Saham CDIA dan COIN Usai Keluar dari FCA

Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham Emiten Infrastruktur

Meskipun sempat menghadapi perlambatan pada kinerja keuangan dan saham beberapa emiten di semester I 2025, optimisme terhadap prospek saham infrastruktur di paruh kedua tahun ini tetap tinggi. Potensi pemulihan kinerja di semester II diperkirakan akan menjadi momentum penting bagi sektor ini.

Sukarno Alatas meyakini bahwa prospek konstituen IDXINFRA di semester II masih sangat positif. Hal ini didukung oleh tren transisi menuju pola uptrend pergerakan pasar saham, serta potensi berlanjutnya aliran masuk dana asing. Berbagai sentimen positif yang diperkirakan akan menggerakkan sektor infrastruktur meliputi penurunan suku bunga lanjutan, pertumbuhan trafik data yang solid, implementasi rollout 5G, peningkatan lalu lintas jalan tol, dan percepatan proyek strategis nasional (PSN).

Rencana Spin Off Unit Bisnis Fiber Optik Jadi Katalis, Cek Rekomendasi Telkom (TLKM)

Kendati demikian, sejumlah sentimen negatif juga perlu diwaspadai, di antaranya risiko pelemahan nilai tukar rupiah, potensi keterlambatan penyelesaian proyek-proyek, dan ketatnya kompetisi tarif di sektor telekomunikasi yang dapat menekan margin. Sukarno menambahkan, emiten telekomunikasi dan menara, khususnya TLKM, TOWR, dan MTEL, diproyeksikan tetap menjadi jawara potensial karena karakternya yang lebih stabil. Namun, sektor transportasi dan energi infrastruktur seperti JSMR dan PGEO memiliki peluang untuk mengambil porsi penguatan yang lebih besar, terutama jika proyek-proyek strategis nasional berskala besar mulai memasuki fase konstruksi di semester II.

Berdasarkan analisisnya, Sukarno Alatas merekomendasikan beli saham JSMR dengan target harga Rp 5.500 per saham, TOWR dengan target Rp 730 per saham, dan PGEO dengan target Rp 1.855 per saham. Sementara itu, rekomendasi hold diberikan untuk saham MTEL dengan target harga Rp 690 per saham.

Transformasi Telkom (TLKM), Rampingkan Anak Usaha Hingga Fokus di Bisnis Besar

Senada dengan Sukarno, Ekky Topan juga optimistis terhadap potensi kenaikan IDXINFRA di semester II. Ia melihat peluang ini terbuka lebar seiring dengan masuknya kembali dana asing dan adanya katalis perubahan kinerja yang spesifik pada masing-masing emiten infrastruktur. Emiten telco diperkirakan akan memimpin sektor infrastruktur pada paruh kedua 2025, terutama jika tren net buy oleh investor asing berlanjut dan aksi korporasi berjalan sesuai rencana. Untuk rekomendasi saham, Ekky menyarankan agar Telkom (TLKM) layak untuk dikoleksi saat terjadi retracement, dengan target harga jangka panjang di kisaran Rp 4.000 per saham.

Melengkapi rekomendasi, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengamati pergerakan saham JSMR di level support Rp 3.590 dan resistance Rp 3.710 per saham. Herditya merekomendasikan speculative buy untuk JSMR dengan target harga di rentang Rp 3.750 hingga Rp 3.820 per saham.

Ringkasan

Kinerja saham emiten sektor infrastruktur, diwakili oleh IDX Infrastructure (IDXINFRA), menunjukkan penguatan signifikan sebesar 32,34% secara year to date per 13 Agustus 2025, menjadikannya yang terkuat kedua di BEI. Peningkatan ini didorong oleh masuknya saham baru dan sentimen makroekonomi seperti penurunan suku bunga. Mayoritas penguatan IDXINFRA berasal dari sektor telekomunikasi dan menara, termasuk saham TLKM, ISAT, dan EXCL, serta energi terbarukan seperti PGEO.

Prospek saham infrastruktur untuk paruh kedua 2025 diperkirakan tetap positif, didukung oleh tren uptrend pasar saham dan potensi aliran dana asing. Katalis positif meliputi pertumbuhan trafik data, implementasi 5G, dan percepatan proyek strategis nasional. Analis merekomendasikan beli untuk saham seperti JSMR, TOWR, PGEO, dan Telkom (TLKM), mengindikasikan potensi penguatan lebih lanjut.

You might also like