INDF Kuartal III-2025: Penjualan Naik, Laba Indofood Justru Turun 10%

MNCDUIT.COM JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), emiten konsumer raksasa dari Grup Salim, melaporkan kinerja keuangan yang bervariasi sepanjang periode Januari hingga September 2025. Meskipun berhasil membukukan kenaikan penjualan yang signifikan, laba bersih konsolidasi perusahaan justru mengalami penurunan.

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, penjualan bersih Indofood mencapai Rp 90,98 triliun per September 2025, menunjukkan peningkatan sebesar 4,64% dibandingkan dengan Rp 86,94 triliun pada periode yang sama tahun 2024. Peningkatan ini mencerminkan kuatnya permintaan dari berbagai segmen usaha INDF. Secara rinci, segmen produk konsumen bermerek membukukan penjualan Rp 56,4 triliun (naik dari Rp 55,56 triliun), Bogasari naik tipis menjadi Rp 22,83 triliun (dari Rp 22,82 triliun), agribisnis melonjak dari Rp 11,23 triliun menjadi Rp 14,88 triliun, dan distribusi tercatat Rp 5,57 triliun (naik dari Rp 5,3 triliun).

Namun, seiring dengan kenaikan penjualan, Indofood juga menghadapi peningkatan beban pokok penjualan menjadi Rp 60,72 triliun, dari sebelumnya Rp 57,25 triliun. Kondisi ini membuat laba bruto perusahaan hanya tumbuh tipis 1,9%, mencapai Rp 30,26 triliun dibandingkan Rp 29,69 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Di sisi operasional, terdapat upaya efisiensi yang cukup baik. Beban umum dan administrasi berhasil ditekan menjadi Rp 3,88 triliun dari Rp 4,11 triliun. Sementara itu, beban penjualan dan distribusi relatif stabil di angka Rp 9,35 triliun. Berkat efisiensi ini, Indofood mampu mencatatkan laba usaha yang positif, tumbuh 12,4% menjadi Rp 18,10 triliun dari Rp 16,09 triliun.

Sayangnya, kinerja keuangan di level bawah tertekan oleh lonjakan beban keuangan yang mencapai Rp 4,55 triliun, meningkat signifikan dari Rp 2,79 triliun pada tahun sebelumnya. Peningkatan beban keuangan ini utamanya disebabkan oleh kerugian selisih nilai tukar mata uang asing yang belum terealisasi dari aktivitas pendanaan, yang mencapai Rp 1,59 triliun pada akhir September 2025.

Akibat tekanan dari beban keuangan tersebut, laba sebelum pajak penghasilan Indofood tercatat Rp 14,69 triliun, turun 7,2% dibandingkan Rp 15,84 triliun pada September 2024. Selanjutnya, laba periode berjalan menyusut 7,5% secara tahunan menjadi Rp 11,37 triliun dari Rp 12,28 triliun. Pada akhirnya, total laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih perusahaan mencapai Rp 7,88 triliun per kuartal III-2025, mengalami penurunan 10% dari Rp 8,76 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood, Anthoni Salim, menjelaskan bahwa pelemahan laba bersih ini sebagian besar disebabkan oleh fluktuasi mata uang. “Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 10% terutama karena depresiasi rupiah yang menyebabkan rugi selisih kurs yang belum terealisasi dari kegiatan pendanaan,” terang Anthoni Salim dalam keterangan resminya, Jumat (31/10/2025).

Ke depan, Anthoni menegaskan komitmen perusahaan untuk terus mendorong pertumbuhan organik, menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas, serta mempertahankan neraca yang sehat. “Pada periode sembilan bulan tahun ini, Indofood tetap dapat mempertahankan kinerja yang positif, didukung model bisnisnya yang terintegrasi secara vertikal,” tambahnya, menunjukkan optimisme terhadap fondasi bisnis perusahaan.

Dari sisi neraca, INDF menunjukkan penguatan. Total aset perusahaan tercatat sebesar Rp 214,46 triliun per kuartal III-2025, naik dari Rp 201,71 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total liabilitas juga naik menjadi Rp 98,28 triliun per kuartal III-2025, dari Rp 92,72 triliun pada akhir Desember 2024. Sejalan dengan itu, total ekuitas perusahaan turut meningkat menjadi Rp 116 triliun, dari Rp 108,99 triliun pada akhir tahun 2024. Posisi kas perusahaan juga solid, dengan saldo kas dan setara kas mencapai Rp 42,93 triliun di akhir September 2025, melonjak dari Rp 30,99 triliun pada posisi yang sama tahun sebelumnya.

Ringkasan

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat kenaikan penjualan bersih sebesar 4,64% menjadi Rp 90,98 triliun per September 2025, dibandingkan Rp 86,94 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh kuatnya permintaan di berbagai segmen usaha, terutama produk konsumen bermerek dan agribisnis. Meskipun beban pokok penjualan juga naik, efisiensi operasional berhasil menekan beban umum dan administrasi, sehingga laba usaha perusahaan tumbuh 12,4% mencapai Rp 18,10 triliun.

Namun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Indofood justru mengalami penurunan 10%, menjadi Rp 7,88 triliun dari Rp 8,76 triliun. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh lonjakan beban keuangan yang mencapai Rp 4,55 triliun, meningkat signifikan dari tahun sebelumnya. Direktur Utama Anthoni Salim menjelaskan bahwa pelemahan laba bersih sebagian besar diakibatkan oleh kerugian selisih nilai tukar mata uang asing yang belum terealisasi dari aktivitas pendanaan.

You might also like