
MNCDUIT.COM , JAKARTA — Sepanjang 2025, indeks sektor teknologi (IDXTECH) menjadi jawara dengan kenaikan tertinggi dibandingkan dengan indeks sektoral lain di Bursa Efek Indonesia.
Hingga perdagangan 29 Desember 2025, IDXTECH sudah melonjak 140,71%. Penguatan itu tak terlepas dari lonjakan sejumlah saham emiten teknologi pada tahun ini.
Saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), misalnya, naik 409,56% secara year-to-date (YtD). Saham emiten data center milik Toto Sugiri itu turut masuk dalam jajaran top leaders IHSG pada tahun ini.
Selain DCII, saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk. (INET) terbang 927,4%, PT Itsec Asia Tbk. (CYBR) melonjak 340,89%, PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) meroket 704,43% sepanjang tahun berjalan 2025.
Moncernya indeks sektor teknologi juga didorong oleh laju saham PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) 214,84% dan saham PT Folago Global Nusantara Tbk. (IRSX) melangit 1.738,24% YtD.
Kinerja IDXTECH menjadi paling unggul dibandingkan dengan indeks sektoral lainnya. Di belakang IDXTECH, indeks sektor industrial melonjak 107,7% YtD, disusul indeks sektor infrastructures naik 77%, indeks sektor basic materials menguat 66,36%, dan indeks sektor energi terapresiasi 65,9%.
: Bos Hartadinata Abadi (HRTA) Bicara Strategi & Prospek Emas 2026
Rapor tersebut menunjukkan terjadinya rotasi sektor investor pada 2025. Pasalnya, indeks IDXTECH tercatat merosot 9,87% pada 2024. Begitu juga indeks IDX Sector Infrastructure turun 5,81% dan IDX Sector Basic Materials melemah 4,25% pada 2024.
Untuk 2026, Deputi Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat mengatakan bahwa sektor-sektor yang mendorong peringkat overweight IHSG adalah konsumer, perbankan, telekomunikasi, dan retail. Selain itu, Mandiri Sekuritas juga memberikan peringkat overweight untuk sektor alat berat, emas, dan tembaga.
Di sisi lain, peringkat netral disematkan untuk sektor nikel, minyak dan gas, otomotif, dan properti.
Tim Analis BRI Danareksa Sekuritas yang dipimpin oleh Helmy Kristanto menyampaikan pihaknya memprioritaskan sektor dengan visibilitas yang lebih baik. Proyeksi 2026 dibuat menggunakan pendekatan bottom up/stock picking.
Lebih spesifik, sektor perbankan dan konsumer dinilai mencerminkan prospek pertumbuhan laba yang relatif rendah sejalan dengan prospek permintaan yang masih lemah. EPS dua sektor tersebut pada 2026 diproyeksi masing-masing 4% dan 6% year-on-year (YoY).
: Mandiri Sekuritas Ramal IHSG pada 2026 Tembus Level 9.350, Cek Sektor Unggulannya
BRI Danareksa Sekuritas mengestimasi pertumbuhan EBITDA sektor telekomunikasi pada 2026 sebesar 7%. Sementara itu, pertumbuhan EPS sektor unggas pada 2026 diperkirakan sebesar 4% dan ritel naik 16%. Tiga sektor itu disebut sebagai sektor dengan visibilitas pertumbuhan yang baik.
Untuk sektor komoditas, BRI Danareksa Sekuritas memproyeksikan sektor logam memiliki prospek pertumbuhan EPS pada 2026 yang menarik sebesar 27%.
“Hal ini terutama didukung oleh ekspektasi pertumbuhan volume dari proyek-proyek baru dan ekspansi di sejumlah emiten, misalnya BRMS, INCO, MBMA,” jelasnya.
Meski demikian, mengingat prospek harga nikel yang masih cenderung datar, Helmy memperkirakan kinerja pada 2026 akan lebih menguntungkan bagi emiten dengan eksposur ke emas (BRMS) dan timah (TINS).
“Kami juga melihat potensi kenaikan valuasi dari aset-aset baru, seperti pada DEWA dan BRMS.”
BRI Danareksa Sekuritas juga mempertimbangkan perkiraan total imbal hasil ke depan (forward total return) tertinggi, serta potensi dividend yield pada 2026.
Kinerja Indeks Sektoral di BEI
Indeks Sektoral
Kinerja 2024
Kinerja YtD 2025
IDX Sector Energy
28,01%
65,9%
IDX Sector Basic Materials
-4,25%
66,36%
IDX Sector Industrials
-5,32%
107,7%
IDX Sector Consumer Non-Cyclicals
0,98%
9,08%
IDX Sector Consumer Cyclicals
1,64%
42,57%
IDX Sector Healthcare
5,84%
43,57%
IDX Sector Financials
-4,51%
10,24%
IDX Sector Properties & Real Estate
5,97%
54,41%
IDX Sector Technology
-9,87%
140,71%
IDX Sector Infrastructure
-5,81%
77%
IDX Sector Transportation & Logistic
-18,78%
51,32%
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.