IHSG Turun 0,05% ke 6.861,7 di Sesi I Senin (7/7), Top Losers LQ45: INCO, AKRA, ADMR

Img AA1D1Ta2

MNCDUIT.COM  JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah pada perdagangan sesi pertama Senin (7/7), seiring ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan mengenakan tarif tambahan 10% ke negara pendukung BRICS.

Melansir RTI, IHSG turun 0,05% atau 4,476 poin ke level 6.861,716. Tercatat 321 saham turun, 233 saham naik, dan 230 saham stagnan.

Total volume perdagangan 7,96 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 3,57 triliun.

Sebanyak delapan indeks sectoral menyeret IHSG. Tiga sector dengan penurunan terdalam yakni: IDX-Health 0,60%, IDX-Property 0,43%, dan IDX-Trans 0,42%.

Trump Ancam Tambah Tarif 10% untuk Negara Pendukung BRICS, Bagaimana Nasib Indonesia?

Saham-saham top losers LQ45:

– PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 3,09% ke Rp 3.450

– PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) turun 2,94% ke Rp 1.155

– PT Alamtri Minerals Tbk (ADMR) turun 2,08% ke Rp 940

IHSG Diproyeksi Menguat Pekan Ini, Simak Rekomendasi Saham dari IPOT

Saham-saham top gainers LQ45:

– PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) naik 10,27% ke Rp 805

– PT Barito Pacific Tbk (BRPT) naik 3,87% ke Rp 1.610

– PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) naik 2,62% ke Rp 4.700

IHSG Bergerak Fluktuatif di Awal Pekan (7/7), Pasar Cermati Kepastian Tarif AS

Trump Ancam Tarif Tambahan untuk Negara Pendukung BRICS

Pasar saham Asia-Pasifik bergerak variatif pada perdagangan Senin (7/7), seiring meningkatnya ketidakpastian global setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengonfirmasi bahwa tarif “timbal balik” atau reciprocal tariffs yang pertama kali diumumkan pada April lalu akan mulai diberlakukan pada 1 Agustus 2025 bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan AS.

Tak hanya itu, dalam pernyataan terpisah pada Minggu (6/7), Trump juga mengumumkan rencana pemberlakuan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara-negara yang “berpihak pada kebijakan anti-Amerika dari BRICS”, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Pernyataan ini muncul bersamaan dengan berlangsungnya KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, yang dihadiri oleh para pemimpin negara berkembang.

Sebelumnya, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga menegaskan bahwa tarif yang diumumkan pada April akan diberlakukan mulai 1 Agustus 2025 bagi negara-negara yang belum menyelesaikan kesepakatan dengan pemerintahan Trump.

Meski Bessent menepis anggapan bahwa 1 Agustus merupakan tenggat baru, ia mengakui bahwa tenggat tersebut memberikan waktu tambahan bagi mitra dagang untuk merundingkan ulang syarat-syarat tarif.

Bursa Saham Asia Terkoreksi Senin (7/7) Pagi, di Tengah Ketidakpastian Tarif AS

Kondisi ini turut memengaruhi kinerja pasar saham di kawasan Asia-Pasifik.

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,53%, sementara Topix melemah 0,57%.

Di Korea Selatan, Kospi naik 0,19% dan Kosdaq menguat 0,16%.

S&P/ASX 200 Australia terkoreksi 0,11%, menjelang keputusan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia (RBA) yang memulai pertemuan dua hari pada hari ini.

RBA diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,60%.

Hang Seng Hong Kong kehilangan 0,61%, sedangkan CSI 300 China daratan turun 0,12%.

Para pelaku pasar kini mencermati arah negosiasi dagang AS, potensi dampak dari kebijakan tarif tambahan, serta sinyal-sinyal dari pertemuan bank sentral terkait kondisi moneter global.

You might also like