
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Jumat (15/8/2025) dengan penurunan tipis sebesar 0,41% atau 32,87 poin, berada di level 7.898. Meskipun terkoreksi pada penutupan hari Jumat, secara keseluruhan, performa IHSG dalam sepekan terakhir mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 4,84%.
Dari sisi sektoral, indeks infrastruktur mengalami koreksi terdalam, yaitu sebesar 2,20%. Berbanding terbalik, sektor teknologi justru menjadi bintang dengan pertumbuhan paling pesat, mencapai 1,96%.
Menurut Direktur PT Kanaka Hita Solvera, Daniel Agustinus, lonjakan IHSG selama seminggu terakhir didorong kuat oleh kembalinya aliran dana asing ke pasar modal Indonesia. Tercatat, investor asing melakukan net buy atau beli bersih sebesar Rp 4,86 triliun dalam sepekan. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut memperkuat sentimen positif ini.
Sentimen global juga memainkan peran penting. Perpanjangan jeda tarif impor antara AS dan China selama 90 hari serta data inflasi AS bulan Juli yang berada di bawah ekspektasi pasar, yaitu 2,7% dibandingkan perkiraan 2,8%, memberikan angin segar bagi pasar.
IHSG Menguat 4,84% Dalam Sepekan, Diwarnai Aksi Pecah Rekor Psikologis Baru di 8.000
Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas, menambahkan bahwa kembalinya dana asing juga didukung oleh masuknya sejumlah emiten dengan kapitalisasi pasar besar ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).
“Strategi investor asing adalah masuk ke sektor banking, bluechips old-school yang selama ini tertinggal (laggard), namun krusial sebagai pengisi portofolio skala besar karena menjadi tulang punggung IHSG,” jelas Liza.
Nilai tukar rupiah sempat mencapai level terkuatnya di Rp 16.103 per dolar AS, didorong oleh pelemahan dolar AS secara global, yang tercermin dari penurunan Dollar Index (DXY).
Ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral AS, The Fed, pada bulan September semakin memperkuat sentimen positif. Prospek pelonggaran kebijakan moneter AS ini menekan yield obligasi, sehingga mendorong investor untuk mengalihkan minat investasi ke aset berisiko seperti saham.
“Terlepas dari keraguan terhadap data GDP kuartal II Indonesia, angka 5,12% tetap menumbuhkan harapan bahwa negara ini mampu melewati badai,” imbuh Liza.
IHSG Melemah 0,41% ke 7.898 pada Jumat (15/8/2025), INCO, BBTN, MAPA Top Losers LQ45
Ke depan, Liza menekankan bahwa mempertahankan proyeksi positif bagi perekonomian Indonesia sangat bergantung pada stabilitas dan konsistensi pertumbuhan serta arus masuk dana asing.
Pemerintah perlu jeli memanfaatkan peluang dari pergeseran ekonomi global, termasuk perubahan kebijakan moneter dan dinamika pasar komoditas. Strategi yang tepat dalam menangkap momentum ini akan menentukan seberapa besar manfaat yang dapat diraih Indonesia di tengah persaingan dan ketidakpastian global.
Untuk pekan depan, Daniel memprediksi IHSG akan bergerak di antara level support 7.800 dan resistance 8.000. Proyeksi ini juga mempertimbangkan hasil keputusan moneter Bank Indonesia terkait suku bunga acuan.
IHSG mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 4,84% dalam sepekan terakhir, meskipun ditutup melemah pada hari Jumat. Kenaikan ini didorong oleh kembalinya aliran dana asing dengan net buy sebesar Rp 4,86 triliun, penguatan nilai tukar rupiah, dan sentimen positif dari global, seperti perpanjangan jeda tarif impor AS-China dan data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan.
Masuknya emiten berkapitalisasi besar ke indeks MSCI juga turut mendukung aliran dana asing, terutama ke sektor perbankan dan bluechips old-school. Untuk pekan depan, IHSG diprediksi akan bergerak di antara level support 7.800 dan resistance 8.000, dengan mempertimbangkan keputusan moneter Bank Indonesia terkait suku bunga acuan.