
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pekan ini, para pelaku pasar menanti dengan saksama keputusan krusial mengenai suku bunga acuan dari dua bank sentral berpengaruh, yaitu The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat dan Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics, proyeksi menunjukkan The Fed kemungkinan besar akan memangkas suku bunga acuannya menjadi 4,25%. Sementara itu, Bank Indonesia diprediksi kuat untuk mempertahankan suku bunga di level 5,00%.
Felix Darmawan, Ekonom dari Panin Sekuritas, menganalisis bahwa jika kedua bank sentral ini bertindak sesuai ekspektasi, kombinasi kebijakan tersebut akan menjadi katalis positif yang signifikan bagi pasar.
Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menguat, Dolar AS pun Melemah
Secara global, pemangkasan suku bunga akan menurunkan biaya pendanaan, berpotensi melemahkan dolar AS, dan memicu masuknya aliran dana asing ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. “Hal ini berpotensi memberikan dorongan ekstra bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terlebih jika sentimen politik domestik juga turut kondusif,” jelas Felix kepada Kontan pada Senin (15/9).
Namun, skenario akan berubah jika The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga. Dampaknya akan lebih bervariasi; investor kemungkinan besar akan memilih sikap wait and see, dengan risiko aliran dana asing keluar tetap membayangi. Meskipun begitu, stabilnya suku bunga acuan BI akan tetap menjadi jangkar pengaman bagi pasar domestik.
Harga Emas Catat Rekor Baru di Tengah Antisipasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Felix menambahkan, pergerakan aliran dana asing memang cenderung fluktuatif. Potensi inflow (dana masuk) akan terbuka lebar jika The Fed memberikan sinyal yang lebih dovish. Namun, investor asing masih sangat sensitif terhadap isu politik dan kondisi fiskal di dalam negeri. Oleh karena itu, meskipun ada peluang masuk, arus dana yang deras dan konsisten mungkin belum dapat terjadi.
Lebih lanjut, Felix juga memproyeksikan bahwa pergerakan IHSG berpeluang ditutup positif pekan ini, asalkan kombinasi sentimen global dan domestik memberikan dukungan. Ia memprediksi level support kuat IHSG akan berada di kisaran 7.750–7.900, dengan level resistance yang dapat diuji di angka 8.000. Apabila level psikologis ini berhasil ditembus, ada ruang untuk bergerak menuju 8.050–8.100. Namun, jika gagal menembus, konsolidasi di bawah 8.000 kemungkinan besar akan tetap menjadi skenario dominan.
Pemangkasan Bunga The Fed di Depan Mata, Begini Nasib Pasar Kripto
Dari kacamata sektoral, saham-saham perbankan besar atau big banks masih dinilai sangat menarik. Valuasinya relatif murah dibandingkan rata-rata historis Price to Book Value (PBV) mereka, dan sektor ini juga berpotensi menjadi magnet utama bagi aliran dana asing. Selain itu, sektor properti juga layak dicermati, mengingat potensi penurunan suku bunga global yang dapat secara signifikan meningkatkan prospek permintaan di sektor tersebut.
Pekan ini, pasar menantikan keputusan suku bunga dari The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI). Konsensus pasar memproyeksikan The Fed akan memangkas suku bunga acuannya menjadi 4,25%, sementara BI diperkirakan kuat mempertahankan suku bunga di level 5,00%. Kombinasi kebijakan ini, menurut ekonom, akan menjadi katalis positif bagi pasar, berpotensi melemahkan dolar AS, dan memicu masuknya aliran dana asing ke Indonesia.
Namun, jika The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, investor cenderung bersikap *wait and see* dengan risiko aliran dana asing keluar, meskipun suku bunga BI yang stabil akan menjadi jangkar pengaman. IHSG diproyeksikan berpeluang ditutup positif pekan ini, dengan *resistance* di angka 8.000. Sektor perbankan besar dan properti dinilai menarik, terutama jika ada potensi penurunan suku bunga global.