IHSG Besok: Analisis & Prediksi Pergerakan Saham Senin

MNCDUIT.COM JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan menghadapi tekanan signifikan pada awal pekan ini, melanjutkan tren pelemahan yang terlihat sebelumnya. Pada Kamis (4/9) lalu, IHSG ditutup anjlok 0,23% ke level 7.867,35, sebuah penurunan yang diiringi oleh aksi jual masif dari investor asing.

Aksi jual bersih (net foreign sell) oleh investor asing tercatat mencapai Rp 305 miliar pada hari Kamis tersebut, dan lebih mencemaskan lagi, total akumulasi penjualan bersih selama satu pekan terakhir telah menembus angka Rp 5,3 triliun. Ini menunjukkan sentimen negatif yang kuat dari pasar global terhadap bursa domestik.

Menyikapi kondisi ini, Oktavianus Audi, Analis sekaligus VP Marketing, Strategy, & Planning Kiwoom Sekuritas, memproyeksikan pergerakan IHSG pada Senin (8/9) akan cenderung bervariasi (mixed) namun dengan bias tekanan. Proyeksi ini diperkuat oleh indikator teknikal seperti Moving Average Convergence Divergence (MACD) yang menunjukkan sinyal pelemahan tren, selaras dengan Relative Strength Index (RSI) yang juga bergerak menurun.

Beberapa sentimen domestik juga akan memengaruhi dinamika pasar saham pada hari perdagangan esok. Salah satunya adalah rilis data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang diperkirakan tetap berada di level optimistis, serta proyeksi kenaikan penjualan ritel sebesar 1,5% year on year (yoy) per Juli 2025. “Kami melihat hal itu akan cenderung direspons moderat oleh pasar,” jelas Audi, Minggu (7/9), mengindikasikan bahwa data positif ini mungkin belum cukup kuat untuk membalikkan sentimen negatif secara drastis.

Dari arena global, tren penguatan harga emas yang kini telah menyentuh US$ 3.595 per ons troi menjadi sorotan. Kenaikan ini didorong oleh data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang melemah, membuka peluang lebih besar bagi Federal Reserve (The Fed) untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Konsekuensinya, daya tarik investasi pada instrumen emas diperkirakan akan semakin meningkat. Selain itu, pergerakan IHSG juga akan sensitif terhadap rilis data inflasi inti AS periode Agustus 2025, yang diperkirakan tumbuh di kisaran 3,1% year on year (yoy). Data ini akan menjadi penentu penting dan berpotensi memberikan sinyal yang bervariasi (mixed) bagi keputusan The Fed selanjutnya.

Di sisi lain, Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas, menawarkan perspektif lain. Ia berpendapat bahwa pelemahan yang terjadi pada akhir pekan lalu menunjukkan IHSG telah merampungkan wave [b] dari wave 2 atau wave 4 pada label hitam dan merah, menjadikannya rawan terkoreksi lebih lanjut. Dalam skenario terburuk, IHSG diproyeksikan membentuk wave [c] dan terkoreksi hingga rentang 7.233—7.534 pada hari esok. Namun, dalam skenario yang lebih optimistis, koreksi IHSG diperkirakan akan berlangsung singkat, hanya menguji level 7.729—7.772 sebelum berpeluang kembali menguat ke area 8.008-8.102, tambahnya pada Minggu (7/9).

Menyikapi potensi pergerakan ini, Herditya merekomendasikan beberapa saham kepada investor untuk perdagangan Senin. Saham-saham tersebut meliputi ADMR dengan rekomendasi buy on weakness, ESSA juga dengan rekomendasi buy on weakness, GOTO dengan rekomendasi speculative buy, dan RAJA yang disarankan untuk buy on weakness.

Sementara itu, Oktavianus Audi juga memberikan panduan level teknikal untuk IHSG pada hari esok, dengan level support di 7.790 dan resistance di 7.950. Ia merekomendasikan dua saham utama: MDKA dengan rekomendasi speculative buy, memiliki level support Rp 2.500 per saham dan resistance Rp 2.850 per saham. Selain itu, saham BMRI juga direkomendasikan speculative buy, dengan level support Rp 4.550 per saham dan resistance Rp 4.940 per saham.

Ringkasan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih menghadapi tekanan signifikan pada awal pekan, melanjutkan pelemahan sebelumnya yang ditandai aksi jual bersih investor asing mencapai Rp 5,3 triliun dalam sepekan. Analis Oktavianus Audi memproyeksikan pergerakan IHSG akan bervariasi dengan bias tekanan, didukung indikator teknikal yang melemah. Sentimen domestik seperti rilis data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel mungkin direspons moderat, sementara tren penguatan harga emas global dan rilis data inflasi inti AS akan menjadi faktor penentu dengan sinyal bervariasi.

Analis Herditya Wicaksana memperingatkan IHSG rawan terkoreksi lebih lanjut, berpotensi hingga rentang 7.233-7.534, meskipun ada skenario koreksi singkat sebelum menguat. Untuk perdagangan Senin, Herditya merekomendasikan saham ADMR, ESSA, GOTO, dan RAJA untuk `buy on weakness` atau `speculative buy`. Oktavianus Audi memberikan level support IHSG di 7.790 dan resistance di 7.950, serta merekomendasikan saham MDKA dan BMRI sebagai `speculative buy`.

You might also like