
MNCDUIT.COM JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,61% ke 8.657 pada akhir perdagangan Selasa (9/12/2025). IHSG diproyeksikan bergerak menguat terbatas pada Rabu (10/12/2025) di tengah penantian pasar terhadap hasil pertemuan Federal Open Market Committee atau FOMC.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, mencatat level support IHSG berada di 8.600 dan 8.553, sementara resistance di 8.706 dan 8.751.
Pelaku pasar menanti keputusan The Federal Reserve yang dijadwalkan pada 9-10 Desember 2025.
Mandiri Sekuritas Bawa IPO Jumbo di 2026, Lebih Besar Dari Lighthouse Company!
Selain ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, pasar juga menunggu ringkasan proyeksi ekonomi Amerika Serikat serta revisi dot plot suku bunga untuk melihat arah kebijakan Fed tahun depan.
Dari dalam negeri, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang kuat. Apindo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2025 berada di kisaran 5% sampai 5,2%. Untuk 2026, proyeksi berada di rentang 5% sampai 5,4% dengan sikap cautiously optimistic.
Sementara itu, Head of Retail Research MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memperkirakan IHSG berpeluang menguat meski terbatas pada perdagangan Rabu (10/12/2025).
Herditya memproyeksikan rentang pergerakan di support 8.640 dan resistance 8.682.
Punya Prospek Bagus, Manajer Investasi Siap Garap Bisnis ETF Emas
“Kenaikan IHSG berpotensi terbatas seiring rilis data pekerjaan AS dan keputusan FOMC,” ujar Herditya.
Untuk rekomendasi saham, Herditya menyarankan mencermati BKSL di Rp 184-Rp 195 per saham, ISSP di Rp 494-Rp505 per saham, dan JPFA di Rp 2.800-Rp 2.900 per saham.