
MNCDUIT.COM, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan potensi besar untuk mempertahankan performanya di level psikologis 8.000. Level ini sempat disentuh saat pengumuman RAPBN 2026 dan Nota Keuangan pada akhir pekan lalu, menandakan sentimen positif terhadap pasar modal Indonesia.
Data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG menguat signifikan sebesar 4,84% selama sepekan terakhir, mencapai 7.898,37 pada Jumat (15/8/2025). Bahkan, sempat menyentuh level tertinggi intraday di angka 8.017. Kenaikan ini juga berdampak positif pada kapitalisasi pasar, yang naik 5,11% menjadi Rp14.247 triliun dalam sepekan.
Arus modal asing juga menunjukkan tren positif. Pasar saham Indonesia mencatatkan nilai beli bersih (net buy) asing sebesar Rp1,3 triliun dalam periode yang sama, memperkuat sinyal optimisme pasar.
Baca Juga: Investor Asing Guyur Pasar Saham RI, Tren Bullish IHSG Dikonfirmasi
Pergerakan modal asing semakin terasa dalam sepekan perdagangan dari 11 Agustus 2025 hingga 15 Agustus 2025, dengan net buy asing mencapai Rp6,67 triliun. Angka ini melonjak drastis dibandingkan pekan sebelumnya (4 Agustus 2025 – 8 Agustus 2025) yang hanya mencatatkan Rp124,22 miliar.
Meskipun demikian, secara tahunan (year to date/ytd) sejak awal perdagangan 2025, pasar saham Indonesia masih mencatatkan nilai jual bersih (net sell) asing sebesar Rp55,17 triliun. Ini menunjukkan bahwa perjalanan IHSG masih panjang dan membutuhkan momentum positif berkelanjutan.
Baca Juga: IHSG Pecah Rekor, Cek Nasib Saham Lapis Kedua WIFI DCII hingga Afiliasi Prajogo Pangestu
Sejumlah saham menjadi incaran investor asing dalam sepekan terakhir, mencatatkan nilai net buy yang signifikan. Saham BBRI memimpin dengan net buy asing sebesar Rp2,31 triliun.
Selanjutnya, saham TLKM mencatatkan net buy asing sebesar Rp1,65 triliun, diikuti oleh saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan net buy sebesar Rp1,35 triliun.
Baca Juga: IHSG Sentuh Rekor 8.000, UANG, PPRE hingga MFIN Masuk Deretan Top Gainers Sepekan
Bank jumbo lainnya, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), juga menarik minat investor asing dengan net buy sebesar Rp737 miliar. Selain itu, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) mencatatkan net buy asing sebesar Rp373 miliar dan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) sebesar Rp277 miliar.
Miftahul Khaer, Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, berpendapat bahwa kembalinya arus dana investor asing ke saham-saham seperti BBCA dan BBRI pada kuartal III/2025 didorong oleh valuasi yang kembali menarik setelah koreksi.
“Proyeksinya, tren inflow ini bisa berlanjut jika kondisi makro tetap kondusif, Bank Indonesia menjaga atau bahkan mengkondusifkan level suku bunganya,” jelas Miftahul beberapa waktu lalu.
Senada dengan hal tersebut, Equity Research Analyst Panin Sekuritas, Felix Darmawan, melihat peluang masuknya dana asing ke pasar saham Indonesia seiring dengan sentimen positif dari berbagai faktor.
Secara global, ekspektasi bahwa The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya pada kuartal IV/2025 telah meningkatkan risk appetite investor terhadap aset-aset emerging markets, termasuk Indonesia. Hal ini mendorong arus masuk dana asing, terutama ke saham-saham berkapitalisasi besar yang dianggap memiliki valuasi menarik.
“Kami memproyeksikan arus dana asing masih berpeluang positif di semester II/2025, meskipun tetap akan bersifat selektif dan sensitif terhadap perkembangan global seperti suku bunga dan tensi geopolitik,” ujar Felix kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Investment Analyst Capital Asset Management, Martin Aditya, mengungkapkan bahwa faktor utama kembalinya investor asing ke pasar modal Indonesia adalah valuasi IHSG yang masih berada di sekitar price to earning ratio 11 kali, di bawah rata-rata 5 tahunnya.
“Investor asing juga nampaknya sudah melihat pasar negara maju sudah overvalued,” ucap Martin pada Senin (18/8/2025).
Selain itu, limpahan aliran modal dari rebalancing indeks MSCI, stabilitas nilai tukar rupiah, serta ekspektasi penurunan suku bunga semakin meyakinkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Guyuran likuiditas dari investor asing ini akan menjadi penopang saham-saham berkapitalisasi besar (big caps), terutama dari sektor perbankan.
“Namun, saya rasa investor institusi lokal juga turut menopang IHSG selama investor asing mencatatkan net sell sejak awal tahun hingga IHSG dapat di level saat ini,” imbuh Martin.
Martin menyarankan investor untuk mengoleksi saham-saham big caps, terutama di sektor perbankan, sebagai strategi portofolio. Ia menilai saham-saham perbankan saat ini masih menarik karena belum terlalu diapresiasi dibandingkan saham-saham konglomerasi.
Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menambahkan bahwa konsistensi aksi beli asing pada Agustus terjadi ketika IHSG berhasil menguji level tertinggi di kisaran 8.000.
Ia menyoroti bahwa pada kuartal I/2025, indeks komposit sempat tertekan oleh dinamika global, terutama oleh pemilu Amerika Serikat dan kebijakan Donald Trump.
“Dengan masuknya arus asing pada Agustus, peluang IHSG untuk bullish semakin terbuka,” ujar Nafan kepada Bisnis, Senin (18/8/2025).
Menurutnya, katalis positif ke depan adalah proyeksi surplus transaksi berjalan kuartal II/2025. Surplus ini berpotensi memperkuat sentimen pasar dan menambah daya tarik IHSG bagi investor asing.
IHSG menunjukkan potensi mempertahankan level 8.000, didorong oleh sentimen positif pengumuman RAPBN 2026. Dalam sepekan terakhir, IHSG menguat signifikan dan mencatatkan net buy asing yang melonjak drastis, terutama pada saham-saham seperti BBRI, TLKM, dan BBCA. Analis menilai valuasi saham yang menarik dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global turut mendorong minat investor asing.
Meskipun demikian, secara tahunan IHSG masih mencatatkan net sell asing, menunjukkan perlunya momentum positif berkelanjutan. Beberapa analis menyarankan investor untuk mengoleksi saham-saham big caps, terutama di sektor perbankan, karena valuasi yang menarik. Proyeksi surplus transaksi berjalan kuartal II/2025 juga diharapkan menjadi katalis positif yang memperkuat sentimen pasar.