
MNCDUIT.COM JAKARTA. Kinerja PT Medikaloka Hermina (HEAL) diperkirakan masih menghadapi tekanan pada kuartal II-2025. Proyeksi ini muncul seiring dengan tren penurunan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL), sebuah klasifikasi yang mencakup seluruh rumah sakit di bawah naungan Hermina.
Analis CGS International, Jason Chandra, dalam risetnya menyoroti bahwa pembatasan rujukan ke FKRTL oleh BPJS secara langsung berdampak pada menurunnya jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit Medikaloka Hermina. Akibatnya, Jason merevisi proyeksi pertumbuhan pendapatan HEAL menjadi hanya 7%, lebih rendah dari estimasi sebelumnya sebesar 11%.
Fenomena ini bukan hanya terjadi pada HEAL, melainkan cerminan dari tren nasional. Tercatat, hanya 7% kunjungan fasilitas kesehatan primer (FKTP) yang dirujuk ke FKRTL per akhir 2024, sebuah penurunan signifikan dari 9% pada Desember 2023.
Medikaloka Hermina (HEAL) Hadapi Tantangan Target KRIS, Cek Rekomendasi Sahamnya
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, mengamati bahwa apabila tren penurunan rujukan ini berlanjut hingga akhir 2025, volume pasien rawat inap berpotensi tetap terbatas. Kondisi ini secara langsung akan menghambat pertumbuhan pendapatan HEAL, mengingat ketergantungan perusahaan yang cukup tinggi pada layanan FKRTL dan skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Untuk menyiasati tantangan ini, HEAL aktif menjalankan strategi efisiensi biaya operasional. Salah satu fokus utamanya adalah menekan porsi beban gaji dari 29% menjadi sekitar 26% dari pendapatan dalam jangka menengah. Ekky menambahkan, efisiensi juga diarahkan pada pengurangan beban cost of goods sold (COGS) atau biaya langsung layanan medis secara efektif, serta pengelolaan biaya overhead yang lebih optimal tanpa mengorbankan kualitas layanan. Jika target efisiensi ini berhasil direalisasikan, margin operasional dan profitabilitas HEAL diproyeksikan akan menguat.
Astra International (ASII) Tambah 65,29 Juta Saham di Hermina (HEAL)
Selain efisiensi, Jason juga menyoroti langkah ekspansif perseroan dengan penambahan 900 tempat tidur sepanjang tahun 2025, meningkat 11% secara tahunan. Dari jumlah tersebut, 200 tempat tidur berasal dari rumah sakit HEAL baru di Bali dan Salatiga, yang diperkirakan mulai beroperasi pada kuartal IV-2025. Dengan asumsi penambahan tempat tidur dilakukan secara bertahap, Jason memproyeksikan volume rawat inap dan rawat jalan masing-masing dapat tumbuh 6% dan 3%.
Sementara itu, Ekky Topan menilai bahwa inovasi dalam layanan medical check-up dan digitalisasi kanal penjualan juga berpotensi mendongkrak kinerja HEAL hingga akhir tahun. Menutup analisanya, Ekky merekomendasikan “Beli” untuk saham HEAL dengan target harga Rp 1.700. Di sisi lain, Jason Chandra menyarankan “Hold” HEAL dengan target harga Rp 1.330.
PT Medikaloka Hermina (HEAL) diperkirakan menghadapi tekanan pada kuartal II-2025 akibat penurunan rujukan pasien ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) oleh BPJS, yang berdampak pada revisi proyeksi pertumbuhan pendapatan menjadi 7%. Untuk mengatasi tantangan ini, HEAL berfokus pada efisiensi biaya operasional, termasuk menekan beban gaji dan cost of goods sold (COGS), serta optimalisasi biaya overhead.
HEAL juga melakukan ekspansi dengan penambahan 900 tempat tidur, termasuk rumah sakit baru di Bali dan Salatiga, serta inovasi layanan medical check-up dan digitalisasi kanal penjualan. Analis memberikan rekomendasi yang beragam: satu merekomendasikan “Beli” dengan target harga Rp 1.700, sementara yang lain menyarankan “Hold” dengan target harga Rp 1.330.