
MNCDUIT.COM Harga minyak dunia ditutup menguat lebih dari 2% pada Senin (29/12/2025) seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di Ukraina dan kawasan Timur Tengah yang memicu kekhawatiran terhadap pasokan energi global.
Kontrak berjangka Brent naik US$ 1,30 atau 2,1% menjadi US$ 61,94 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat menguat US$ 1,34 atau 2,4% menjadi US$ 58,08 per barel.
Kenaikan harga terjadi setelah Rusia menuduh Ukraina melancarkan serangan drone ke kediaman Presiden Vladimir Putin di wilayah utara Rusia.
Harga Minyak Naik Pasca Serangan Ukraina Menghantam Fasilitas Energi Rusia
Pemerintah Moskow menyatakan akan meninjau kembali posisinya dalam pembicaraan perdamaian. Ukraina membantah klaim tersebut dan menyebut Rusia hanya mencari alasan untuk melakukan serangan lanjutan.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan telah mencapai kemajuan signifikan dalam pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Kedua negara berencana menggelar pertemuan lanjutan pekan depan untuk membahas langkah penghentian perang.
Di sisi lain, pasar minyak juga mencermati kondisi di Yaman. Gelber & Associates dalam catatannya menyebutkan bahwa serangan udara terbaru Arab Saudi di Yaman kembali menyoroti risiko gangguan pasokan.
Koalisi pimpinan Saudi memperingatkan akan menindak setiap manuver militer kelompok separatis di Provinsi Hadramaut yang dapat mengganggu upaya de-eskalasi.
Harga Minyak Naik Senin (29/12) Pagi: Brent ke US$61,21 dan WTI ke US$57,28
Ketegangan meningkat sejak bentrokan yang menewaskan dua anggota pasukan separatis pada Kamis lalu, diikuti serangan udara Saudi ke markas kelompok tersebut pada Jumat pagi, menurut sumber Reuters.
Selain faktor geopolitik, pasar turut terdukung oleh meningkatnya impor minyak mentah China melalui jalur laut yang semakin memperketat pasokan global.
Analis UBS Giovanni Staunovo menyebut harga Brent memiliki batas bawah di sekitar US$60 per barel, dengan potensi pemulihan pada 2026 seiring perlambatan pertumbuhan pasokan dari non-OPEC+.
Pelaku pasar kini menunggu data resmi stok minyak AS untuk pekan yang berakhir 19 Desember. Laporan tersebut dilaporkan mengalami penundaan tanpa adanya jadwal rilis baru.
Harga Minyak Naik 2% Imbas Persediaan AS Turun, Fokus Tertuju pada Perdamaian Ukraina
Hasil jajak pendapat Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun, sementara stok bensin dan distilat berpotensi meningkat.