MNCDUIT.COM JAKARTA. Pasar komoditas energi global dihadapkan pada tekanan signifikan, di mana harga minyak mentah, gas alam, dan batubara kompak melemah pada Kamis (30/10). Penurunan ini dipicu oleh sentimen penting dari Amerika Serikat (AS) dan China yang secara langsung memengaruhi dinamika pasar.
Berdasarkan data Trading Economics yang diakses pada Kamis (30/10) pukul 19.00 WIB, harga minyak mentah WTI misalnya, tergelincir 0,69% secara harian, mencapai level US$ 60,065 per barel. Tak hanya minyak, gas alam juga mengalami koreksi 0,35% menjadi US$ 3,8059 per MMBtu, sementara harga batubara turut melemah 0,34%, berada di US$ 103,9 per ton.
Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo, mengamati bahwa pelemahan harga minyak mentah WTI utamanya disebabkan oleh absennya diskusi isu energi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. “KTT gagal memberikan kejelasan tentang prospek pasokan di tengah pengetatan sanksi AS terhadap perusahaan minyak Rusia,” ujar Sutopo kepada Kontan, Kamis (30/10).
Selain minyak, harga batubara juga tertekan akibat upaya China untuk mengekang kapasitas berlebih melalui kampanye “anti-involusi”. Sutopo melihat kebijakan ini memangkas produksi domestik dan menekan harga, meskipun batubara tetap menjadi komponen vital dalam bauran energi global. Sementara itu, gas alam melemah akibat tingkat penyimpanan yang nyaman dan produksi yang stabil.
Namun, Sutopo menambahkan, ada prospek perubahan dalam waktu dekat. Potensi pergeseran cuaca ke arah yang lebih dingin di bulan November dapat memicu lonjakan permintaan pemanas, yang pada gilirannya berpotensi mendorong kenaikan harga gas alam. Untuk batubara, harganya akan terus dipengaruhi oleh implementasi kebijakan energi China serta kebutuhan listrik global menjelang musim dingin.
Mempertimbangkan dinamika tersebut, Sutopo Widodo memproyeksikan pergerakan harga komoditas energi hingga akhir tahun ini. Ia memperkirakan minyak WTI dapat bergerak fluktuatif di kisaran US$ 60-US$ 68 per barel. Sementara itu, harga batubara diprediksi stabil di sekitar US$ 105 per ton, dan gas alam berpotensi mencapai US$ 3,83-US$ 4,00 per MMBtu.
Prospek di 2026
Melangkah ke tahun 2026, Sutopo memproyeksikan harga komoditas energi secara umum akan berada dalam tekanan. Prediksi ini didasarkan pada ekspektasi normalisasi kondisi pasar dan potensi peningkatan suplai secara global. Secara keseluruhan, Sutopo melihat pasar komoditas energi akan sangat dipengaruhi oleh risiko geopolitik yang berkelanjutan dan perkembangan transisi energi.
Di satu sisi, negara-negara maju berupaya keras mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, di sisi lain, China dan India masih gencar membangun kapasitas batubara mereka. “Hal ini akan menjadi variabel kunci yang menentukan volatilitas harga sepanjang tahun 2026,” kata Sutopo, menyoroti kompleksitas dan ketidakpastian dalam pasar energi global.
Harga komoditas energi global, termasuk minyak mentah WTI, gas alam, dan batubara, kompak melemah pada Kamis (30/10) akibat sentimen dari AS dan China. Penurunan ini terlihat dari minyak WTI yang tergelincir ke US$ 60,065 per barel, gas alam ke US$ 3,8059 per MMBtu, dan batubara ke US$ 103,9 per ton. Pelemahan harga minyak mentah terutama disebabkan absennya isu energi dalam KTT AS-China, sementara batubara tertekan kebijakan “anti-involusi” China, dan gas alam melemah karena tingkat penyimpanan yang nyaman.
Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka, Sutopo Widodo, memproyeksikan harga minyak WTI bergerak fluktuatif di US$ 60-US$ 68 per barel hingga akhir tahun, batubara stabil di sekitar US$ 105 per ton, dan gas alam berpotensi naik ke US$ 3,83-US$ 4,00 per MMBtu. Untuk tahun 2026, Sutopo memperkirakan harga komoditas energi secara umum akan tertekan akibat normalisasi pasar dan peningkatan suplai global. Dinamika pasar juga akan dipengaruhi oleh risiko geopolitik dan kompleksitas transisi energi, di mana negara maju mengurangi ketergantungan fosil, namun China dan India masih gencar membangun kapasitas batubara.