
MNCDUIT.COM – , JAKARTA — Harga buyback emas Antam mencetak rekor baru dengan kenaikan 49,81% hingga Senin (29/9/2025).
Harga buyback emas Antam kembali menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru pada Senin (29/9/2025). Logam Mulia melaporkan harga pembelian kembali oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) berdasarkan ukuran 1 gram menguat Rp7.000 ke Rp2.045.000.
Dengan kenaikan itu, harga buyback emas Antam tercatat telah menguat 49,81% year-to-date (ytd) 2025 atau periode berjalan tahun ini.
: Ramalan Nasib Pergerakan Harga Emas Memasuki Oktober 2025
Sebagaimana diketahui, harga buyback emas Antam melaju kencang sepanjang periode berjalan September 2025. Awal bulan ini, harga masih dibanderol Rp1.858.000.
Buyback emas merupakan transaksi menjual kembali emas, baik dalam bentuk logam mulia, logam batangan, maupun perhiasan. Biasanya, harga yang dibanderol lebih rendah dari harga jual saat itu.
Kendati demikian, buyback emas masih bisa mendatangkan keuntungan apabila terdapat selisih besar antara harga jual dan harga buyback.
Sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017, penjualan kembali emas batangan ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non NPWP). Adapun, PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.
Sebagaimana diketahui, pergerakan harga emas Antam dan harga buyback emas Antam sejalan dengan mahar logam mulia di pasar global.
: : Harga Emas Antam Capai Rekor Lagi Tembus Rp2.198.000 per Gram
Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, harga emas di pasar spot diperdagangkan di level US$3.773,11 per troy ounce pada Senin (29/9/2025) pagi waktu Singapura, hanya terpaut kurang dari US$20 dari rekor tertinggi yang dicapai Selasa lalu.
Sepanjang pekan sebelumnya, harga emas menguat 2% berkat arus masuk dana ke produk ETF berbasis emas dan meningkatnya ketegangan geopolitik, termasuk antara Rusia dan Eropa, yang meningkatkan permintaan aset lindung nilai.
Pada pekan lalu, harga emas dunia ditutup di dekat level tertinggi pada Jumat (26/9/2025). Logam mulia ini mencatat rekor mingguan kelima berturut-turut, dengan harga spot berada di US$3.775,69 per troy ounce, menguat hampir 2,5% dibanding pekan sebelumnya.
Meski indikator teknikal menunjukkan emas berada di wilayah jenuh beli, momentum penguatan tetap sulit diabaikan. Sentimen bullish ditopang pembelian besar-besaran bank sentral, arus masuk ke ETF, serta pencarian alternatif global terhadap dolar AS.
“Harga emas masih berpeluang naik lebih tinggi seiring dunia mencari pengganti dolar,” ujar Co-Portfolio Manager Gabelli Funds Chris Mancini seperti dikutip Kitco Metals.
Data inflasi terbaru juga mendukung tren ini. Indeks PCE inti, yang menjadi indikator inflasi pilihan The Fed, bertahan di 2,9% selama 12 bulan terakhir. Meski masih di atas target, inflasi dianggap terkendali karena perekonomian AS tetap tangguh.
Hal ini memberi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut, bahkan hingga 50 basis poin pada akhir tahun.