
MNCDUIT.COM JAKARTA. Pemegang saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah memberikan restu untuk mengangkat Hans Patuwo sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO).
Hans menggantikan posisi Patrick Walujo. Pergantian pucuk pimpinan GOTO ini telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Desember 2025.
Pemegang saham juga mengangkat Andre Soelistyo dan Santoso Kartono sebagai pengganti posisi komisaris untuk menggantikan Pablo May dan Winato Kartono yang mundur dari kursi jabatannya.
Harga Emas Turun Tertekan Dolar, Investor Tunggu Data Inflasi AS
Senior Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Farras Farhan menilai Patrick telah membangun fondasi kuat dari sisi profitabilitas, tugas Hans selanjutnya ialah akselerasi hingga bottom-line positif.
Menurut dia, pengalaman Hans bersama GOTO termasuk ekstensif. Seperti diketahui, sebelum menjadi direktur utama, Hans mengemban tugas sebagai Chief Operating Officer dan President On-Demand Services (ODS).
“Hans pernah memimpin Gojek dan GoPay, yang menjadi mesin utama GOTO untuk pertumbuhan dan profitabilitas sehingga dia orang yang tepat karena sudah memahami bisnis model GOTO,” jelasnya, Kamis (18/12).
Farras berharap dengan ditunjuknya Hans sebagai bos baru perusahaan teknologi terbesar di Indonesia tersebut akan menjadi sentimen positif, apalagi fokus Hans ke depan adalah mendorong eksekusi strategi jangka panjang.
Menilik kinerja GOTO sepanjang Januari–September 2025, GOTO mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 11,66 triliun. Ini tumbuh 11% secara tahunan dari Rp 10,51 triliun.
Menilik Aksi Profit Taking di Tengah Laju Kencang IHSG Sepanjang 2025
Adapun rugi bersih GOTO berhasil menyusut sekitar 55% secara tahunan atau year on year (yoy). Pada periode yang sama di 2023, rugi bersih emiten teknologi ini mencapai Rp 9,59 triliun.
EBITDA Grup yang disesuaikan mencapai rekor tertinggi sebesar Rp 5416 miliar selama periode Juni–September 2025. Jika ditarik lebih jauh lagi, EBITDA Grup yang disesuaikan GOTO mencapai Rp 1,3 triliun di periode Januari–September 2025.